28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:26 AM WIB

Hanya Raih Perak di Asian Para Games, Ini Ungkapan Menyentuh Widiasih…

DENPASAR – Permintaan maaf terus mengalir dari mulut Ni Nengah Widiasih. Padahal, dia mampu mempersembahkan medali perak

untuk kontingen Indonesia di cabor powerlifting kelas 41 kg Asian Para Games 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Minggu siang kemarin (7/10).

Paralifter asal Karangasem ini berhasil mencatatkan angkatan seberat 97 kg. Sedangkan peraih medali emas adalah paralifter asal Tiongkok yang juga merupakan musuh bebuyutannya Cui Zhe dengan total angkatan seberat 100 kg.

Medali perunggu diraih oleh paralifter asal Suriah, Noura Baddour. “Terimakasih banyak Indonesia karena telah memberikan semangat yang luar biasa bagi saya.

Tapi, saya mohon maaf belum bisa memberikan medali emas untuk Indonesia. Tetapi percayalah, saya sudah berjuang maksimal.

Saya senang dan sedih. Tetapi medali perak adalah pemberian terbaik Tuhan untuk saya,” tutur Widiasih saat diwawancarai kemarin.

Sebenarnya, peraih medali perunggu Paralimpiade Rio 2016 ini bisa meraih medali emas. Tapi, angkatan kedua dan terakhirnya tidak disahkan oleh juri dan itu membuat dia dan pelatihnya kecewa.

Di angkatan terakhir, Widiasih mencoba untuk mengangkat beban seberat 101 kg namun gagal.

“Angkatan terakhir saya sudah maksimal. Tapi, wasit berkata lain. Bukan saya saja yang kecewa, tetapi semua juga pasti kecewa.

Sekali lagi saya mohon maaf dan next time saya janji akan berusaha memberikan yang lebih lagi untuk Indonesia.

Rasa kecewa saya hari ini akan saya jadikan motivasi untuk di kejuaraan-kejuaraan selanjutnya,” bebernya.

Selain itu, Widiasih mengaku jika masih mengalami sakit pada bahunya. Ini yang membuat angkatannya juga tidak terlalu maksimal.

“Tadi ngilu luar biasa. Sebelum ke panggung, saya sudah disemprot cairan penahan rasa sakit. Di angkatan kedua, ngilunya lebih parah lagi. Tapi beruntung saya masih bisa menyelesaikan semuanya,” pungkasnya.

 

DENPASAR – Permintaan maaf terus mengalir dari mulut Ni Nengah Widiasih. Padahal, dia mampu mempersembahkan medali perak

untuk kontingen Indonesia di cabor powerlifting kelas 41 kg Asian Para Games 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Minggu siang kemarin (7/10).

Paralifter asal Karangasem ini berhasil mencatatkan angkatan seberat 97 kg. Sedangkan peraih medali emas adalah paralifter asal Tiongkok yang juga merupakan musuh bebuyutannya Cui Zhe dengan total angkatan seberat 100 kg.

Medali perunggu diraih oleh paralifter asal Suriah, Noura Baddour. “Terimakasih banyak Indonesia karena telah memberikan semangat yang luar biasa bagi saya.

Tapi, saya mohon maaf belum bisa memberikan medali emas untuk Indonesia. Tetapi percayalah, saya sudah berjuang maksimal.

Saya senang dan sedih. Tetapi medali perak adalah pemberian terbaik Tuhan untuk saya,” tutur Widiasih saat diwawancarai kemarin.

Sebenarnya, peraih medali perunggu Paralimpiade Rio 2016 ini bisa meraih medali emas. Tapi, angkatan kedua dan terakhirnya tidak disahkan oleh juri dan itu membuat dia dan pelatihnya kecewa.

Di angkatan terakhir, Widiasih mencoba untuk mengangkat beban seberat 101 kg namun gagal.

“Angkatan terakhir saya sudah maksimal. Tapi, wasit berkata lain. Bukan saya saja yang kecewa, tetapi semua juga pasti kecewa.

Sekali lagi saya mohon maaf dan next time saya janji akan berusaha memberikan yang lebih lagi untuk Indonesia.

Rasa kecewa saya hari ini akan saya jadikan motivasi untuk di kejuaraan-kejuaraan selanjutnya,” bebernya.

Selain itu, Widiasih mengaku jika masih mengalami sakit pada bahunya. Ini yang membuat angkatannya juga tidak terlalu maksimal.

“Tadi ngilu luar biasa. Sebelum ke panggung, saya sudah disemprot cairan penahan rasa sakit. Di angkatan kedua, ngilunya lebih parah lagi. Tapi beruntung saya masih bisa menyelesaikan semuanya,” pungkasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/