25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:24 AM WIB

Kalah di Interior, Soal Lapangan Boleh Diadu dengan Stadion di Jawa

DENPASAR–Stadion Ngurah Rai dan Stadion Kompyang Sujana masih banyak catatan saat menggelar Liga 1 2021/2022. Yang menjadi catatan tentu saja infrastruktur penunjang seperti ruang ganti di Stadion Ngurah Rai dan tidak adanya ruang medis, ruang media, ruang ganti wasit, dan sebagainya di Kompyang Sujana.

 

Bahkan, Kompyang Sujana memakai beberapa tenda di luar stadion. Tapi soal kondisi lapangan, kedua stadion boleh diadu dengan stadion lain di Pulau Jawa dan daerah lain.

 

Buktinya, saat hujan yang terjadi cukup lama tidak membuat lapangan tergenang air. Alur bola pun berjalan seperti biasa meskipun Pelatih Barito Putera Rahmat Darmawan mengakui jika para pemainnya sedikit berat berlari karena curah hujan yang cukup tinggi.

 

Rasa bangga pun dirasakan I Made Pasek Wijaya. Pelatih Bali United U-18 sekaligus ayah dari bek kanan Bali United I Made Andhika Wijaya yang kebetulan menyaksikan langsung pertandingan Bali United kontra Barito di Ngurah Rai. Dia juga sempat bertemu dengan CEO Bali United Yabes Tanuri sebelum pertandingan.

 

Dia sadar jika Bali sebagai tuan rumah seri keempat dan mungkin seri kelima Liga 1 2021/2022 masih dapat kritikan deras. “Apa yang dikritik Aji (Pelatih Persebaya Surabaya) yang mengatakan ruang ganti sempit dan kurang nyaman, kita maklumi saja. Ini loh situasi sepak bola Indonesia sekarang. Bali ini daerah kecil. Tapi Bali bisa kok menggelar Liga 1 dengan tiga stadion dengan kondisi lapangan yang representatif,” tegas peraih gelar Pelatih Terbaik di EPA Liga 1 U-18 tersebut.

 

“Belum tentu di daerah lain kondisi lapangannya seperti di Bali. Memang ruang ganti dan fasilitas penunjang lain sangat penting. Tapi yang utama dalam sepak bola adalah kualitas lapangan. Lihat itu kondisi di Ngurah Rai, alur bola lancar-lancar saja. Beda dengan Stadion Dipta sebelum renovasi. Masih ada genangan kalau hujan. Yang penting harus ada koreksi agar bisa berjalan dengan baik kedepannya,” tutup Pasek. 

DENPASAR–Stadion Ngurah Rai dan Stadion Kompyang Sujana masih banyak catatan saat menggelar Liga 1 2021/2022. Yang menjadi catatan tentu saja infrastruktur penunjang seperti ruang ganti di Stadion Ngurah Rai dan tidak adanya ruang medis, ruang media, ruang ganti wasit, dan sebagainya di Kompyang Sujana.

 

Bahkan, Kompyang Sujana memakai beberapa tenda di luar stadion. Tapi soal kondisi lapangan, kedua stadion boleh diadu dengan stadion lain di Pulau Jawa dan daerah lain.

 

Buktinya, saat hujan yang terjadi cukup lama tidak membuat lapangan tergenang air. Alur bola pun berjalan seperti biasa meskipun Pelatih Barito Putera Rahmat Darmawan mengakui jika para pemainnya sedikit berat berlari karena curah hujan yang cukup tinggi.

 

Rasa bangga pun dirasakan I Made Pasek Wijaya. Pelatih Bali United U-18 sekaligus ayah dari bek kanan Bali United I Made Andhika Wijaya yang kebetulan menyaksikan langsung pertandingan Bali United kontra Barito di Ngurah Rai. Dia juga sempat bertemu dengan CEO Bali United Yabes Tanuri sebelum pertandingan.

 

Dia sadar jika Bali sebagai tuan rumah seri keempat dan mungkin seri kelima Liga 1 2021/2022 masih dapat kritikan deras. “Apa yang dikritik Aji (Pelatih Persebaya Surabaya) yang mengatakan ruang ganti sempit dan kurang nyaman, kita maklumi saja. Ini loh situasi sepak bola Indonesia sekarang. Bali ini daerah kecil. Tapi Bali bisa kok menggelar Liga 1 dengan tiga stadion dengan kondisi lapangan yang representatif,” tegas peraih gelar Pelatih Terbaik di EPA Liga 1 U-18 tersebut.

 

“Belum tentu di daerah lain kondisi lapangannya seperti di Bali. Memang ruang ganti dan fasilitas penunjang lain sangat penting. Tapi yang utama dalam sepak bola adalah kualitas lapangan. Lihat itu kondisi di Ngurah Rai, alur bola lancar-lancar saja. Beda dengan Stadion Dipta sebelum renovasi. Masih ada genangan kalau hujan. Yang penting harus ada koreksi agar bisa berjalan dengan baik kedepannya,” tutup Pasek. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/