25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:55 AM WIB

Puluhan Seniman Mural Tuangkan Kritik Lingkungan di Tembok Buleleng

SINGARAJA – Seniman-seniman mural dari beberapa kota di Indonesia, melangsungkan aksi live mural.

Mereka menuangkan kritik dan kegelisahan terkait pengelolaan lingkungan yang terjadi di Indonesia. Aksi live mural itu dilangsungkan di Sekretariat Yayasan Manik Bumi.

Total ada 27 orang seniman dari 12 kelompok mural yang terlibat dalam aksi tersebut. Para seniman itu datang dari sejumlah kota di Indonesia.

Seperti Bogor, Magelang, Bandung, Padang, serta tuan rumah Bali. Mereka menuangkan ide dan kreatifitasnya pada sebidang tembok berukuran 3×4 meter.

Para seniman akan menggarap media tembok itu, hingga Jumat (14/2) mendatang. Para seniman yang terlibat dalam aksi live mural itu sebelumnya sudah melalui proses kuratorial yang cukup ketat.

“Sebelum mereka melakukan live mural, sebenarnya mereka sudah mengirimkan konsep ide dan karya sejak Oktober 2019 lalu.

Kemudian kami pilih 12 karya terbaik dan kami undang untuk melakukan live mural,” kata Ketua Yayasan Manik Bumi, Juli Wirahmini.

Menurut Juli, karya-karya yang ditampilkan dalam mural, lebih banyak mengangkat tema tentang kesetiakawanan dalam merawat bumi.

Tema itu sengaja dipilih, sebab merawat bumi tidak bisa dilakukan orang per orang. Melainkan harus melibatkan seluruh komponen masyarakat yang ada.

“Kami ingin lewat mural ini ada pesan yang tersampaikan. Bahwa merawat bumi itu harus dikerjakan bersama

dan dilakukan secara ikhlas. Kami berharap ini bisa membuka wawasan, minimal bagi relawan kami sendiri,” ungkap Juli.

Selain melibatkan komunitas mural dari beberapa kota di Indonesia, aksi live mural itu juga melibatkan Komunitas Mural Taring Babi.

Personil dari Marjinal – band anarcho punk Indonesia – yakni Bobby dan Mike juga turut terlibat dalam aksi mural tersebut. 

SINGARAJA – Seniman-seniman mural dari beberapa kota di Indonesia, melangsungkan aksi live mural.

Mereka menuangkan kritik dan kegelisahan terkait pengelolaan lingkungan yang terjadi di Indonesia. Aksi live mural itu dilangsungkan di Sekretariat Yayasan Manik Bumi.

Total ada 27 orang seniman dari 12 kelompok mural yang terlibat dalam aksi tersebut. Para seniman itu datang dari sejumlah kota di Indonesia.

Seperti Bogor, Magelang, Bandung, Padang, serta tuan rumah Bali. Mereka menuangkan ide dan kreatifitasnya pada sebidang tembok berukuran 3×4 meter.

Para seniman akan menggarap media tembok itu, hingga Jumat (14/2) mendatang. Para seniman yang terlibat dalam aksi live mural itu sebelumnya sudah melalui proses kuratorial yang cukup ketat.

“Sebelum mereka melakukan live mural, sebenarnya mereka sudah mengirimkan konsep ide dan karya sejak Oktober 2019 lalu.

Kemudian kami pilih 12 karya terbaik dan kami undang untuk melakukan live mural,” kata Ketua Yayasan Manik Bumi, Juli Wirahmini.

Menurut Juli, karya-karya yang ditampilkan dalam mural, lebih banyak mengangkat tema tentang kesetiakawanan dalam merawat bumi.

Tema itu sengaja dipilih, sebab merawat bumi tidak bisa dilakukan orang per orang. Melainkan harus melibatkan seluruh komponen masyarakat yang ada.

“Kami ingin lewat mural ini ada pesan yang tersampaikan. Bahwa merawat bumi itu harus dikerjakan bersama

dan dilakukan secara ikhlas. Kami berharap ini bisa membuka wawasan, minimal bagi relawan kami sendiri,” ungkap Juli.

Selain melibatkan komunitas mural dari beberapa kota di Indonesia, aksi live mural itu juga melibatkan Komunitas Mural Taring Babi.

Personil dari Marjinal – band anarcho punk Indonesia – yakni Bobby dan Mike juga turut terlibat dalam aksi mural tersebut. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/