26.4 C
Jakarta
25 April 2024, 8:26 AM WIB

Menolak Punah, Vokalis Death Harmony Buka Lapak di Karangasem

AMLAPURA – Seni musik dijaman digital sekarang ini juga harus berbenah. Cara mereka memperkenalkan dan menjual album beda dengan yang lama.

Di mana pada zaman ini rilisan fisik dianggap tidak terlalu penting lagi. Ini karena sebagian warga masyarakat sudah dimanjakan dengan perkembangan dan rilisan musik secara digital.

Hanya saja tidak semua pemusik  bisa menerima ini. Ada juga beberapa pemusik yang tetap bertahan dengan pola lama. Mereka juga tidak mau punah.

Salah satunya adalah Komang Pahing yang biasa disapa Norjik. Norjik sendiri adalah salah satu pelaku musik ekstrim di Bali.

Norjik adalah seorang vokalis band metal asal Singaraja Death Harmony. Norjik sendiri tidak ingin rilisan fisik musik metal punah.

Karena itu dirinya mencoba bertahan dengan membuka lapak band metal. Ini dilakukan di Karangasem tepatnya jalan Untung Surapati depan GOR Gunung Agung Amlapura.

Saat ditemui Jawa Pos Radar Bali, pria berambut gondrong ini menceritakan awal mulanya berkenalan dengan musik ekstrim.

Warna musik ini diakui sangat disukai sampai saat ini. Dia mulai kenal jenis musik ini tahun 1994. Dia awalnya mendengar dari radio yang khusus menyiarkan musik jenis ini.

Saking sukanya sampai saat ini dia bertahan memperkenalkan rilisan fisik musik metal termasuk CD. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuka lapak metal Indogrind Karangasem.

Dia menjual mulai dari pernak pernik music metal dan juga poster band metal dan yang lainya yang berbau metal.

Dirinya mengaku senang dalam kondisi saat ini masih bisa memiliki stok rilisan fisik musik metal. Ini dia dapatkan karena bantuan seorang teman yang juga dedengkot metalhead I Nyoman Sastrawan.

Sastrawan mengaku yang membimbingnya agar melestarikan rilisan fisik musik metal. Sehingga muncul gagasan untuk membuat lapak.

Sekalipun saat ini memang kurang menjanjikan, namun dirinya yakin kedepan akan dilirik kaum milenial. “Saya yakin satu saat nanti akan dilirik kaum milenial,” ujarnya.

Di Bali termasuk Karangasem masih ada komunitas musik yang masih aktif. Di antaranya adalah komunitas Batan Nyuh Metalcore.

Komunitas seperti inilah yang akan menjadi cikal bekal untuk melestarikan rilisan fisik musik. Saat ini memang agak sepi peminat, namun dirinya akan mencoba bertahan.

Pada prinsipnya usaha yang dia bangun ini akan terus dipertahankan dengan konsep awal. “Saya ingat kata pengusaha terkenal, kalau tidak bisa menjadi yang pertama, jadilah yang berbeda,” ujarnya.

Lapak yang dia buka saat ini adalah beda dan kemungkinan satu satunya di Karangasem. 

AMLAPURA – Seni musik dijaman digital sekarang ini juga harus berbenah. Cara mereka memperkenalkan dan menjual album beda dengan yang lama.

Di mana pada zaman ini rilisan fisik dianggap tidak terlalu penting lagi. Ini karena sebagian warga masyarakat sudah dimanjakan dengan perkembangan dan rilisan musik secara digital.

Hanya saja tidak semua pemusik  bisa menerima ini. Ada juga beberapa pemusik yang tetap bertahan dengan pola lama. Mereka juga tidak mau punah.

Salah satunya adalah Komang Pahing yang biasa disapa Norjik. Norjik sendiri adalah salah satu pelaku musik ekstrim di Bali.

Norjik adalah seorang vokalis band metal asal Singaraja Death Harmony. Norjik sendiri tidak ingin rilisan fisik musik metal punah.

Karena itu dirinya mencoba bertahan dengan membuka lapak band metal. Ini dilakukan di Karangasem tepatnya jalan Untung Surapati depan GOR Gunung Agung Amlapura.

Saat ditemui Jawa Pos Radar Bali, pria berambut gondrong ini menceritakan awal mulanya berkenalan dengan musik ekstrim.

Warna musik ini diakui sangat disukai sampai saat ini. Dia mulai kenal jenis musik ini tahun 1994. Dia awalnya mendengar dari radio yang khusus menyiarkan musik jenis ini.

Saking sukanya sampai saat ini dia bertahan memperkenalkan rilisan fisik musik metal termasuk CD. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuka lapak metal Indogrind Karangasem.

Dia menjual mulai dari pernak pernik music metal dan juga poster band metal dan yang lainya yang berbau metal.

Dirinya mengaku senang dalam kondisi saat ini masih bisa memiliki stok rilisan fisik musik metal. Ini dia dapatkan karena bantuan seorang teman yang juga dedengkot metalhead I Nyoman Sastrawan.

Sastrawan mengaku yang membimbingnya agar melestarikan rilisan fisik musik metal. Sehingga muncul gagasan untuk membuat lapak.

Sekalipun saat ini memang kurang menjanjikan, namun dirinya yakin kedepan akan dilirik kaum milenial. “Saya yakin satu saat nanti akan dilirik kaum milenial,” ujarnya.

Di Bali termasuk Karangasem masih ada komunitas musik yang masih aktif. Di antaranya adalah komunitas Batan Nyuh Metalcore.

Komunitas seperti inilah yang akan menjadi cikal bekal untuk melestarikan rilisan fisik musik. Saat ini memang agak sepi peminat, namun dirinya akan mencoba bertahan.

Pada prinsipnya usaha yang dia bangun ini akan terus dipertahankan dengan konsep awal. “Saya ingat kata pengusaha terkenal, kalau tidak bisa menjadi yang pertama, jadilah yang berbeda,” ujarnya.

Lapak yang dia buka saat ini adalah beda dan kemungkinan satu satunya di Karangasem. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/