SINGARAJA – Dokter Ketut Putra Sedana yang akrab disapa Dokter Caput kembali terpilih secara aklamasi menakhodai Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki) Buleleng periode 2020-2024. Dokter Caput terpilih pada Muskab Pengkab Forki Buleleng yang dilaksanakan di ruang rapat KONI.
Dokter Ketut Putra Sedana usai Muskab mengatakan, setelah dipilih secara aklamasi ke depan pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasi karate di Buleleng.
”Kemarin kita juara umum di Porprov. Ini membanggakan, dan kita akan evaluasi dan tingkatkan untuk ke depan sehingga bisa membawa Buleleng ke kancah nasional bahkan internasional,” ujarnya Selasa, (20/10).
Dalam waktu dekat, Dokter Caput juga akan menyusun kepengurusan yang ditarget selesai selama seminggu ke depan. Setelah pembentukan pengurusan pihaknya akan program kegiatan penyusunan kerja.
“Dari program kerja ini kita akan berpijak untuk kedepannya. Saya yakin potensi atlet di Buleleng sangat luar biasa” sambungnya
Sementara itu, Ketua Harian Forki Bali Gede Kusuma Jaya berharap, pengurus yang terpilih akan mampu menata organisasi semakin baik serta mampu melahirkan atlet berprestasi. Serta dapat membanggkaan karate di masyarakat buleleng.
“Agar karateka di Buleleng tetap memegang teguh sumpah karate agar nantinya tumbuh karateka sejati yang berakhlak tinggi.” singkatnya
Di tempat yang sama, Ketua Umum KONI Buleleng Nyoman Arta Widnyana mengatakan, pihaknya mengapresiasi prestasi setiap masing-masing cabang olahraga di bawah naungan KONI. Selain itu setiap cabang olah raga dan atlet berprestasi akan selalu diberikan penghargaan dalam bentuk kebijakan anggaran.
“Kalau parameter prestasinya meningkat, kita akan dongkrak dari segi anggaran, ini selalu kita terapkan agar memacu prestasi di setiap cabang olah raga” ujarnya
Saat ini, pihaknya sudah memberikan 17 cabang olah raga (cabor) yang sudah diberikan pembinaan sejak bulan agustus 2020. Untuk tahap kedua 17 cabang olahraga juga akan direncanakan untuk dibuka pembinaan.
Namun khusus untuk cabang olah raga bela diri pihaknya belum bisa memastikan pembinaan lantaran cabang olahraga ini berpotensi penularan Covid-19 karena harus kontak langsung setiap individu. Ke depan pihaknya akan melihat perkembangan Covid-19 untuk dilakukan evaluasi.