28.2 C
Jakarta
17 September 2024, 2:10 AM WIB

Nasib Liga 3 2020 Regional Bali Masih Abu-abu

DENPASAR – Senin sore lalu (22/6), Asprov PSSI Bali beserta 33 Asprov PSSI dari provinsi lainnya, menggelar rapat daring dengan PSSI Pusat yang dipimpin langsung oleh Ketum PSSI Moch Iriawan.

Rapat kali ini membahas mengenai pelaksanaan Liga 3 2020. Dari hasil rapat kemarin, PSSI Pusat sepertinya tidak mempermasalahkan daerah untuk menggelar Liga 3 Regional. 

Hanya saja sebagian besar Asprov PSSI lebih memilih menunggu keputusan lebih lanjut dari PSSI Pusat.

Istilahnya hampir sebagian besar Asprov masih bersikap abu-abu. Jika menggelar kompetisi, jelas ada konsekuensinya. 

Salah satu konsekuensi yang harus dilakukan adalah biaya operasional dari masing-masing klub termasuk Asprov PSSI yang membengkak.

Pasalnya, PSSI Pusat mewajibkan untuk mengikuti protokol kesehatan jika daerah ingin menggelar Liga 3. 

Selasa kemarin (23/6), Ketum Asprov PSSI Bali I Ketut Suardana memilih sikap untuk berada diporos tengah.

Bali sendiri memilih untuk tidak menentukan sikap apakah ingin tetap menggelar Liga 3 musim ini atau justru menolak. 

“Sebagian besar daerah masih ragu-ragu karena tidak pastian situasi. Tapi ada juga yang bersikap menolak dan yang setuju sambil melihat situasi kedepannya,” terang Suardana.

“Saya melihat, Bali untuk saat ini masih berada di zona kuning kan? Dalam situasi seperti sekarang ini, klub-klub yang ada dibawah naungan PSSI Bali 

masih belum bergerak. Intinya alasan kesehatan menjadi faktor utama,” tambah mantan Manajer Persegi Gianyar tersebut.

Itu baru satu alasan saja mengapa pihaknya masih enggan untuk menentukan sikap. Alasan lainnya tentu dari sisi ekonomi. 

Hampir sebagian besar pemilik klub yang ada di Bali adalah pengusaha. Ada beberapa juga yang berkecimpung di dunia pariwisata.

Melihat situasi seperti ini, sangat tidak mungkin jika harus menggelar Liga 3. “Mereka (pemilik klub) mungkin saja kelimpungan dengan kondisi ekonomi saat ini. 

Kalau dipaksakan untuk menggelar Liga 3, tidak akan berdaya. Bisa saja beberapa klub yang siap. Tapi klub lain, mungkin saja tidak siap,” tegas pria asal Ubud tersebut.

Asprov PSSI Bali dalam waktu dekat ini akan melakukan sosialisasi dengan klub-klub dibawah naungannya. Dia juga ingin meminta masukan dari klub-klub mengenai Liga 3 musim ini. 

“Kami harus melihat kondisi realistis yang ada di Bali. Nanti kami akan sosialisasikan ke klub-klub,” tuturnya.

DENPASAR – Senin sore lalu (22/6), Asprov PSSI Bali beserta 33 Asprov PSSI dari provinsi lainnya, menggelar rapat daring dengan PSSI Pusat yang dipimpin langsung oleh Ketum PSSI Moch Iriawan.

Rapat kali ini membahas mengenai pelaksanaan Liga 3 2020. Dari hasil rapat kemarin, PSSI Pusat sepertinya tidak mempermasalahkan daerah untuk menggelar Liga 3 Regional. 

Hanya saja sebagian besar Asprov PSSI lebih memilih menunggu keputusan lebih lanjut dari PSSI Pusat.

Istilahnya hampir sebagian besar Asprov masih bersikap abu-abu. Jika menggelar kompetisi, jelas ada konsekuensinya. 

Salah satu konsekuensi yang harus dilakukan adalah biaya operasional dari masing-masing klub termasuk Asprov PSSI yang membengkak.

Pasalnya, PSSI Pusat mewajibkan untuk mengikuti protokol kesehatan jika daerah ingin menggelar Liga 3. 

Selasa kemarin (23/6), Ketum Asprov PSSI Bali I Ketut Suardana memilih sikap untuk berada diporos tengah.

Bali sendiri memilih untuk tidak menentukan sikap apakah ingin tetap menggelar Liga 3 musim ini atau justru menolak. 

“Sebagian besar daerah masih ragu-ragu karena tidak pastian situasi. Tapi ada juga yang bersikap menolak dan yang setuju sambil melihat situasi kedepannya,” terang Suardana.

“Saya melihat, Bali untuk saat ini masih berada di zona kuning kan? Dalam situasi seperti sekarang ini, klub-klub yang ada dibawah naungan PSSI Bali 

masih belum bergerak. Intinya alasan kesehatan menjadi faktor utama,” tambah mantan Manajer Persegi Gianyar tersebut.

Itu baru satu alasan saja mengapa pihaknya masih enggan untuk menentukan sikap. Alasan lainnya tentu dari sisi ekonomi. 

Hampir sebagian besar pemilik klub yang ada di Bali adalah pengusaha. Ada beberapa juga yang berkecimpung di dunia pariwisata.

Melihat situasi seperti ini, sangat tidak mungkin jika harus menggelar Liga 3. “Mereka (pemilik klub) mungkin saja kelimpungan dengan kondisi ekonomi saat ini. 

Kalau dipaksakan untuk menggelar Liga 3, tidak akan berdaya. Bisa saja beberapa klub yang siap. Tapi klub lain, mungkin saja tidak siap,” tegas pria asal Ubud tersebut.

Asprov PSSI Bali dalam waktu dekat ini akan melakukan sosialisasi dengan klub-klub dibawah naungannya. Dia juga ingin meminta masukan dari klub-klub mengenai Liga 3 musim ini. 

“Kami harus melihat kondisi realistis yang ada di Bali. Nanti kami akan sosialisasikan ke klub-klub,” tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/