33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:46 PM WIB

Dianggap Olahraga Keras, PJSI Buleleng Kesulitan Regenerasi Judoka

SINGARAJA – Cabang olahraga judo rupanya masih mengalami kesulitan melakukan pengembangan.

Buktinya Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Buleleng, mengalami kesulitan melakuan regenerasi judoka karena minat masyarakat yang minim.

Selama ini olahraga bantingan itu memang lekat dengan olahraga yang keras. Padahal olahraga ini tergolong cukup aman.

Meski begitu, butuh waktu yang panjang bagi para pemula untuk dapat berlatih teknik. Biasanya mereka akan diajari teknik jatuh, sebelum diajari teknik melakukan bantingan.

Ketua Umum PJSI Buleleng, Made Arya Sukerta mengatakan, selama ini pihaknya cukup sulit merekrut judoka-judoka baru.

Sebab stigma masyarakat terhadap olahraga judo belum sepenuhnya berubah. “Selama ini kita sulit merekrut anggota. Masyarakat beranggapan judo ini olahraga keras. Padahal semua itu ada tekniknya,” kata Arya.

Untuk itu pihaknya pun berupaya mengenalkan olahraga judo lebih luas lewat ajang Kejuaraan Kabupaten. Kejuaraan itu digelar di Dojo SPN Singaraja.

Selain menjadi ajang pengenalan olahraga judo pada masyarakat, kejuaraan itu juga menjadi ajang pemanasan jelang Porprov Bali 2019 di Tabanan.

“Kami harap lewat kejuaraan ini masyarakat bisa mengubah persepsi mereka tentang olahraga judo. Apalagi banyak judoka-judoka Bali yang berprestasi di tingkat nasional,” imbuhnya.

Untuk diketahui, kejuaraan judo terbuka di Buleleng diikuti oleh enam kabupaten. Meliputi Buleleng, Badung, Karangasem, Tabanan, Jembrana, dan Banyuwangi.

Total ada 240 orang atlet yang ikut ambil bagian pada kejuaraan ini. 

SINGARAJA – Cabang olahraga judo rupanya masih mengalami kesulitan melakukan pengembangan.

Buktinya Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Buleleng, mengalami kesulitan melakuan regenerasi judoka karena minat masyarakat yang minim.

Selama ini olahraga bantingan itu memang lekat dengan olahraga yang keras. Padahal olahraga ini tergolong cukup aman.

Meski begitu, butuh waktu yang panjang bagi para pemula untuk dapat berlatih teknik. Biasanya mereka akan diajari teknik jatuh, sebelum diajari teknik melakukan bantingan.

Ketua Umum PJSI Buleleng, Made Arya Sukerta mengatakan, selama ini pihaknya cukup sulit merekrut judoka-judoka baru.

Sebab stigma masyarakat terhadap olahraga judo belum sepenuhnya berubah. “Selama ini kita sulit merekrut anggota. Masyarakat beranggapan judo ini olahraga keras. Padahal semua itu ada tekniknya,” kata Arya.

Untuk itu pihaknya pun berupaya mengenalkan olahraga judo lebih luas lewat ajang Kejuaraan Kabupaten. Kejuaraan itu digelar di Dojo SPN Singaraja.

Selain menjadi ajang pengenalan olahraga judo pada masyarakat, kejuaraan itu juga menjadi ajang pemanasan jelang Porprov Bali 2019 di Tabanan.

“Kami harap lewat kejuaraan ini masyarakat bisa mengubah persepsi mereka tentang olahraga judo. Apalagi banyak judoka-judoka Bali yang berprestasi di tingkat nasional,” imbuhnya.

Untuk diketahui, kejuaraan judo terbuka di Buleleng diikuti oleh enam kabupaten. Meliputi Buleleng, Badung, Karangasem, Tabanan, Jembrana, dan Banyuwangi.

Total ada 240 orang atlet yang ikut ambil bagian pada kejuaraan ini. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/