29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:25 AM WIB

Viral Dimana-mana, Dayu Diastini Paparkan Arti Rejang Renteng

GIANYAR – Sebanyak 160 Anggota PKK di Gianyar mengikuti sosialisasi dan pelatihan tari rejang renteng.

Tari yang dulu hampir punah, kini mampu membius masyarakat Bali. Namun, tidak banyak dari ibu-ibu yang tidak tahu sejarah tarian tersebut.

Bahkan, ada yang mengira tarian rejang renteng termasuk tari kreasi baru.

Melihat fenomena ini Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, bekerja sama dengan PKK Kabupaten Gianyar mengadakan sosialisasi dan pelatihan tari rejang renteng di Ruang Sidang Utama Kantor Bupati Gianyar kemarin.

Narasumber yang juga pegiat rejang renteng, Ida Ayu Made Diastini, menyatakan tari sakral itu berawal dari Banjar Adat Saren, Desa Pakraman Mujaning Tembeling, Desa Dinas Batumadeg,Dusun Saren Satu, Kecamatan Nusa Penida.

“Pada tahun 1999 tarian ini berhasil dikembangkan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dalam upaya pemerintah melestarikan tarian langka,” ujarnya.

Dayu Diastini menambahkan, koreografi tari rejang renteng ini merupakan pengembangan dari gerakan-gerakan asli tari renteng yang digabungkan dengan beberapa elemen gerakan yang ada pada tari mendet.

Tari rejang renteng kini berfungsi sebagai tari wali saat piodalan di pura. Baik piodalan alit atau tingkat kecil,madya atau sedang dan ageng atau besar.

“Kini tari rejang renteng berfungsi sebagai tari wali, artinya dapat ditarikan pada saat piodalan di pura,” ujar Diastini. Namun tari rejang renteng juga dapat dilombakan. “Asal berkaitan dengan piodalan atau wali di pura,” jelasnya.

Untuk busana para penari, kata Diastini, memang diharuskan memakai kebaya putih polos lengan panjang, selendang kuning, dan kain cepuk tenunan kuning.

Warna putih pada kain kebaya mengandung filosofi bahwa badan manusia itu sakral sehingga perlu dijaga dari hal-hal yang tidak baik.

Ketua PKK Gianyar, Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra menyatakan sejak dua tahun terakhir tari rejang renteng sudah mulai menggeliat.

Pihaknya sudah mulai menyosialisasikan tarian ini melalui PKK hingga ke banjar-banjar. “Namun memang tidak dapat dipungkiri selama ini kita hanya bisa menarikan, namun tidak mengetahui sejarah dan makna dari tarian tersebut,” jelasnya.

Melalui sosialisasi kali ini, pihaknya berharap peserta dapat belajar. “Sekarang saatnya sama-sama belajar, bagaimana sejarah dan makna dari tarian rejang renteng,” tukasnya. 

GIANYAR – Sebanyak 160 Anggota PKK di Gianyar mengikuti sosialisasi dan pelatihan tari rejang renteng.

Tari yang dulu hampir punah, kini mampu membius masyarakat Bali. Namun, tidak banyak dari ibu-ibu yang tidak tahu sejarah tarian tersebut.

Bahkan, ada yang mengira tarian rejang renteng termasuk tari kreasi baru.

Melihat fenomena ini Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, bekerja sama dengan PKK Kabupaten Gianyar mengadakan sosialisasi dan pelatihan tari rejang renteng di Ruang Sidang Utama Kantor Bupati Gianyar kemarin.

Narasumber yang juga pegiat rejang renteng, Ida Ayu Made Diastini, menyatakan tari sakral itu berawal dari Banjar Adat Saren, Desa Pakraman Mujaning Tembeling, Desa Dinas Batumadeg,Dusun Saren Satu, Kecamatan Nusa Penida.

“Pada tahun 1999 tarian ini berhasil dikembangkan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dalam upaya pemerintah melestarikan tarian langka,” ujarnya.

Dayu Diastini menambahkan, koreografi tari rejang renteng ini merupakan pengembangan dari gerakan-gerakan asli tari renteng yang digabungkan dengan beberapa elemen gerakan yang ada pada tari mendet.

Tari rejang renteng kini berfungsi sebagai tari wali saat piodalan di pura. Baik piodalan alit atau tingkat kecil,madya atau sedang dan ageng atau besar.

“Kini tari rejang renteng berfungsi sebagai tari wali, artinya dapat ditarikan pada saat piodalan di pura,” ujar Diastini. Namun tari rejang renteng juga dapat dilombakan. “Asal berkaitan dengan piodalan atau wali di pura,” jelasnya.

Untuk busana para penari, kata Diastini, memang diharuskan memakai kebaya putih polos lengan panjang, selendang kuning, dan kain cepuk tenunan kuning.

Warna putih pada kain kebaya mengandung filosofi bahwa badan manusia itu sakral sehingga perlu dijaga dari hal-hal yang tidak baik.

Ketua PKK Gianyar, Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra menyatakan sejak dua tahun terakhir tari rejang renteng sudah mulai menggeliat.

Pihaknya sudah mulai menyosialisasikan tarian ini melalui PKK hingga ke banjar-banjar. “Namun memang tidak dapat dipungkiri selama ini kita hanya bisa menarikan, namun tidak mengetahui sejarah dan makna dari tarian tersebut,” jelasnya.

Melalui sosialisasi kali ini, pihaknya berharap peserta dapat belajar. “Sekarang saatnya sama-sama belajar, bagaimana sejarah dan makna dari tarian rejang renteng,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/