DENPASAR – Karateka Bali Cokorda Istri Agung Sanistyarani sukses meraih perunggu di ajang Asian Games 2018.
Coki – sapaan akrabnya berhasil meraih medali perunggu di kelas kumite 55 kg setelah menang di perebutan medali perunggu atas karateka Tiongkok Jimamei Ding dengan skor 1-0.
Meraih medali perunggu, Coky mengaku masih ada rasa kecewa. Padahal, saat menghadapi karateka asal Iran itu, poin akhr adalah 1-1.
“Padahal tidak senshu (keunggulan skor lawan). Tapi beberapa detik terakhir, saya yakin pukulan saya masuk. Mungkin wasit melihat lawan lebih agresif,” terangnya.
Rasa tegang dirasakannya selama pertandingan kemarin. Sebab menurutnya Khaksar Taravat asal Iran bermain cukup bagus dan belum pernah bertemu sebelumnya.
Lepas dari itu semuanya, dia juga bangga mampu mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia. Sejauh ini, Timnas Karate sudah mampu mengemas satu emas dan satu perunggu.
Emas sendiri berhasil diraih oleh Arrosyiid Rifky Ardiansyah. “Saya benar-benar bangga bisa meraih medali untuk Indonesia. Bisa menjadi bagian dari Timnas Karate saja saya sudah bangga,” terangnya.
Lantas apakah dia lebih bekerja keras di Asian Games 2018 dibandingkan SEA Games 2018? Dia mengakui hal tersebut. Namun, dia mengatakan persiapannya juga cukup minim.
Coki hanya mempersiapkan diri dan baru bergabung dengan Timnas Karate dalam dua bulan terakhir sebelum AG 2018 atau tepatnya setelah Idul Fitri bulan Juni lalu.
Disamping itu, keberhasilan Coki meraih medali perunggu juga tidak lepas dari dukungan penuh orang tua yang kebetulan langsung datang ke venue cabor karate di Jakarta Convention Center (JCC).
“Motivasi pertama saya untuk bisa meraih medali perunggu kali ini adalah karena saat Asian Games 2014 di Incheon, saya gagal medali perunggu.
Dukungan orang tua juga berpengaruh dan kebetulan orang tua datang,” terang karateka yang mengidolakan pebulu tangkis Lilyana Natsir ini.