27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 1:22 AM WIB

Anggaran Hibah Porprov 2019 Dirasionalisasi, Nasib Dua Cabor Terancam

LOVINA – Dua cabang olahraga berpotensi tidak dikirim pada Porprov 2019 mendatang. Hal itu mencuat, lantaran hingga kini belum ada kepastian alokasi dana hibah bagi KONI Buleleng untuk tahun 2019 mendatang.

Apabila terjadi rasionalisasi, maka KONI harus memangkas kekuatan kontingen pada Porprov 2019 yang akan diselenggarakan di Tabanan.

Peluang itu muncul setelah KONI Buleleng membeberkan data perolehan medali Kontingen Buleleng dari tahun ke tahun.

Data yang dibeberkan mulai dari Porda Bali 2001 hingga Porprov Bali di Gianyar tahun lalu. Data itu sengaja dipaparkan dalam acara Rapat Anggota KONI Buleleng, di Lovina, Jumat (26/10).

Dari data yang dibeberkan itu, ada dua cabor yang tak pernah menyumbangkan medali. Pertama cabor bola voli. Sejak dipertandingkan pada Porda 2001 silam, hingga kini tim bola voli Buleleng belum pernah memberi medali.

Demikian halnya dengan cabang olahraga sepakbola. Sejak dipertandingkan secara resmi pada Porprov Bali 2007, tim sepakbola Buleleng belum pernah meraih medali.

Meski jadi olahraga paling bergengsi, prestasi terbaik tim sepakbola Buleleng hanya masuk babak semi final.

Ketua Umum KONI Buleleng Nyoman Artha Widnyana mengatakan, KONI Buleleng mengajukan anggaran hibah sebesar Rp 22,47 miliar.

Alokasi anggaran itu terbilang besar, karena mencakup dana pembinaan untuk menghadapi Porprov Bali. Alokasi anggaran juga telah mencakup bonus bagi atlet.

“Kami masih menunggu kepastian berapa besar dana hibah yang akan diberikan pada kami. Sampai sekarang belum ada kepastian, jadi kami harus melakukan langkah antisipasi,” kata Artha.

Bila dana hibah bagi KONI dipangkas, maka KONI Buleleng telah menyiapkan sejumlah opsi. Diantaranya melakukan rasionalisasi pada dana kegiatan Porprov Bali, baik itu dana pembinaan maupun dana keikutsertaan.

Selain itu dana rutin dan dana pembinaan cabang olahraga juga berpotensi dikurangi. Opsi lainnya, memangkas jumlah kontingen, termasuk tidak mengirim cabang olahraga yang selama ini belum pernah mendapat medali.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, saat ini pembahasan APBD masih dalam proses.

Termasuk permohonan hibah dari KONI. Alokasi dana hibah pun akan dianggarkan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Suyasa meminta agar pengurus KONI bisa memberikan argumen yang memadai, sehingga bisa mendapat dana hibah sesuai pengajuan. Bila tidak, maka KONI harus menyiapkan sejumlah opsi untuk mengahadapi Porprov Bali.

“Bisa saja melihat prestasi dan potensi. Misalnya nih, tahun lalu prestasinya bagus tapi tahun depan potensinya minim karena terbentur ketentuan umur, ini bagaimana nanti solusinya.

Pasti ada dinamika dari prestasi dan potensi. Silakan nanti KONI bersama cabang olahraga melakukan evaluasi berdasarkan prestasi dan potensi,” tegas Suyasa. 

LOVINA – Dua cabang olahraga berpotensi tidak dikirim pada Porprov 2019 mendatang. Hal itu mencuat, lantaran hingga kini belum ada kepastian alokasi dana hibah bagi KONI Buleleng untuk tahun 2019 mendatang.

Apabila terjadi rasionalisasi, maka KONI harus memangkas kekuatan kontingen pada Porprov 2019 yang akan diselenggarakan di Tabanan.

Peluang itu muncul setelah KONI Buleleng membeberkan data perolehan medali Kontingen Buleleng dari tahun ke tahun.

Data yang dibeberkan mulai dari Porda Bali 2001 hingga Porprov Bali di Gianyar tahun lalu. Data itu sengaja dipaparkan dalam acara Rapat Anggota KONI Buleleng, di Lovina, Jumat (26/10).

Dari data yang dibeberkan itu, ada dua cabor yang tak pernah menyumbangkan medali. Pertama cabor bola voli. Sejak dipertandingkan pada Porda 2001 silam, hingga kini tim bola voli Buleleng belum pernah memberi medali.

Demikian halnya dengan cabang olahraga sepakbola. Sejak dipertandingkan secara resmi pada Porprov Bali 2007, tim sepakbola Buleleng belum pernah meraih medali.

Meski jadi olahraga paling bergengsi, prestasi terbaik tim sepakbola Buleleng hanya masuk babak semi final.

Ketua Umum KONI Buleleng Nyoman Artha Widnyana mengatakan, KONI Buleleng mengajukan anggaran hibah sebesar Rp 22,47 miliar.

Alokasi anggaran itu terbilang besar, karena mencakup dana pembinaan untuk menghadapi Porprov Bali. Alokasi anggaran juga telah mencakup bonus bagi atlet.

“Kami masih menunggu kepastian berapa besar dana hibah yang akan diberikan pada kami. Sampai sekarang belum ada kepastian, jadi kami harus melakukan langkah antisipasi,” kata Artha.

Bila dana hibah bagi KONI dipangkas, maka KONI Buleleng telah menyiapkan sejumlah opsi. Diantaranya melakukan rasionalisasi pada dana kegiatan Porprov Bali, baik itu dana pembinaan maupun dana keikutsertaan.

Selain itu dana rutin dan dana pembinaan cabang olahraga juga berpotensi dikurangi. Opsi lainnya, memangkas jumlah kontingen, termasuk tidak mengirim cabang olahraga yang selama ini belum pernah mendapat medali.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, saat ini pembahasan APBD masih dalam proses.

Termasuk permohonan hibah dari KONI. Alokasi dana hibah pun akan dianggarkan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Suyasa meminta agar pengurus KONI bisa memberikan argumen yang memadai, sehingga bisa mendapat dana hibah sesuai pengajuan. Bila tidak, maka KONI harus menyiapkan sejumlah opsi untuk mengahadapi Porprov Bali.

“Bisa saja melihat prestasi dan potensi. Misalnya nih, tahun lalu prestasinya bagus tapi tahun depan potensinya minim karena terbentur ketentuan umur, ini bagaimana nanti solusinya.

Pasti ada dinamika dari prestasi dan potensi. Silakan nanti KONI bersama cabang olahraga melakukan evaluasi berdasarkan prestasi dan potensi,” tegas Suyasa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/