DENPASAR–Sejumlah agenda besar bakal digelar di Bali, Januari 2020 bulan depan.
Selain hajatan kongres tahunan PSSI akan digelar di Bali , pada 25 Januari 2020. Bali juga kan menjadi tuan rumah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bersama klub-klub kontestan penghuni Liga 1.
Salah satu agendanya adalah membahas mengenai kompetisi musim depan termasuk jadwal kick off perdana.
PT LIB sudah mengirimkan surat rekomendasi kepada PSSI bahwa Liga 1 2020 akan bergulir pada bulan Maret.
Namun, semua keputusan akhir ada di tangan PSSI sendiri. Jika benar bulan maret, itu artinya masih ada waktu persiapan tiga bulan lagi bagi 18 klub.
Persiapan bukan hanya soal materi pemain, tetapi juga fasilitas pendukung seperti stadion.
Dalam beberapa musim terakhir, ada saja klub yang mempunyai masalah terkait stadion. Musim depan, tampaknya menjadi giliran bali United.
Kampiun Liga 1 2019 tersebut tampaknya masih harus berpikir keras mengenasi masalah stadion karena Stadion Kapten I Wayan Dipta akan direnovasi untuk persiapan Piala Dunia U-20, pada tahun 2021 mendatang.
CEO Bali United Yabes Tanuri sebelumnya sempat mengatakan jika Bali United masih tetap berada di Pulau Dewata.
Stadion Ngurah Rai akan menjadi markas sementara I Kadek Agung WIdnyana Putra di Liga 1 musim depan.
Tapi, dari pantauan Jawa Pos Radar Bali kemarin, tidak ada aktifitas renovasi apapun di stadion kebanggaan di era Galatama tersebut.
Tiang-tiang pancang ada yang retak dan pondasinya sedikit hilang.
Belum lagi kondisi lapangan yang memprihatinkan. Memprihatinkan dalam arti yang sebenarnya. Tanahnya keras, berdebu, dan tidak ada rumput di hampir semua bagian.
Tembok pembatas juga retak dan batanya banyak yang hilang. Pagar pembatas antara penonton dan lapangan juga berkarat dan goyang. Belum lagi lampu stadion yang sudah dibongkar beberapa waktu lalu karena tiang penyangganya rawan untuk roboh.
Lalu kapan pengerjaannya? Jelas butuh biaya besar untuk merenovasi stadion yang sempat menjadi markas Gelora Dewata dan Perseden Denpasar tersebut. Yabes sendiri awalnya mengatakan bahwa pengerjaan sudah mulai dilakukan bulan ini. Tetapi sekali lagi, tidak ada pekerja yang mulai bekerja.
Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra yang diwawancarai sudah tahu mengenai kondisi Stadion Ngurah Rai. “Kami sudah latihan di sana. Waktu itu kami lakukan latihan cooper test (test kebugaran fisik),” ucapnya. Lalu bagaimana tanggapannya?
Pelatih asal Brazil tersebut hanya bisa tersenyum. Sebenarnya tidak masalah bermain di Stadion Ngura Rai. Namun, ada satu permintaan dari ayah satu anak tersebut.
“Para pekerja mungkin harus bekerja 24 jam untuk perbaiki semunya. Harus bergerak cepat. Yang terpenting juga harus memperbaiki kondisi rumput. Disana (rumput) harus keluar (dibongkar total) dan pasang baru,” ujarnya.
“Kami ingin agar kondisi rumput seperti di (Stadion) Dipta,” tambah pelatih yang di bulan Januari mendatang akan memiliki anak kedua tersebut. Teco seperti enggan untuk berlaga di luar Pulau Bali meskipun bersama Persija Jakarta, dia pernah merasakan bagaimana menjadi tim musafir ketika berlaga di Stadion Manahan dan Stadion Sultan Agung Bantul.
“Masih ada waktu tiga bulan lagi untuk renovasi. Jangan menunggu 1,5 bulan sebelum kompetisi baru dilakukan pengerjaan. Saya pikir, Manajemen Bali United tahu masalah ini dan saya juga ingin lebih baik Stadion Dipta dipakai dulu beberapa bulan sebelum direnovasi,” ucapnya.
Bukan hanya soal rumput yang diperhatikan mantan Pelatih Chiangrai tersebut. Fasilitas penunjang yang lainnya juga sangat diperhatikan oleh Teco.
“Ruang media bagus jika seperti di Dipta. Ada AC dan TV semuanya. Fasilitas harus bagus bukan hanya untuk pelatih dan pemain, tetapi juga untuk wartawan,” tutup pelatih berusia 45 tahun tersebut.