26.7 C
Jakarta
25 November 2024, 5:26 AM WIB

Sindir Klub Lama, “Nano” Sukadana Lontarkan Kata Ini di Kalteng Putra

USAI hengkang dari Serdadu Tridatu, sosok gelandang “Katos” asal Pegok, Sesetan I Gede “Nano” Sukadana yang sebelumnya masuk dalam daftar pemain cadangan di BU selama tiga musim terakhir, itu kini makin moncer di klub barunya.

Bahkan Nano yang kini didapuk sebagai kapten itu berhasil mengantarkan Laskar Isen Mulang-julukan Kalteng Putra melaju ke babak semifinal

“Kalteng Putra adalah tim yang menomor satukan kekeluargaan,”tegasnya.

Apakah itu merupakan sindiran bagi Bali United yang telah mendesaknya dari skuad musim ini? Entahlah, hanya mantan pemain Persela Lamongan tersebut yang tahu isi hatinya seperti apa.

Menurut Nano, pihaknya sangat beruntung bergabung di Kalteng Putra ” Ada untungnya jadi tim yang tidak diperhitungkan di Piala Presiden tahun ini. Apalagi Kalteng kekeluargaannya sangat luar biasa,” imbuhnya.

Bersama Kalteng juga, Nano bisa mencetak sejarah baru jika berhasil lolos ke babak final Piala Presiden 2019.

Jika mengantarkan tim yang bermarkas di Stadion Tuah Ampoe tersebut ke final, itu artinya Sukadana merasakan dua final berturut-turut. Lepas dari hal tersebut, sebagai kapten, dia tentu memiliki beban tersendiri.

Hal tersebut terlihat saat dia menjadi penendang pertama untuk Kalteng Putra. 

Sialnya, gelandang berusia 30 tahun itu gagal menjadi eksekutor pertama. Tendangannya ditepis oleh Sabar Ginanjar. Setelah gagal itu, dia sedikit memiliki rasa bersalah.

Dia pun sangat berterimakasih kepada sang penjaga gawang Dimas Galih setelah mampu menepis sepakan salah seorang pemain Persija Jakarta. “Beban sebagai penendang pertama itu pasti.

Penendang pertama itu yang paling berat. Jarang ada yang mau ngambil penalti pertama. Tetapi saya tetap siap mencoba meskipun gagal. Tapi beruntung juga teman sekamar saya Dimas Galih menjadi penyelamat tim,” tutupnya. 

USAI hengkang dari Serdadu Tridatu, sosok gelandang “Katos” asal Pegok, Sesetan I Gede “Nano” Sukadana yang sebelumnya masuk dalam daftar pemain cadangan di BU selama tiga musim terakhir, itu kini makin moncer di klub barunya.

Bahkan Nano yang kini didapuk sebagai kapten itu berhasil mengantarkan Laskar Isen Mulang-julukan Kalteng Putra melaju ke babak semifinal

“Kalteng Putra adalah tim yang menomor satukan kekeluargaan,”tegasnya.

Apakah itu merupakan sindiran bagi Bali United yang telah mendesaknya dari skuad musim ini? Entahlah, hanya mantan pemain Persela Lamongan tersebut yang tahu isi hatinya seperti apa.

Menurut Nano, pihaknya sangat beruntung bergabung di Kalteng Putra ” Ada untungnya jadi tim yang tidak diperhitungkan di Piala Presiden tahun ini. Apalagi Kalteng kekeluargaannya sangat luar biasa,” imbuhnya.

Bersama Kalteng juga, Nano bisa mencetak sejarah baru jika berhasil lolos ke babak final Piala Presiden 2019.

Jika mengantarkan tim yang bermarkas di Stadion Tuah Ampoe tersebut ke final, itu artinya Sukadana merasakan dua final berturut-turut. Lepas dari hal tersebut, sebagai kapten, dia tentu memiliki beban tersendiri.

Hal tersebut terlihat saat dia menjadi penendang pertama untuk Kalteng Putra. 

Sialnya, gelandang berusia 30 tahun itu gagal menjadi eksekutor pertama. Tendangannya ditepis oleh Sabar Ginanjar. Setelah gagal itu, dia sedikit memiliki rasa bersalah.

Dia pun sangat berterimakasih kepada sang penjaga gawang Dimas Galih setelah mampu menepis sepakan salah seorang pemain Persija Jakarta. “Beban sebagai penendang pertama itu pasti.

Penendang pertama itu yang paling berat. Jarang ada yang mau ngambil penalti pertama. Tetapi saya tetap siap mencoba meskipun gagal. Tapi beruntung juga teman sekamar saya Dimas Galih menjadi penyelamat tim,” tutupnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/