26.9 C
Jakarta
19 Juni 2025, 10:17 AM WIB

Harga Hotel dan Vila di Kuta Utara Terjangkau, Okupansi Melonjak 60 %

MANGUPURA – Kecamatan Kuta Utara menjadi magnit baru bagi wisatawan domestik (wisdom) untuk merayakan pergantian tahun baru.

Camat Kuta Utara Putu Eka Pramana kepada Jawa Pos Radar Bali mengakui adanya lonjakan wisdom.

“Memang banyak yang ke wilayah kami. Tempat yang paling ramai ada di Canggu dan Tibubeneng,” terang Eka, kemarin.

Menurut Eka, Kuta Utara banyak diminati wisdom karena banyak akomodasi seperti vila, home stay, dan hotel dengan fasilitas memadai dengan harga terjangkau.

“Untuk objek wisata yang paling banyak dikunjungi  Pantai Batu Bolong, Canggu. Kalau restoran yang menjadi favorit ada di Pantai Berawa,” tutur Putu Eka Pramana.

Lonjakan wisdom ini juga bisa dilihat dari padatnya lalu lintas. Sejumlah ruas jalan utama, seperti Jalan Raya Kerobokan hingga Jalan Raya Canggu utama, padat sampai pukul 21.00.

Meningkatnya kunjungan wisdom ini mulai terlihat sejak libur Natal beberapa hari lalu. “Masuk libur Natal okupansi (tingkat hunian) sekitar 45 persen, bahkan ada yang 60 persen,” beber pria yang sebelumnya menjabat sekretaris camat itu.

Angka okupansi berpeluang lebih besar jika tidak ada kebijakan rapid test antigen dan swab bagi pelaku perjalanan dinas dalam negeri.

Sebelumnya libur Nataru, lanjut Eka, okupansi akomodasi wisata banyak yang nol alias kosong. Kondisi ini kontras dengan dengan tahun lalu, di mana banyak pemilik hotel dan vila sampai menolak tamu.

Namun, meningkatnya kunjungan ini membawa konsekuensi tersendiri. Yakni potensi paparan Covid-19 juga ikut tinggi.

Karena itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi prokes kepada para pelaku usaha. Satgas Pencegahan Covid-19 tingkat kecamatan dan desa dikerahkan.

“Kalau melanggar prokes, usahanya siap ditutup. Satgas di tingkat kecamatan bergerak seminggu empat kali, bisa dibilang 24 jam satgas ada di lapangan,” bebernya.

Terbaru, pihaknya juga menyosialisasikan jam malam yang teruang dalam SE Gubernur Bali. Sosialisasi ditujukan kepada masyarakat, bendesa, dan kepala lingkungan.

Sebagian besar masyarakat banyak yang menanyakan jam malam yang mendadak. Tak sedikit juga yang keberatan karena tidak bisa menyambut tahun baru di luar.

“Kami jelaskan, jam malam ini hanya sampai tangal 2 Januari 2021. Selain itu, trend (angka positif Covid-19) di Kuta Utara juga masih tinggi, sehingga perlu ada antisipasi,” tukas Eka.

Pada malam tahun baru, pihaknya patrol untuk membubarkan jika ada kerumunan dan melanggar jam malam. 

MANGUPURA – Kecamatan Kuta Utara menjadi magnit baru bagi wisatawan domestik (wisdom) untuk merayakan pergantian tahun baru.

Camat Kuta Utara Putu Eka Pramana kepada Jawa Pos Radar Bali mengakui adanya lonjakan wisdom.

“Memang banyak yang ke wilayah kami. Tempat yang paling ramai ada di Canggu dan Tibubeneng,” terang Eka, kemarin.

Menurut Eka, Kuta Utara banyak diminati wisdom karena banyak akomodasi seperti vila, home stay, dan hotel dengan fasilitas memadai dengan harga terjangkau.

“Untuk objek wisata yang paling banyak dikunjungi  Pantai Batu Bolong, Canggu. Kalau restoran yang menjadi favorit ada di Pantai Berawa,” tutur Putu Eka Pramana.

Lonjakan wisdom ini juga bisa dilihat dari padatnya lalu lintas. Sejumlah ruas jalan utama, seperti Jalan Raya Kerobokan hingga Jalan Raya Canggu utama, padat sampai pukul 21.00.

Meningkatnya kunjungan wisdom ini mulai terlihat sejak libur Natal beberapa hari lalu. “Masuk libur Natal okupansi (tingkat hunian) sekitar 45 persen, bahkan ada yang 60 persen,” beber pria yang sebelumnya menjabat sekretaris camat itu.

Angka okupansi berpeluang lebih besar jika tidak ada kebijakan rapid test antigen dan swab bagi pelaku perjalanan dinas dalam negeri.

Sebelumnya libur Nataru, lanjut Eka, okupansi akomodasi wisata banyak yang nol alias kosong. Kondisi ini kontras dengan dengan tahun lalu, di mana banyak pemilik hotel dan vila sampai menolak tamu.

Namun, meningkatnya kunjungan ini membawa konsekuensi tersendiri. Yakni potensi paparan Covid-19 juga ikut tinggi.

Karena itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi prokes kepada para pelaku usaha. Satgas Pencegahan Covid-19 tingkat kecamatan dan desa dikerahkan.

“Kalau melanggar prokes, usahanya siap ditutup. Satgas di tingkat kecamatan bergerak seminggu empat kali, bisa dibilang 24 jam satgas ada di lapangan,” bebernya.

Terbaru, pihaknya juga menyosialisasikan jam malam yang teruang dalam SE Gubernur Bali. Sosialisasi ditujukan kepada masyarakat, bendesa, dan kepala lingkungan.

Sebagian besar masyarakat banyak yang menanyakan jam malam yang mendadak. Tak sedikit juga yang keberatan karena tidak bisa menyambut tahun baru di luar.

“Kami jelaskan, jam malam ini hanya sampai tangal 2 Januari 2021. Selain itu, trend (angka positif Covid-19) di Kuta Utara juga masih tinggi, sehingga perlu ada antisipasi,” tukas Eka.

Pada malam tahun baru, pihaknya patrol untuk membubarkan jika ada kerumunan dan melanggar jam malam. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/