LEGIAN – Kita biasanya sering mendengar terlalu makan banyak cabai memicu terjadinya usus buntu.
Biji-biji cabai yang tidak bisa diolah di usus besar dan dikeluarkan dalam bentuk feses, akan masuk ke usus buntu.
Karena terlalu lama, usus buntu membengkak dan perlu tindakan medis untuk mengeluarkan biji-biji tersebut. Apakah itu benar?
Sebelum membahas hal tersebut, ahli gizi, Rachel Olsen mengungkap sejumlah fakta menarik terkait dengan cabai dan juga sambel.
Apa sih yang membuat cabai itu pedas? Rachel menjelaskan nutrisi dalam cabai itu mengandung zat tanaman capsaicin yang membuat sensasi “terbakar”.
Dalam cabai, kalori 1 sendok makan mengandung 9 kalori. Selain itu cabai juga mengandung antioksidan karotenoid, vitamin C, vitamin B6 dan beta-caroteen.
Meski mengandung vitamin, cabai juga dapat menjadi tidak sehat bila digoreng (tinggi lemak jahat) ataupun di masak (kandungan vitamin berkurang).
“Yang penting pengolahannya, seperti di goreng. Kadang-kadang kan kita minyak yang kita panaskan secara berulang-berulang akan mengubah lemak jenuh menjadi lemak yang berbahaya,” ujarnya.
Lemak yang jahat ini akan dapat membuat obesitas dalam tubuh dan mengeluarkannya lebih susah meskipun sudah olahraga.
Selain itu, lemak jahat ini juga menyebabkan kolestrol. Lalu bagaimana cabai yang sehat tersebut?
“Cabai yang sehat itu tanpa minyak, seperti sambel tomat, dabu dabu, sambel korek dan sambel kecap,” jawabnya.
Tapi, batu cabai itu juga membuat usus buntu? “Tidak. Itu mitos. Cabainya nggak akan membuat usus buntu.
Usus buntu itu tergantung cara makan kita secara keseluruhan, kebanyakan lemak, kurang serat dapat menyebabkan usus buntu,” tegasnya.