29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:50 AM WIB

Terdampak Corona, Tingkat Hunian di Nusa Penida Tinggal 20 Persen

SEMARAPURA – Pelaku penyedia akomodasi pariwisata seperti penginapan di Kecamatan Nusa Penida semakin merasakan dampak dari penyebaran wabah virus corona.

Meski telah memberikan diskon 20-30 persen, tingkat hunian penginapan di Nusa Penida terus menurun dan kini di angka 20 persen.

Bahkan, ada penginapan yang kosong sejak satu minggu terakhir. Ketua PHRI Klungkung I Wayan Kariana menuturkan, sejak virus corona mewabah, tingkat hunian penginapan di Nusa Penida terus menurun.

Mengawali bulan Maret 2020, tingkat hunian pun terus merosot hingga di angka 20 persen. “Kalau periode yang sama di tahun sebelum-sebelumnya,

rata-rata tingkat hunian sekitar 50 persen. Sekarang sekitar 20 persen. Penginapan di Nusa Penida rata-rata jumlah kamarnya sekitar 5-10 kamar,” katanya.

Bahkan, menurutnya, tingkat hunian tahun ini merupakan yang terburuk dibandingkan tahun sebelum-sebelumnya.

Sebab seburuk-buruknya kondisi tahun sebelumnya, tidak sampai ada penginapan yang kosong tanpa tamu yang menginap. “Tapi sekarang ada penginapan yang kosong sampai satu mingguan,” ungkapnya.

Melihat kondisi itu, para pelaku penyedia penginapan memberikan diskon mulai 20-30 persen untuk menarik para wisatawan berwisata dan menginap di Nusa Penida.

Namun pemberian diskon tersebut ternyata tidak terlalu membantu. “Untuk reservasi bulan-bulan selanjutnya juga belum terlalu

terlihat. Ada sekitar 5-10 persen. Kalau tahun sebelum-sebelumnya sudah terlihat minimal 50 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut pihaknya mengungkapkan, rata-rata wisatawan yang masih menginap di Nusa Penida adalah wisatawan asal Eropa dan Australia.

Dan, semenjak Januari, wisatawan asal India mulai ramai berkunjung dan menginap di Nusa Penida. “Namun secara umum, tingkat hunian menurun,” jelasnya.

Meski begitu, menurutnya pengusaha penginapan di Nusa Penida tidak sampai merumahkan pegawainya.

Sebab pengusaha penginapan di Nusa Penida menerapkan sistem kekeluargaan dalam pengelolaan penginapannya. Sehingga para pengusaha penginapan masih mempekerjakan pegawainya.

“Untuk operasional, dicover dengan hasil yang tahun lalu. Rata-rata yang bekerja di Nusa Penida masih ada hubungan keluarga sehingga masih saling memaklumi,” terang Kariana.

Terkait dengan pembebasan pajak hotel dan restoran (PHR) yang diberikan oleh pemerintah, menurutnya, cukup meringankan beban para pengusaha

hotel dan restoran di tengah menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung. “Setidaknya mengurangi beban kami,” tandasnya.

SEMARAPURA – Pelaku penyedia akomodasi pariwisata seperti penginapan di Kecamatan Nusa Penida semakin merasakan dampak dari penyebaran wabah virus corona.

Meski telah memberikan diskon 20-30 persen, tingkat hunian penginapan di Nusa Penida terus menurun dan kini di angka 20 persen.

Bahkan, ada penginapan yang kosong sejak satu minggu terakhir. Ketua PHRI Klungkung I Wayan Kariana menuturkan, sejak virus corona mewabah, tingkat hunian penginapan di Nusa Penida terus menurun.

Mengawali bulan Maret 2020, tingkat hunian pun terus merosot hingga di angka 20 persen. “Kalau periode yang sama di tahun sebelum-sebelumnya,

rata-rata tingkat hunian sekitar 50 persen. Sekarang sekitar 20 persen. Penginapan di Nusa Penida rata-rata jumlah kamarnya sekitar 5-10 kamar,” katanya.

Bahkan, menurutnya, tingkat hunian tahun ini merupakan yang terburuk dibandingkan tahun sebelum-sebelumnya.

Sebab seburuk-buruknya kondisi tahun sebelumnya, tidak sampai ada penginapan yang kosong tanpa tamu yang menginap. “Tapi sekarang ada penginapan yang kosong sampai satu mingguan,” ungkapnya.

Melihat kondisi itu, para pelaku penyedia penginapan memberikan diskon mulai 20-30 persen untuk menarik para wisatawan berwisata dan menginap di Nusa Penida.

Namun pemberian diskon tersebut ternyata tidak terlalu membantu. “Untuk reservasi bulan-bulan selanjutnya juga belum terlalu

terlihat. Ada sekitar 5-10 persen. Kalau tahun sebelum-sebelumnya sudah terlihat minimal 50 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut pihaknya mengungkapkan, rata-rata wisatawan yang masih menginap di Nusa Penida adalah wisatawan asal Eropa dan Australia.

Dan, semenjak Januari, wisatawan asal India mulai ramai berkunjung dan menginap di Nusa Penida. “Namun secara umum, tingkat hunian menurun,” jelasnya.

Meski begitu, menurutnya pengusaha penginapan di Nusa Penida tidak sampai merumahkan pegawainya.

Sebab pengusaha penginapan di Nusa Penida menerapkan sistem kekeluargaan dalam pengelolaan penginapannya. Sehingga para pengusaha penginapan masih mempekerjakan pegawainya.

“Untuk operasional, dicover dengan hasil yang tahun lalu. Rata-rata yang bekerja di Nusa Penida masih ada hubungan keluarga sehingga masih saling memaklumi,” terang Kariana.

Terkait dengan pembebasan pajak hotel dan restoran (PHR) yang diberikan oleh pemerintah, menurutnya, cukup meringankan beban para pengusaha

hotel dan restoran di tengah menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung. “Setidaknya mengurangi beban kami,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/