26.9 C
Jakarta
27 April 2024, 1:07 AM WIB

Target Tinggi di PON Papua, Eva Lilian Genjot Latihan Dua Kali Lipat

DENPASAR – Sejauh ini sudah ada delapan perenang Bali yang berhasil lolos ke PON XX/2020, Papua.

Tapi, masih ada peluang untuk menambah perenang lagi karena di pertengahan tahun ini, Pra-PON cabor renang akan bergulir kembali.

Salah satu perenang yang sudah memastikan mewakili Bali di PON XX/2020, Papua adalah Eva Lilian Van Leenen.

Saat di Pra-PON tahun lalu, Eva menempati peringkat keempat. Dia turun di nomor spesialisasinya, 50 meter gaya dada. Selain itu, dia juga berhasil meraih medali perunggu di nomor 100 meter gaya dada.

Eva yang sempat diwawancarai beberapa waktu lalu saat tes fisik tahap pertama atlet penghuni Pelatda PON Bali mengaku masih menargetkan medali emas di nomor 50 meter gaya dada.

Namun, dia mengaku jika persaingan tahun ini cukup ketat jika dibanding empat tahun yang lalu.

“Rata-rata lawannya atlet Pelatnas. Ada perenang senior juga dan perenang muda potensial. Kebetulan saat di Pra-PON lalu saya sudah melihat kekuatan mereka seperti apa,” terangnya.

“Kalau soal peta kekuatan, masih dari Jawa Barat DKI Jakarta juga. Kalau dipikir, merata sih,” tambah perenang kelahiran 8 Maret 1995 tersebut.

Peringkat di Pra-POn, menurutnya, bukan menjadi tolak ukur pencapaian di PON Papua. Sebab, saat Pra-PON Jabar empat tahun lalu, Eva hanya mampu bertengger di peringkat keenam.

“Tapi disana (Jabar) saya kebetulan dapat emas,” tuturnya. Tidak ingin gagal, Eva mengaku melakukan latihan yang cukup ketat.

Dalam seminggu, perenang asal Singaraja tersebut melahap 15 kali sesi latihan di dua tempat yang berbeda.

“Kalau saya latihan biasanya di Blahkiuh (Kolam Renang Tirta Arum) dan di Praja Raksaka,” ujar Eva yang saat ini juga aktif menjadi instruktur renang di klub renang Telaga Biru tersebut.

Intensitas latihan yang tinggi saat ini bukan tanpa alasan. Di PON nanti, dia ingin mencapai puncak peak performance. Intensitas latihan tahun ini juga dua kali lipat dari empat tahun lalu.

“Waktu itu hanya latihan enam sampai tujuh sesi. Kalau sekarang, saya mencoba untuk mencapi puncak peak performance agar hasilnya bagus juga kan,” tutur Eva.

DENPASAR – Sejauh ini sudah ada delapan perenang Bali yang berhasil lolos ke PON XX/2020, Papua.

Tapi, masih ada peluang untuk menambah perenang lagi karena di pertengahan tahun ini, Pra-PON cabor renang akan bergulir kembali.

Salah satu perenang yang sudah memastikan mewakili Bali di PON XX/2020, Papua adalah Eva Lilian Van Leenen.

Saat di Pra-PON tahun lalu, Eva menempati peringkat keempat. Dia turun di nomor spesialisasinya, 50 meter gaya dada. Selain itu, dia juga berhasil meraih medali perunggu di nomor 100 meter gaya dada.

Eva yang sempat diwawancarai beberapa waktu lalu saat tes fisik tahap pertama atlet penghuni Pelatda PON Bali mengaku masih menargetkan medali emas di nomor 50 meter gaya dada.

Namun, dia mengaku jika persaingan tahun ini cukup ketat jika dibanding empat tahun yang lalu.

“Rata-rata lawannya atlet Pelatnas. Ada perenang senior juga dan perenang muda potensial. Kebetulan saat di Pra-PON lalu saya sudah melihat kekuatan mereka seperti apa,” terangnya.

“Kalau soal peta kekuatan, masih dari Jawa Barat DKI Jakarta juga. Kalau dipikir, merata sih,” tambah perenang kelahiran 8 Maret 1995 tersebut.

Peringkat di Pra-POn, menurutnya, bukan menjadi tolak ukur pencapaian di PON Papua. Sebab, saat Pra-PON Jabar empat tahun lalu, Eva hanya mampu bertengger di peringkat keenam.

“Tapi disana (Jabar) saya kebetulan dapat emas,” tuturnya. Tidak ingin gagal, Eva mengaku melakukan latihan yang cukup ketat.

Dalam seminggu, perenang asal Singaraja tersebut melahap 15 kali sesi latihan di dua tempat yang berbeda.

“Kalau saya latihan biasanya di Blahkiuh (Kolam Renang Tirta Arum) dan di Praja Raksaka,” ujar Eva yang saat ini juga aktif menjadi instruktur renang di klub renang Telaga Biru tersebut.

Intensitas latihan yang tinggi saat ini bukan tanpa alasan. Di PON nanti, dia ingin mencapai puncak peak performance. Intensitas latihan tahun ini juga dua kali lipat dari empat tahun lalu.

“Waktu itu hanya latihan enam sampai tujuh sesi. Kalau sekarang, saya mencoba untuk mencapi puncak peak performance agar hasilnya bagus juga kan,” tutur Eva.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/