27.2 C
Jakarta
23 November 2024, 0:01 AM WIB

Imajinasi Tanpa Batas di Festival Layangan

RadarBali.com – Festival layang-layang dunia yang diikuti 19 negara,  Sanur International Kite festival 2017 berlangsung semarak.

Acara yang dihelat  3-6 Agustus 2017 di  Pantai Mertasari,Sanur,  ini menampilkan beragam model layangan. Dari model mainan anak-anak sampai tokoh kartun.

Pantauan koran ini, sejumlah peserta warga asing yang sebagian sudah berusia dewasa tampak sibuk menaikkan layangannya.

Ada juga yang baru merangkai, karena layangannya bongkar pasang.  Dari total 9 negara, peserta nasional ada 58 orang, dan peserta lokal Bali sekitar 1.400-an.

Seperti salah seorang peserta bernama Frederique, asal Prancis, 56, dia mengaku sudah berkali-kali mengikuti festival. Untuk di Bali saja dia sudah kedua kalinya.

Sebelum di Bali, dia juga ikut festival di Singapura. Setelah itu akan mengikuti lomba lagi di Surabaya. Layangannya mengambil tokoh Simba  dengan berbahan parasut.

Dana yang dihabiskan untuk membuat layangan itu sekitar EUR 300 atau sekitar  Rp 4. 736. 580. Untuk pengerjaannya dia membutuhkan waktu dua bulan, karena lama pada proses menjahit.

Ketua panitia acara, Kadek Dwi Armika mengatakan bahwa acara ini rutin dilaksanakan dua tahun sekali. Tema tahun ini adalah Unity In Diversity. 

Untuk kategori  terbang bebas, akan berlangsung selama empat hari. Di acara ini juga bakal digelar pertunjukan layangan bentuk wayang.

Lomba kali ini peningkatan  peserta internasional meningkat. Dua tahun lalu, diikuti sebanyak 12 negara. Untuk tahun ini ada  19 negara.

Lebih jauh dituturkan Kadek, festival ini juga  bertujuan  meningkatkan pariwisata, yakni  dengan memperkenalkan layang-layang sebagai akar budaya Bali.

Dari perhelatan ini juga jadi sarana menyatukan  layangan tradisional dengan modern. 

RadarBali.com – Festival layang-layang dunia yang diikuti 19 negara,  Sanur International Kite festival 2017 berlangsung semarak.

Acara yang dihelat  3-6 Agustus 2017 di  Pantai Mertasari,Sanur,  ini menampilkan beragam model layangan. Dari model mainan anak-anak sampai tokoh kartun.

Pantauan koran ini, sejumlah peserta warga asing yang sebagian sudah berusia dewasa tampak sibuk menaikkan layangannya.

Ada juga yang baru merangkai, karena layangannya bongkar pasang.  Dari total 9 negara, peserta nasional ada 58 orang, dan peserta lokal Bali sekitar 1.400-an.

Seperti salah seorang peserta bernama Frederique, asal Prancis, 56, dia mengaku sudah berkali-kali mengikuti festival. Untuk di Bali saja dia sudah kedua kalinya.

Sebelum di Bali, dia juga ikut festival di Singapura. Setelah itu akan mengikuti lomba lagi di Surabaya. Layangannya mengambil tokoh Simba  dengan berbahan parasut.

Dana yang dihabiskan untuk membuat layangan itu sekitar EUR 300 atau sekitar  Rp 4. 736. 580. Untuk pengerjaannya dia membutuhkan waktu dua bulan, karena lama pada proses menjahit.

Ketua panitia acara, Kadek Dwi Armika mengatakan bahwa acara ini rutin dilaksanakan dua tahun sekali. Tema tahun ini adalah Unity In Diversity. 

Untuk kategori  terbang bebas, akan berlangsung selama empat hari. Di acara ini juga bakal digelar pertunjukan layangan bentuk wayang.

Lomba kali ini peningkatan  peserta internasional meningkat. Dua tahun lalu, diikuti sebanyak 12 negara. Untuk tahun ini ada  19 negara.

Lebih jauh dituturkan Kadek, festival ini juga  bertujuan  meningkatkan pariwisata, yakni  dengan memperkenalkan layang-layang sebagai akar budaya Bali.

Dari perhelatan ini juga jadi sarana menyatukan  layangan tradisional dengan modern. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/