29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:07 AM WIB

Wisman New Zealand Normal, Denmark Turun 30 Persen

RadarBali.com – Hingga saat ini, cancellation (pembatalan) wisman ke Bali belum berdampak signifikan. Seperti wisman asal New Zealand.

Meski telah mengeluarkan travel warning namun hingga saat ini belum ada pengaruh penurunan.  Indy Siddik, Konsul Kehormatan New Zealand mengungkapkan, warga New Zealand yang melakukan liburan ke Bali masih berjalan normal.

Dalam satu minggu dengan tiga kali penerbangan antara kedatangan dan kembali ke negara tersebut sebanyak 750 orang masih terjadwal seperti biasa.

“Untuk di Bali sendiri saat ini ada sekitar 400 wisman. Jadi, kalau di total dengan Surabaya, dan Lombok itu ada sekitar 1.200 orang warga New Zealand. Rata-rata lama tinggal 2 minggu,” paparnya.

Namun dengan kondisi force majeur (keadaan memaksa) yang diakibatkan kondisi alam (letusan) jadi turis yang masuk mengambil resiko sendiri.

Sehingga dengan kondisi tersebut, jika terjadi hal yang tidak diinginkan tidak akan mendapat klaim asuransi.  

“Kalau wisatawan masuk ke Bali adalah resiko sendiri dan tidak akan ada asuransi apabila gunung meletus. Status travel warning ini hanya untuk Bali saja, bukan seluruh Indonesia,” kata Indy.

Apakah travel warning akan dicabut ? Pihaknya belum berani menentukan. Namun ia akan melaporkan hasil pertemuan ini dengan menjelaskan kondisi Bali di tengah aktivitas Gunung Agung saat ini sesuai penjelasan gubernur.

“Ada kemungkinan di cabut, saya akan berusaha dan akan lapor ke kedutaan,” ucapnya. Ida Ayu Sutamaya, Konsul Kehormatan Denmark mengaku,

meski tidak mengeluarkan travel warning seperti New Zealand, wisman asal Denmark diperkirakan akan mengalami penurunan hingga 30 persen dalam waktu dekat ini.

Dengan penjelasan gubernur, akan mencoba menjelaskan sehingga 30 persen wisman yang berpotensi cancel, akan menjadi pertimbangan.

“Kalau ada pengumuman resmi dari pemerintah tidak boleh datang, baru akan dikeluarkan travel ban (larangan),” ujarnya.

Dalam seminggu, wisman asal Denmark yang berkunjung ke Bali tidak terlalu banyak. Sutamaya menyampaikan warga Denmark yang datang ke Bali hanya sekitar 200 sampai 300 orang saja dalam sepekan. “Denmark negara kecil. Hanya sekitar 6 juta,” pungkasnya

RadarBali.com – Hingga saat ini, cancellation (pembatalan) wisman ke Bali belum berdampak signifikan. Seperti wisman asal New Zealand.

Meski telah mengeluarkan travel warning namun hingga saat ini belum ada pengaruh penurunan.  Indy Siddik, Konsul Kehormatan New Zealand mengungkapkan, warga New Zealand yang melakukan liburan ke Bali masih berjalan normal.

Dalam satu minggu dengan tiga kali penerbangan antara kedatangan dan kembali ke negara tersebut sebanyak 750 orang masih terjadwal seperti biasa.

“Untuk di Bali sendiri saat ini ada sekitar 400 wisman. Jadi, kalau di total dengan Surabaya, dan Lombok itu ada sekitar 1.200 orang warga New Zealand. Rata-rata lama tinggal 2 minggu,” paparnya.

Namun dengan kondisi force majeur (keadaan memaksa) yang diakibatkan kondisi alam (letusan) jadi turis yang masuk mengambil resiko sendiri.

Sehingga dengan kondisi tersebut, jika terjadi hal yang tidak diinginkan tidak akan mendapat klaim asuransi.  

“Kalau wisatawan masuk ke Bali adalah resiko sendiri dan tidak akan ada asuransi apabila gunung meletus. Status travel warning ini hanya untuk Bali saja, bukan seluruh Indonesia,” kata Indy.

Apakah travel warning akan dicabut ? Pihaknya belum berani menentukan. Namun ia akan melaporkan hasil pertemuan ini dengan menjelaskan kondisi Bali di tengah aktivitas Gunung Agung saat ini sesuai penjelasan gubernur.

“Ada kemungkinan di cabut, saya akan berusaha dan akan lapor ke kedutaan,” ucapnya. Ida Ayu Sutamaya, Konsul Kehormatan Denmark mengaku,

meski tidak mengeluarkan travel warning seperti New Zealand, wisman asal Denmark diperkirakan akan mengalami penurunan hingga 30 persen dalam waktu dekat ini.

Dengan penjelasan gubernur, akan mencoba menjelaskan sehingga 30 persen wisman yang berpotensi cancel, akan menjadi pertimbangan.

“Kalau ada pengumuman resmi dari pemerintah tidak boleh datang, baru akan dikeluarkan travel ban (larangan),” ujarnya.

Dalam seminggu, wisman asal Denmark yang berkunjung ke Bali tidak terlalu banyak. Sutamaya menyampaikan warga Denmark yang datang ke Bali hanya sekitar 200 sampai 300 orang saja dalam sepekan. “Denmark negara kecil. Hanya sekitar 6 juta,” pungkasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/