31 C
Jakarta
2 September 2024, 11:21 AM WIB

Pariwisata Bali Lesu Darah, Badung Tunda Pengembangan Desa Wisata

MANGUPURA – Dampak pandemi covid-19 sangat dirasakan Provinsi Bali. Apalagi, bagi Pemkab Badung yang sumber pendapatan utamanya dari sektor pariwisata.

Buntutnya, ada sejumlah anggaran yang realokasi atau refocusing untuk penanggulangan pandemi covid-19. Salah satunya yang terdampak yakni rencana pengembangan desa wisata di Badung.

Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pariwisata Kabupaten Badung Cok Raka Darmawan menerangkan, untuk pengembangan desa wisata belum bisa dilakukan tahun ini.

“Kita melihat perkembangan dulu, karena dengan kondisi saat ini, di tengah pandemi Covid-19, anggaran terbatas. Makanya kita tunda dulu pengembangan desa wisata, walaupun sebetulnya kajiannya sudah ada,” ujar Cok Darmawan.

Sesuai Perbup Nomor 47 Tahun 2010, di Badung  ada 11 desa wisata di Badung. Yakni  Desa Kerta, Desa Petang, Desa Pangsan, Desa Belok Sidan,

Desa Carangsari (Kecamatan Petang), Desa Sangeh, Desa Bongkasa Pertiwi (Kecamatan Abiansemal), Desa Baha, Desa Munggu, Desa Mengwi, dan Desa Kapal (Kecamatan Mengwi).

Penetapan ini dilakukan langsung Bupati Badung AA Gde Agung pada tanggal 15 September 2010. Kendati begitu, sesuai arahan Bupati, Dispar Badung akan fokus dulu menata lima desa wisata.

Selebihnya menyusul secara bertahap. Lima desa wisata yang akan dikembangkan pada tahap pertama meliputi Desa Pangsan, Bongkasa Pertiwi, Sangeh, Carangsari dan Mengwi.

Pemerintah pun bahkan sudah sempat mengalokasikan anggaran anggaran Rp 51,1 miliar untuk penataan.

Anggaran bersumber dari APBD Badung tahun 2020. Namun, kemudian karena refocusing anggaran sehingga diarahkan untuk percepatan penanganan Covid-19. 

Rencananya tidak hanya membangun infrastruktur penunjang dewa wisata, pendampingan menyangkut manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM) juga akan dilakukan.

Namun kondisi desa wisata saat ini di tengah pandemi Covid-19 hampir sama dengan  sejumlah daya tarik wisata (DTW) di Badung.

“Tetap jalan, salah satunya seperti di Bongkasa Pertiwi. Di sana ada arung jeram, naik ATV, swing. Namun memang tergantung tamu yang datang,” tegas birokrat yang jabatan aslinya adalah Asisten III Bidang Administrasi Umum.

Birokrat asal Gianyar itu berharap besar pandemi Covid-19 segera berakhir. Sehingga pariwisata yang menjadi tumpuan di Badung bisa kembali hidup.

“Kami berharap Covid-19 ini segera berakhir, sehingga pariwisata kembali hidup, dengan begitu perekonomian kembali jalan,” pungkasnya.

MANGUPURA – Dampak pandemi covid-19 sangat dirasakan Provinsi Bali. Apalagi, bagi Pemkab Badung yang sumber pendapatan utamanya dari sektor pariwisata.

Buntutnya, ada sejumlah anggaran yang realokasi atau refocusing untuk penanggulangan pandemi covid-19. Salah satunya yang terdampak yakni rencana pengembangan desa wisata di Badung.

Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pariwisata Kabupaten Badung Cok Raka Darmawan menerangkan, untuk pengembangan desa wisata belum bisa dilakukan tahun ini.

“Kita melihat perkembangan dulu, karena dengan kondisi saat ini, di tengah pandemi Covid-19, anggaran terbatas. Makanya kita tunda dulu pengembangan desa wisata, walaupun sebetulnya kajiannya sudah ada,” ujar Cok Darmawan.

Sesuai Perbup Nomor 47 Tahun 2010, di Badung  ada 11 desa wisata di Badung. Yakni  Desa Kerta, Desa Petang, Desa Pangsan, Desa Belok Sidan,

Desa Carangsari (Kecamatan Petang), Desa Sangeh, Desa Bongkasa Pertiwi (Kecamatan Abiansemal), Desa Baha, Desa Munggu, Desa Mengwi, dan Desa Kapal (Kecamatan Mengwi).

Penetapan ini dilakukan langsung Bupati Badung AA Gde Agung pada tanggal 15 September 2010. Kendati begitu, sesuai arahan Bupati, Dispar Badung akan fokus dulu menata lima desa wisata.

Selebihnya menyusul secara bertahap. Lima desa wisata yang akan dikembangkan pada tahap pertama meliputi Desa Pangsan, Bongkasa Pertiwi, Sangeh, Carangsari dan Mengwi.

Pemerintah pun bahkan sudah sempat mengalokasikan anggaran anggaran Rp 51,1 miliar untuk penataan.

Anggaran bersumber dari APBD Badung tahun 2020. Namun, kemudian karena refocusing anggaran sehingga diarahkan untuk percepatan penanganan Covid-19. 

Rencananya tidak hanya membangun infrastruktur penunjang dewa wisata, pendampingan menyangkut manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM) juga akan dilakukan.

Namun kondisi desa wisata saat ini di tengah pandemi Covid-19 hampir sama dengan  sejumlah daya tarik wisata (DTW) di Badung.

“Tetap jalan, salah satunya seperti di Bongkasa Pertiwi. Di sana ada arung jeram, naik ATV, swing. Namun memang tergantung tamu yang datang,” tegas birokrat yang jabatan aslinya adalah Asisten III Bidang Administrasi Umum.

Birokrat asal Gianyar itu berharap besar pandemi Covid-19 segera berakhir. Sehingga pariwisata yang menjadi tumpuan di Badung bisa kembali hidup.

“Kami berharap Covid-19 ini segera berakhir, sehingga pariwisata kembali hidup, dengan begitu perekonomian kembali jalan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/