RadarBali.com- Menyambangi Pulau Gili Labak tampaknya tak lengkap jika tak sekaligus menghampiri Pulau Gili Iyang.
Lokasinya yang tak jauh dari Pulau Gili Labak membuat obyek wisata unggulan lainnya yang dimiliki Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ini ideal dijadikan satu paket perjalanan wisata bersama dengan Pulau Gili Labak.
Salah satu kesamaan dua pulau yang bertetangga ini yakni masih banyaknya warga di kedua pulau yang tak mengerti bahasa Indonesia.
Tak heran, peran pemandu wisata atau guide saat berkunjung ke Pulau Gili Iyang bisa menyempurnakan perjalanan wisata Anda.
Dari kota Sumenep, jarak Pulau Iyang hanya sekitar 28 kilometer. Menempuh jalur darat melalui Pelabuhan Dungkek, pengunjung bisa menyeberang menuju Pulau Gili Iyang yang hanya menempuh jarak sekitar 45 menit.
Setibanya di Gili Iyang, biasanya wisatawan langsung melakukan tracking menelusuri sudut pulau. Alternatif lainnya, tersedia juga kendaraan roda tiga (Dorkas) yang merupakan alat transportasi sehari-hari warga setempat yang bisa disewa.
Seperti halnya Pulau Gili Labak, Gili Iyang juga menawarkan pesona keindahan bawah laut yang memesona untuk dijelajahi dengan snorkeling atau diving.
Dibanding pulau-pulau lain di Indonesia, Pulau Gili Iyang memiliki keunikan tersendiri dalam hal kandungan oksigen 20,9 persen yang terkandung di kawasan pulau ini.
Kualitas kandungan udara yang terjaga menjadikan Pulau Gili Iyang dinobatkan sebagai pulau dengan kandungan oksigen terbaik kedua di dunia setelah Yordania dengan kandungan oksigen 19,5-20,5 persen.
Hasil penelitian Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jawa Timur (BBTKLPP) pada 2001 menyebutkan, kadar oksigen di Pulau Gili Labak 21,5 persen. Di daerah lain, umumnya kadar oksigen 26,5 persen sampai 38,7 persen.
Angka tersebut diperkuat oleh hasil penelitian tim pusat pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN akhir 2006 silam.
Penelitian yang diteruskan oleh Pemkab Sumenep melalui Bappeda dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) pada Desember 2011 lalu membuahkan hasil yang semakin memperkuat kandungan oksigen yang sangat baik di Gili Iyang.
”Pada titik tertentu kadar oksigen di Gili Iyang bisa lebih rendah dari 21,5 persen menjadi 20,9 persen, misalnya saat ini (Februari, Red),” terang Kepala Bappeda Pemkab Sumenep Yayak Nurwahyudi.
Tingginya kandungan oksigen di Gili Iyang tidak hanya berasal dari banyaknya pepohonan yang masih rimbun. Tapi, juga dihasilkan dari perputaran udara yang terjadi di pantai.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Sufiyanto, predikat pulau dengan kadar oksigen terbaik kedua di dunia juga didukung oleh kondisi lingkungan di Gili Iyang yang jauh dari jangkauan polusi udara.
Tak heran, kandungan karbondioksida di pulau ini hanya 36,5 desibel (db). ”Jadi, selain udaranya menyegarkan, suasananya juga menenangkan hati,” sebut Sufiyanto.
Di Gili Iyang, lanjut Sufiyanto, warga yang berumur 80 tahun masih terlihat bugar dan sehat. Bahkan, di pulau tersebut terdapat warga yang berumur 175 tahun.
”Berkunjung ke Gili Iyang sama halnya sedang mengisi energi. Kadar oksigen di pulau ini mampu membuat kita lebih awet muda,” tutupnya.