SEMARAPURA – Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, pada bulan Oktober seperti ini biasanya lagi tinggi-tingginya.
Meski pada bulan Oktober bukanlah high season, tingkat hunian penginapan di wilayah tersebut biasanya mencapai 80-90 persen.
Namun, kali ini, tingkat hunian penginapan di Nusa Penida hanya berkisar 60-70 persen saja. Atau turun 30 – 40 persen.
Menurut Sekretaris PHRI Klungkung I Wayan Sukadana, penurunan tingkat hunian penginapan di Nusa Penida itu terjadi sejak awal Oktober 2018 ini.
Saking besarnya penurunan tingkat hunian di bulan Oktober tahun ini dibandingkan dengan Oktober tahun-tahun sebelumnya, hal ini menjadi pembahasan di internal pemilik penginapan di wilayah Nusa Penida.
“Ini menjadi pembahasan di internal kami karena penurunannya mencapai 30 persen. Walaupun low season, tingkat hunian di Nusa Penida biasanya berkisar 80-90 persen. Karena jumlah kamar yang ada tidak terlalu banyak,” katanya.
Penurunan tingkat hunian itu, disinyalir karena dampak dari kegiatan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia atau yang lebih akrab didengar Internasional Monetary Fund (IMF)-World Bank.
Menurutnya, puluhan ribu delegasi yang datang ke Bali untuk acara tersebut membuat tiket pesawat habis terjual.
“Jika pun ada yang tersisa, harganya cukup mahal. Kami sinyalir seperti itu. Ada beberapa wisatawan yang batal menginap,
tapi kami tidak tahu secara pasti apakah hal itu karena mereka tidak mendapat tiket pesawat untuk bisa terbang ke Bali,” ujarnya.
Lebih lanjut pihaknya mengaku tidak tahu sampai kapan kondisi ini terus terjadi. Untuk itu pihaknya berharap para delegasi IMF- World Bank bisa berwisata dan menginap di Nusa Penida.
Sehingga tingkat hunian penginapan di Nusa Penida bisa kembali meningkat. “Kami juga berharap moment ini bisa tangkap Pemkab Klungkung untuk mempromosikan industri pariwisata di Kabupaten Klungkung,” tandasnya.