BENGKALA – Seluruh desa wisata di Kabupaten Buleleng, didorong menggali keunikan di wilayahnya masing-masing.
Keunikan itu diharapkan bisa dikelola dengan baik, sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Saat ini di Kabupaten Buleleng tercatat ada 31 buah desa wisata.
Puluhan desa itu memiliki berbagai jenis potensi. Mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, hingga wisata spiritual.
Para pengelola desa wisata pun kemarin diberikan pembinaan dan penguatan kapasitas pengelolaan.
Proses pembinaan itu juga menghadirkan sejumlah praktisi dan konsultan pariwisata seperti Sugi Lanus, Ni Luh Djelantik, dan Gede Kresna.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, pengelola desa wisata harus bisa menggali keunikan masing-masing. Sebab setiap desa punya ciri khas dan daya tarik yang berbeda.
“Misalnya Pedawa dan Sembiran itu bisa mengedepankan ciri khas mereka sebagai Desa Bali Mula. Keunikan ini yang harus diangkat sebagai sebuah daya tarik.
Kami di pemerintah juga akan mendorong ketersediaan infrastruktur dan fasilitas pariwisata lain, sehingga bisa menunjang pariwisata di desa,” kata Sutrisna saat ditemui di Rumah Intaran, Desa Bengkala kemarin (9/1).
Keunikan yang ditonjolkan oleh desa wisata, diyakini bisa menarik para wisatawan. Sutrisna menyatakan pemerintah akan mengemas keunikan itu menjadi sebuah branding tersendiri bagi desa wisata.
Bukan hanya keunikan dan daya tarik wisata, desa juga didorong menggali secara optimal potensi kuliner di wilayahnya. Mengingat kuliner sangat menunjang kunjungan wisatawan.
Setelah desa wisata menuntaskan penggalian ciri khas di wilayah masing-masing, Sutrisna menyatakan Dispar Buleleng akan melakukan pemetaan potensi.
Seluruh potensi yang ada akan didokumentasikan, sehingga bisa menjadi salah satu sarana promosi.
“Kami ingin desa itu bisa maju dan dikenal sesuai dengan potensi local genius-nya. Kami pasti akan memberikan perbaikan kualitas terhadap potensi-potensi yang muncul, sehingga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan,” tegas Sutrisna.