SINGARAJA –Kunjungan wisatawan mancanegara yang seret, membuat Dinas Pariwisata Buleleng alih strategi.
Pemerintah kini tak lagi getol menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), melainkan beralih ke pasar wisatawan domestik (wisdom).
Mereka diharapkan bisa mengisi kamar-kamar hotel di Bali Utara, dan menggeliatkan sektor pariwisata.
Hembusan abu vulkanik ke arah Bandara Ngurah Rai, memang berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan.
Pembatalan penerbangan, membuat wisatawan tak bisa masuk dan keluar ke Pulau Bali.
Dampaknya, sejumlah kamar hotel yang sudah dipesan pun terpaksa dibatalkan karena wisatawan tak bisa datang ke Bali.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna mengatakan, secara umum aktifitas pariwisata di Buleleng berjalan dengan normal.
Pasalnya destinasi tujuan wisata, berada jauh dari Gunung Agung. Selain itu pusat akomodasi pariwisata juga berjarak cukup jauh dari kaldera gunung.
Menurut Sutrisna penutupan bandara berdampak pada penurunan tingkat hunian di hotel-hotel.
“Sebenarnya turisnya membatalkan pesanan bukan gara-gara erupsi. Tapi karena dia tidak bisa datang ke Bali karena bandara tutup, ya terpaksa cancel,” kata Sutrisna.
Pemerintah pun berupaya mengubah strategi promosi. Kini promosi digencarkan ke wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Wisatawan domestik kini diincar agar mau menghabiskan akhir tahun mereka di Buleleng.
Selain itu Dispar Buleleng juga menggencarkan informasi pemanfaatan bandara alternatif dan akses transportasi pendukung, bila Bandara Ngurah Rai ditutup.
Wisatawan yang diincar juga tergolong spesifik. “Kami incar untuk kegiatan MICE. Jadi yang mau konferensi, pameran, rapat, pertemuan,
kami dorong agar dilaksanakan di Buleleng. Toh jaraknya juga jauh dari Buleleng,” imbuhnya.