DENPASAR – Dukungan demi dukungan terus diberikan untuk Bali agar segera membuka pariwisata. Sebab, Bali sendiri, 60 persen perekonomian bergantung pada dunia pariwisata.
Dukungan ini tak lepas dengan melihat angka kasus covid-19 provinsi Bali sejak dua bulan terakhir menunjukkan awal yang baik bagi penurunan yang masuk kategori melandai.
Dengan jumlah kesembuhan pasien covid-19 yang lebih tinggi daripada tertular mendapat apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo.
Per kemarin kasus covid-19 yang masih dalam perawatan tercatat sebanyak 423 orang atau 0,89 persen. Angka ini memberi signal baik untuk di bukanya pintu kedatangan bagi wisatawan mancanegara.
Sesuai arahan Presiden RI bahwa rencana dibukanya pariwisata mancanegara di Bali pada bulan Juli mendatang tergantung pada tingkat kasus dan kondisi di Bali.
Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno dalam wawancaranya
sesaat setelah mengikuti rapat koordinasi persiapan pembukaan pariwisata Bali, di Politeknik Pariwisata Bali, kemarin (11/6).
Rapat koordinasi tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati didampingi Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa dan stakeholder terkait.
Wagub Cok Ace mengatakan, pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat Bali selalu siap dengan penerapan protokol kesehatan.
Sebagian besar masyarakat Bali sadar akan bahaya virus Corona yang serta merta apabila tidak ditangani dengan cepat akan menyebabkan nyawa melayang sia-sia.
“Selain itu, kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin menunjukkan penurunan angka kasus covid-19,” kata Wagub Cok Ace.
Dengan membidik satu situasi yang sangat strategis di tengah pandemi dan kesulitan ekonomi, pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus melakukan penyiapan Bali
sebagai ikon pariwisata Indonesia, sehingga bisa dalam waktu dekat memiliki prakondisi yang tepat untuk membuka diri bagi pariwisata mancanegara.
Prakondisi-prakondisi yang disampaikan sebelumnya yakni seperti pengendalian kasus Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat dan vaksinasi massal serta penyiapan “travel koridor arrangement”.
Rapat koordinasi persiapan pembukaan pariwisata Bali merupakan awal dari penyiapan tahap akhir yang kemudian akan dilanjutkan dengan peninjauan tiga zona yang saat ini disebut “SUN” yakni Sanur, Ubud dan Nusa Dua.
Nusa Dua menjadi lebih prioritas karena merupakan pintu masuk bagi kedatangan wisatawan. Saat ini angka penambahan kasus Covid-19 di Bali menembus diangka 2 digit sehingga penularan kasus dapat ditekan dan target vaksinasi bisa diselesaikan.
Kesiapan Bali untuk membuka diri sudah terlihat dengan persentase 85-90 persen yang bergerak terus.
Semua ini tergantung dari keseriusan semua pihak dalam menghadirkan prakondisi, sehingga capaian penurunan kasus covid-19 di Bali mendapat apresiasi dari pusat.
“Persiapan pembukaan pariwisata merupakan awal dari tahap akhir persiapan kita secara komprehensif yang dilakukan sejak beberapa bulan terakhir.
Arahan Presiden RI bahwa membidik situasi yang strategis ditengah pandemi, menyiapkan Bali sebagai ikon pariwisata di Indonesia yang gerak cepat, gerak bersama dan gasfull,
dengan menunjukkan kerja keras, kerja cerdas dan kerja cepat. Sehingga dengan bergandengan tangan bersama maka kita akan mewujudkan revitalisasi sebagai destinasi terbaik di dunia,
dan didukung vaksinasi yang dilakukan dengan sangat kolosal. Hal ini adalah kunci dari sebuah keberhasilan kita untuk memenuhi prakondisi untuk Bali bangkit, Bali pulih,” sebut Menparekraf RI Sandiaga Uno.
Grand desain pengelolaan zona prioritas dan rute aman di Bali tentunya akan ditinjau menjadi pertimbangan karakteristik dan kegiatan di Bali,
dengan tujuan menghasilkan output yang merekomendasi secara teknis yang dimulai dengan kegiatan work from Bali.
Konsep Indonesia ataupun luar negeri bahwa mereka yang datang ke Indonesia termasuk Bali adalah mereka wisatawan baik yang sudah di vaksin ataupun belum.
Namun, saat mereka memasuki pintu kedatangan bandara Ngurah Rai maka mereka wajib mengikuti SOP yang diberlakukan di bandara Internasional Ngurah Rai.
Langkah pertama adalah melakukan PCR, pengaturan cek point, penguatan pengetatan prokes (jika ada karyawan tanpa masker) maka pemberian sanksi yang lebih kuat kepada institusi yang melanggar bukan kepada personal.
Sebagai garda terdepan saat wisatawan turun dari pesawat adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mulai dari pengisian kelengkapan register tentang perlindungan diri, semua dokumen langsung bisa diketahui.
Setelah di KKP menerima kelengkapan administrasi, maka mereka akan di cek suhu (di bawah 37,3 lanjut swab), kemudian akan dilanjutkan ke imigrasi kelengkapan administrasi,
kemudian mengambil bagasi, lalu menuju bea cukai untuk mengambil barang dan keluar ke pintu bandara dan dijemput taksi yang sudah CHSE.
Perbedaan hotel bagi wisatawan yang sudah memiliki sertifikat vaksinasi maka mereka boleh beraktivitas di hotel (kolam renang, makan di restoran hotel) setelah 6 jam di swab selama lima (5) hari karantina.
Sedangkan bagi wisatawan yang belum di vaksinasi wajib dikarantina selama lima (5) hari di kamar hotel yang sudah ditunjuk.
Sedangkan bagi wisatawan yang hasil swabnya positif (+) maka mereka akan dirujuk ke rumah sakit rujukan. Namun bila hasilnya (-) maka mereka akan diijinkan untuk keluar melakukan perjalanan dan berlibur di Bali.