32.4 C
Jakarta
12 September 2024, 15:44 PM WIB

Ini Skenario Menghidupkan Pariwisata Denpasar Jika Gunung Agung Erupsi

RadarBali.com – Dampak ancaman erupsi Gunung Agung sudah mulai terlihat. Khususnya pada laju pariwisata di Kota Denpasar.

Tidak hanya warga Karangasem yang cemas, tapi semua pihak. Saat ini, mulai terlihat penurunan kunjungan pariwisata ke Bali sebanyak 20 persen.

”Menyikapi itu kami Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia membuat skenario jika terjadinya erupsi Gunung Agung,” ungkap Ketua PHRI Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra kemarin.

Menurutnya, usaha pertama yang dilakukan adalah memohon kepada Walikota Denpasar membuat statement  di berbagai media sosial tentang kawasan Kota Denpasar yang aman, dikarenakan Kota Denpasar tetap aman bagi pengunjung wisatawan.

Sehingga diharapkan  wisatawan yang berkunjung ke Kota Denpasar tidak lagi merasa khawatir dengan kondisi Gunung Agung saat ini.

Pasalnya, jika terjadi erupsi hanya 28 desa di Kabupaten Karangasem yang berada di kaki bukit yang mengelilingi Gunung Agung yang dalam posisi bahaya. 

Pemerintah juga telah memastikan yang harus dikosongkan hanya radius 12 km dari puncak Gunung Agung.

Sedangkan keberadaan bandara yang relatif jauh dari Gunung Agung yakni berjarak 60 km ke arah selatan memungkinkan Kota Denpasar masih dianggap aman untuk kunjungan wisatawan. 

Seandainya terjadi erupsi, PHRI juga telah menyiapkan mekanisme penyelamatan dengan menyediakan 700 titik sebagai tempat pengamanan keselamatan para wisatawan.

“Jika terjadi erupsi wisatawan yang berada di objek wisata bisa menyelamatkan diri di titik yang telah disediakan, setelah itu akan di jemput bus dan langsung diantar ke bandara atau dermaga yang telah disediakan,” ujarnya.

Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra meminta agar PHRI membuat simulasi. ”Simulasi perlu dilakukan, sehingga ketika bencana benar terjadi pola perencanaan tanggap bencana ini bisa diterapkan dengan baik,” ungkapnya.

Tidak hanya itu Rai Mantra minta agar titik  yang disediakan untuk turis itu harus dipastikan dan disosialisasikan.

Bahkan, titik itu harus dimasukkan di tanggap bencana yang ada di program Pro Denpasar. Jika ada berbagai permasalahan wisatawan bisa langsung menghubungi call center 112 yang siaga melayani setiap pengaduan masyarakat.

“Masyarakat atau wisatawan yang berada di Kota Denpasar bisa menghubungi 112 jika mengalami masalah,” ujarnya. 

RadarBali.com – Dampak ancaman erupsi Gunung Agung sudah mulai terlihat. Khususnya pada laju pariwisata di Kota Denpasar.

Tidak hanya warga Karangasem yang cemas, tapi semua pihak. Saat ini, mulai terlihat penurunan kunjungan pariwisata ke Bali sebanyak 20 persen.

”Menyikapi itu kami Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia membuat skenario jika terjadinya erupsi Gunung Agung,” ungkap Ketua PHRI Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra kemarin.

Menurutnya, usaha pertama yang dilakukan adalah memohon kepada Walikota Denpasar membuat statement  di berbagai media sosial tentang kawasan Kota Denpasar yang aman, dikarenakan Kota Denpasar tetap aman bagi pengunjung wisatawan.

Sehingga diharapkan  wisatawan yang berkunjung ke Kota Denpasar tidak lagi merasa khawatir dengan kondisi Gunung Agung saat ini.

Pasalnya, jika terjadi erupsi hanya 28 desa di Kabupaten Karangasem yang berada di kaki bukit yang mengelilingi Gunung Agung yang dalam posisi bahaya. 

Pemerintah juga telah memastikan yang harus dikosongkan hanya radius 12 km dari puncak Gunung Agung.

Sedangkan keberadaan bandara yang relatif jauh dari Gunung Agung yakni berjarak 60 km ke arah selatan memungkinkan Kota Denpasar masih dianggap aman untuk kunjungan wisatawan. 

Seandainya terjadi erupsi, PHRI juga telah menyiapkan mekanisme penyelamatan dengan menyediakan 700 titik sebagai tempat pengamanan keselamatan para wisatawan.

“Jika terjadi erupsi wisatawan yang berada di objek wisata bisa menyelamatkan diri di titik yang telah disediakan, setelah itu akan di jemput bus dan langsung diantar ke bandara atau dermaga yang telah disediakan,” ujarnya.

Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra meminta agar PHRI membuat simulasi. ”Simulasi perlu dilakukan, sehingga ketika bencana benar terjadi pola perencanaan tanggap bencana ini bisa diterapkan dengan baik,” ungkapnya.

Tidak hanya itu Rai Mantra minta agar titik  yang disediakan untuk turis itu harus dipastikan dan disosialisasikan.

Bahkan, titik itu harus dimasukkan di tanggap bencana yang ada di program Pro Denpasar. Jika ada berbagai permasalahan wisatawan bisa langsung menghubungi call center 112 yang siaga melayani setiap pengaduan masyarakat.

“Masyarakat atau wisatawan yang berada di Kota Denpasar bisa menghubungi 112 jika mengalami masalah,” ujarnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/