33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:32 PM WIB

Diatur Agar Punya Turis Berkualitas, Pariwisata Bali Kian Ribet

DENPASAR – Dunia pariwisata di Bali kian diatur oleh pemerintah. Salah satunya, saat ini Dinas Pariwisata Provinsi Bali tengah merancang Ranperda Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Bali.

Mengundang sejumlah pelaku pariwisata baik yang berada di bawah naungan Bali Tourism Board (BTB), tokoh pariwisata serta akademisi,

diharapkan bisa mendapat masukan untuk isi Raperda, yang dilaksanakan dalam Forum Group Discussion (FGD) di ruang rapat Soka, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Denpasar, Rabu (15/1) kemarin. 

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Kadisparda) Bali I Putu Astawa, FGD ini menjadi faktor untuk meningkatkan kualitas pariwisata Bali ke depannya baik dari sisi pelayanan,

destinasi, aktivitas wisata, SDM, produk wisata dan lainnya, serta menghindari penurunan kuliatas industri wisata ke depan. 

Ke depan menurutnya, di dalam Perda itu akan mengatur 4 pilar di antaranya pilar destinasi, pilar industri, pilar pemasaran, dan pilar kelembagaan.

Semua harus mengikuti standar-standar yang kita atur di dalam Perda itu meliputi produknya apa, pelayanannya seperti apa, pengelolaannya seperti apa. 

Menurut dia, semua yang berkaitan dengan kepariwisataan di pulau ini harus memiliki standar, selanjutnya akan dituangkap pada pasal demi pasal di Perda tersebut.

“Harus semua kita arahkan terstandar dan semuanya nanti akan dijelaskan pada pasal-pasal di dalam Perda itu. Sekarang kita sosialisasikan, FGD-kan dengan harapan dapat penyempurnaan

dari rancangan yang telah kita susun untuk dibahas secara bersama-sama. Selanjutnya akan menjadi perda yang akan dibahas antara eksekutif dan legislatif,” beber Astawa.  

Menurut Astawa, pencapaian kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari tahun 2018 ke 2019 mengalami peningkatan, walaupun sedikit mengalami perlambatan.

Peningkatan sekitar 200 ribuan turis mancanegara dikarenakan tahun-tahun politik, isu bencana dan kondisi ekonomi global yang belum stabil.

Pemerintah Provinsi Bali, kata dia, ke depan tidak hanya menargetkan jumlah, namun juga bagaimana mengupayakan wisatawan dapat tinggal lebih lama dan pengeluarannya pun semakin banyak.

Untuk mencapai hal itu, menurut dia, para pelaku di industri pariwisata penting untuk menentukan paket-paket tur yang akan dijual agar wisatawan betah berlama-lama melakukan kegiatan wisata di Bali.

“Paket wisata apa yang bisa kita jual termasuk dalam standarisasi ini juga kita bahas,” ucap Astawa lagi. 

Pihaknya akan mengajak pelaku industri pariwisata Bali untuk mengatur paket-paket yang menarik keinginan wisatawan menambah masa tinggal. “Sehingga wisatawan bisa tinggal lebih lama,” cetusnya.

Dia menambahkan, banyak potensi untuk menambah masa tinggal wisatawan karena Bali memiliki aktivitas wisata yang beragam mulai dari di Bali Selatan, Timur, Barat dan Utara.

Selain itu aktivitas wisata bahari diyakini mampu meningkatkan lama tinggal wisatawan. “Harapan kami ke depan, selain jumlah lebih banyak kualitas lebih tinggi secara angka lebih banyak.

10 sampai 15 persen peningkatan setiap tahun. Harapan tahun 2020, sekurang-kurangnya 6,5 juta wisman,” harap Astawa. 

DENPASAR – Dunia pariwisata di Bali kian diatur oleh pemerintah. Salah satunya, saat ini Dinas Pariwisata Provinsi Bali tengah merancang Ranperda Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Bali.

Mengundang sejumlah pelaku pariwisata baik yang berada di bawah naungan Bali Tourism Board (BTB), tokoh pariwisata serta akademisi,

diharapkan bisa mendapat masukan untuk isi Raperda, yang dilaksanakan dalam Forum Group Discussion (FGD) di ruang rapat Soka, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Denpasar, Rabu (15/1) kemarin. 

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Kadisparda) Bali I Putu Astawa, FGD ini menjadi faktor untuk meningkatkan kualitas pariwisata Bali ke depannya baik dari sisi pelayanan,

destinasi, aktivitas wisata, SDM, produk wisata dan lainnya, serta menghindari penurunan kuliatas industri wisata ke depan. 

Ke depan menurutnya, di dalam Perda itu akan mengatur 4 pilar di antaranya pilar destinasi, pilar industri, pilar pemasaran, dan pilar kelembagaan.

Semua harus mengikuti standar-standar yang kita atur di dalam Perda itu meliputi produknya apa, pelayanannya seperti apa, pengelolaannya seperti apa. 

Menurut dia, semua yang berkaitan dengan kepariwisataan di pulau ini harus memiliki standar, selanjutnya akan dituangkap pada pasal demi pasal di Perda tersebut.

“Harus semua kita arahkan terstandar dan semuanya nanti akan dijelaskan pada pasal-pasal di dalam Perda itu. Sekarang kita sosialisasikan, FGD-kan dengan harapan dapat penyempurnaan

dari rancangan yang telah kita susun untuk dibahas secara bersama-sama. Selanjutnya akan menjadi perda yang akan dibahas antara eksekutif dan legislatif,” beber Astawa.  

Menurut Astawa, pencapaian kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari tahun 2018 ke 2019 mengalami peningkatan, walaupun sedikit mengalami perlambatan.

Peningkatan sekitar 200 ribuan turis mancanegara dikarenakan tahun-tahun politik, isu bencana dan kondisi ekonomi global yang belum stabil.

Pemerintah Provinsi Bali, kata dia, ke depan tidak hanya menargetkan jumlah, namun juga bagaimana mengupayakan wisatawan dapat tinggal lebih lama dan pengeluarannya pun semakin banyak.

Untuk mencapai hal itu, menurut dia, para pelaku di industri pariwisata penting untuk menentukan paket-paket tur yang akan dijual agar wisatawan betah berlama-lama melakukan kegiatan wisata di Bali.

“Paket wisata apa yang bisa kita jual termasuk dalam standarisasi ini juga kita bahas,” ucap Astawa lagi. 

Pihaknya akan mengajak pelaku industri pariwisata Bali untuk mengatur paket-paket yang menarik keinginan wisatawan menambah masa tinggal. “Sehingga wisatawan bisa tinggal lebih lama,” cetusnya.

Dia menambahkan, banyak potensi untuk menambah masa tinggal wisatawan karena Bali memiliki aktivitas wisata yang beragam mulai dari di Bali Selatan, Timur, Barat dan Utara.

Selain itu aktivitas wisata bahari diyakini mampu meningkatkan lama tinggal wisatawan. “Harapan kami ke depan, selain jumlah lebih banyak kualitas lebih tinggi secara angka lebih banyak.

10 sampai 15 persen peningkatan setiap tahun. Harapan tahun 2020, sekurang-kurangnya 6,5 juta wisman,” harap Astawa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/