29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:04 AM WIB

Sosial Media dan Festival Picu Pertumbuhan Pariwisata Nusa Penida

DENPASAR – Beberapa tahun terakhir sejak diselenggarakannya Nusa Penida Festival, pulau yang terletak di selatan Bali ini menjadi salah satu tujuan wisata bagi wisatawan asing maupun domestik saat berlibur di Pulau Dewata.

Semakin menggeliatnya pariwisata di pulau tersebut tentu saja membawa harapan positif bagi perekonomian warga setempat.

Beberapa warga yang dulunya bekerja di Denpasar memilih kembali ke daerah asalnya sebagai pekerja pariwisata di Nusa Penida.

Salah seorang warga Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Gede Suladra mengatakan, peran sosial media begitu kuat dalam mempromosikan potensi wisata di tanah kelahirannya itu.

“Pariwisata Nusa Penida mulai menggeliat sekitar 2 tahun sejak diadakan Nusa Penida Festival pertama. Sejak saat itu pengunjung mulai meningkat.

Peran sosmed juga sangat berpengaruh. Setiap tamu yang berkunjung kemudian share liburan mereka di Nusa Penida,” ujar Suladra kemarin.

Menurutnya, seiring bertambahnya pengunjung, orang-orang lokal mulai mengambil peluang ini dengan membuka rumah makan, dan penginapan.

Vila yang disewakan mulai Rp 200 ribu hingga Rp 1 jutaan per malam dan fasilitas penunjang wisata lainnya.

“Banyak tamu tidak dapat hotel dan mereka rela tidur di rumah-rumah penduduk,” cetus mantan guide ini.

Pertumbuhan sektor pariwisata di pulau yang berdekatan dengan Nusa Lembongan itu membuat masyarakat  setempat mulai beralih profesi.

Awalnya sebagai petani rumput laut maupun nelayan kini ada menjadi sopir hingga tukang ojek, kerja di vila atau rumah makan.

Diakui Suladra, semakin ramai wisatawan yang datang berdampak pada meningkatnya kendaraan roda empat masuk ke Nusa Penida.

Akibatnya saat jam-jam pagi dan sore ketika boat balik ke Bali daratan kemacetan di kawasan dermaga tidak bisa dihindari.

“Toh masyarakat tidak terlalu memusingkan karena mereka juga ambil bagian dari kue pariwisata ini,” kata Suladra.

Geliat pariwisata di Nusa Penida ini juga memicu terjadinya perubahan lahan. Namun, kata dia, jika melihat geografis pulau tersebut yang kering dan berbatu  tidak terlalu mengkhawatirkan dari sisi pertanian.

“Karena mereka biasanya bikin villa di perbukitan atau dekat pantai yang tanahya tidak subur,” bebernya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kawasan yang paling populer dikunjungi wisatawan adalah  bagian barat agak ke selatan seperti Angel Billabong, Broken Beach dan Kelingking Beach.

Selain itu Crystal Bay atau Penida juga sangat populer untuk kegiatan wisata bahari seperti snorkeling dan diving serta banyak yang melakukan wisata spiritual di Nusa Penida.

“Setiap Sabtu atau hari libur pasti banyak pengunjung yang sembahyang ke Nusa Penida seperti Pura Ped, Giri Putri dan Puncak Mundi,” sebutnya.

Sedangkan untuk transportasi sebagai fasilitas wisatawan selama berlibur di Nusa Penida sudah sangat memadai dan rata-rata kualitasnya bagus.

“Rata-rata pakai jenis mini bus dengan tarif sekitar Rp 550 ribu hingga Rp 700 ribu untuk full day tour,” pungkasnya.

DENPASAR – Beberapa tahun terakhir sejak diselenggarakannya Nusa Penida Festival, pulau yang terletak di selatan Bali ini menjadi salah satu tujuan wisata bagi wisatawan asing maupun domestik saat berlibur di Pulau Dewata.

Semakin menggeliatnya pariwisata di pulau tersebut tentu saja membawa harapan positif bagi perekonomian warga setempat.

Beberapa warga yang dulunya bekerja di Denpasar memilih kembali ke daerah asalnya sebagai pekerja pariwisata di Nusa Penida.

Salah seorang warga Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Gede Suladra mengatakan, peran sosial media begitu kuat dalam mempromosikan potensi wisata di tanah kelahirannya itu.

“Pariwisata Nusa Penida mulai menggeliat sekitar 2 tahun sejak diadakan Nusa Penida Festival pertama. Sejak saat itu pengunjung mulai meningkat.

Peran sosmed juga sangat berpengaruh. Setiap tamu yang berkunjung kemudian share liburan mereka di Nusa Penida,” ujar Suladra kemarin.

Menurutnya, seiring bertambahnya pengunjung, orang-orang lokal mulai mengambil peluang ini dengan membuka rumah makan, dan penginapan.

Vila yang disewakan mulai Rp 200 ribu hingga Rp 1 jutaan per malam dan fasilitas penunjang wisata lainnya.

“Banyak tamu tidak dapat hotel dan mereka rela tidur di rumah-rumah penduduk,” cetus mantan guide ini.

Pertumbuhan sektor pariwisata di pulau yang berdekatan dengan Nusa Lembongan itu membuat masyarakat  setempat mulai beralih profesi.

Awalnya sebagai petani rumput laut maupun nelayan kini ada menjadi sopir hingga tukang ojek, kerja di vila atau rumah makan.

Diakui Suladra, semakin ramai wisatawan yang datang berdampak pada meningkatnya kendaraan roda empat masuk ke Nusa Penida.

Akibatnya saat jam-jam pagi dan sore ketika boat balik ke Bali daratan kemacetan di kawasan dermaga tidak bisa dihindari.

“Toh masyarakat tidak terlalu memusingkan karena mereka juga ambil bagian dari kue pariwisata ini,” kata Suladra.

Geliat pariwisata di Nusa Penida ini juga memicu terjadinya perubahan lahan. Namun, kata dia, jika melihat geografis pulau tersebut yang kering dan berbatu  tidak terlalu mengkhawatirkan dari sisi pertanian.

“Karena mereka biasanya bikin villa di perbukitan atau dekat pantai yang tanahya tidak subur,” bebernya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kawasan yang paling populer dikunjungi wisatawan adalah  bagian barat agak ke selatan seperti Angel Billabong, Broken Beach dan Kelingking Beach.

Selain itu Crystal Bay atau Penida juga sangat populer untuk kegiatan wisata bahari seperti snorkeling dan diving serta banyak yang melakukan wisata spiritual di Nusa Penida.

“Setiap Sabtu atau hari libur pasti banyak pengunjung yang sembahyang ke Nusa Penida seperti Pura Ped, Giri Putri dan Puncak Mundi,” sebutnya.

Sedangkan untuk transportasi sebagai fasilitas wisatawan selama berlibur di Nusa Penida sudah sangat memadai dan rata-rata kualitasnya bagus.

“Rata-rata pakai jenis mini bus dengan tarif sekitar Rp 550 ribu hingga Rp 700 ribu untuk full day tour,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/