32.2 C
Jakarta
25 April 2024, 16:12 PM WIB

Libatkan 100 Figuran, Klip Batas Cahaya SID Dibikin Lebih Beda

DENPASAR – Seminggu lalu, persisnya 13 Maret, muncul undangan terbuka di @sid_official, akun media sosial Instagram milik Superman Is Dead.

Band punk rock asal Bali ini mengabarkan, butuh 100 orang untuk terlibat, sebagai figuran, dalam pembuatan video klip lagu mereka Batas Cahaya.

Undangan yang sama juga datang dari sang sutradara video klip lagu ini, Erick EST, para personel SID, dan di-repost banyak pengguna media sosial.

Dan Selasa sore kemarin (20/3), persis di hari yang ditentukan, Taman Baca Kesiman, perpustakaan dengan konsep ruang terbuka di Jalan Sedap Malam,

Denpasar digeruduk massa dari berbagai komunitas musik, seperti kelompok musik punk dari Bali; Outsider dan Lady Rose, sebutan  untuk fans SID; hingga sejumlah aktivis.

Mereka memenuhi ”panggilan” SID. Yang datang pun lebih dari yang dibutuhkan.

Erick Est, sutradara video klip lagu ini, ditemui di sela proses syuting kemarin, mengakui proses syuting ini tidak mudah.

Karena harus mengatur orang banyak yang akan masuk ke dalam klip tersebut. “Tetapi, kami memang harus sabar,” ujar Erick.

Sebanyak sembilan scene diambil di Taman Baca Kesiman. Beberapa scene untuk klip ini sudah dilakukan saat band yang beranggotakan Bobby Kool, Eka Rock dan Jrx ini menggelar tour Eropa, September 2017 lalu.

“Total butuh lebih dari 30-an scene,” katanya. Usai mengambil sembilan scene di TBK, Erick melanjutkan, tiga scene berikutnya akan dilakukan di Twice Bar, kedai milik Jrx di Jalan Bunisari, Kuta.

“Untuk klip ini, kami dikasih deadline sampai akhir bulan April harus selesai dan akan launching,” terang dia.

Untuk ide penggarapan video klip ini, Erick menjelaskan, biasanya dia dan SID berkolaborasi. Saat berkumpul, secara spontan muncul.

“Dari kolaborasi itu kami satukan hingga akhirnya kami menarik garis merah untuk konsepnya,” tambahnya.

Eka Rock, basis SID menambahkan, keterlibatan banyak orang dalam video klip SID ini bukanlah yang pertama.

Orang banyak di dalam klip ini juga diperlukan karena ada part dari lagu Batas Cahaya ini yang memang memunculkan suara masal atau suara banyak.

Hal ini pun harus divisualisasikan dengan orang banyak di dalam video klipnya. “Dari klip pertama juga kami melibatkan banyak orang.

Jadi hari ini (kemarin) kami berkumpul dan mengundang teman-teman lewat sosial media dan mereka datang dan mereka antusias, karena sudah lama juga SID tidak main di Bali. Ini semacam reuni atau kumpul-kumpul,” terangnya.

Lagu Batas Cahaya, kata Eka, ditulis oleh Jrx, kemudian ide musiknya dari Bobby Kool dan diaransemen secara bersama oleh ketiganya.

“Proses single ini sudah selesai dan memasuki proses mastering. Jadi tinggal rilis saja,” bebernya.

Jrx menjelaskan, sebenarnya scene yang diambil untuk video klip ini sudah dilakukan saat tur Eropa pada 2017 lalu.

Namun ternyata stok gambar yang diambil dari proses perjalanan tour tersebut masih dirasa kurang cukup. “Jadi yang di Eropa itu akan kami pakai sebagai pelengkap saja,” tukas Jrx. 

DENPASAR – Seminggu lalu, persisnya 13 Maret, muncul undangan terbuka di @sid_official, akun media sosial Instagram milik Superman Is Dead.

Band punk rock asal Bali ini mengabarkan, butuh 100 orang untuk terlibat, sebagai figuran, dalam pembuatan video klip lagu mereka Batas Cahaya.

Undangan yang sama juga datang dari sang sutradara video klip lagu ini, Erick EST, para personel SID, dan di-repost banyak pengguna media sosial.

Dan Selasa sore kemarin (20/3), persis di hari yang ditentukan, Taman Baca Kesiman, perpustakaan dengan konsep ruang terbuka di Jalan Sedap Malam,

Denpasar digeruduk massa dari berbagai komunitas musik, seperti kelompok musik punk dari Bali; Outsider dan Lady Rose, sebutan  untuk fans SID; hingga sejumlah aktivis.

Mereka memenuhi ”panggilan” SID. Yang datang pun lebih dari yang dibutuhkan.

Erick Est, sutradara video klip lagu ini, ditemui di sela proses syuting kemarin, mengakui proses syuting ini tidak mudah.

Karena harus mengatur orang banyak yang akan masuk ke dalam klip tersebut. “Tetapi, kami memang harus sabar,” ujar Erick.

Sebanyak sembilan scene diambil di Taman Baca Kesiman. Beberapa scene untuk klip ini sudah dilakukan saat band yang beranggotakan Bobby Kool, Eka Rock dan Jrx ini menggelar tour Eropa, September 2017 lalu.

“Total butuh lebih dari 30-an scene,” katanya. Usai mengambil sembilan scene di TBK, Erick melanjutkan, tiga scene berikutnya akan dilakukan di Twice Bar, kedai milik Jrx di Jalan Bunisari, Kuta.

“Untuk klip ini, kami dikasih deadline sampai akhir bulan April harus selesai dan akan launching,” terang dia.

Untuk ide penggarapan video klip ini, Erick menjelaskan, biasanya dia dan SID berkolaborasi. Saat berkumpul, secara spontan muncul.

“Dari kolaborasi itu kami satukan hingga akhirnya kami menarik garis merah untuk konsepnya,” tambahnya.

Eka Rock, basis SID menambahkan, keterlibatan banyak orang dalam video klip SID ini bukanlah yang pertama.

Orang banyak di dalam klip ini juga diperlukan karena ada part dari lagu Batas Cahaya ini yang memang memunculkan suara masal atau suara banyak.

Hal ini pun harus divisualisasikan dengan orang banyak di dalam video klipnya. “Dari klip pertama juga kami melibatkan banyak orang.

Jadi hari ini (kemarin) kami berkumpul dan mengundang teman-teman lewat sosial media dan mereka datang dan mereka antusias, karena sudah lama juga SID tidak main di Bali. Ini semacam reuni atau kumpul-kumpul,” terangnya.

Lagu Batas Cahaya, kata Eka, ditulis oleh Jrx, kemudian ide musiknya dari Bobby Kool dan diaransemen secara bersama oleh ketiganya.

“Proses single ini sudah selesai dan memasuki proses mastering. Jadi tinggal rilis saja,” bebernya.

Jrx menjelaskan, sebenarnya scene yang diambil untuk video klip ini sudah dilakukan saat tur Eropa pada 2017 lalu.

Namun ternyata stok gambar yang diambil dari proses perjalanan tour tersebut masih dirasa kurang cukup. “Jadi yang di Eropa itu akan kami pakai sebagai pelengkap saja,” tukas Jrx. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/