MANGUPURA – Pemerintah Kabupaten Badung mengusulkan vaccin based tourism atau pariwisata berbasis vaksin untuk bisa kembali mendatangkan wisatawan asing ke Bali yang aman dari penyebaran virus corona.
Selain itu juga merancang memasang GeNose atau alat screening Covid-19 di fasilitas publik, termasuk di tempat-tempat pariwisata yang ada di Badung.
Ketua DPRD Badung Putu Parwata mengatakan, selain wisatawan asing yang divaksin, pelaku pariwisata di Bali juga mendapatkan vaksin covid-19.
“Ini sudah diusulkan oleh Bupati Badung. Tetapi ini kan bencana global, dan secara terarah, kami menunggu instruksi dari pusat,” kata politisi PDIP asal Dalung, Kuta Utara, ini.
Lebih lanjut, Kabupaten Badung memiliki kepentingan besar untuk kembali menggeliatkan perekonomian dari sektor pariwisata.
Dengan begitu, vaccin based tourism harus menjadi perhatian. Di samping itu, kesiapan protokol kesehatan pariwisata Bali juga menjadi jaminan kepercayaan bagi wisatawan mancanegara.
Hanya, pihaknya juga mengakui, tidak mudah untuk membangun trust dunia internasional. Namun, hal itu bisa dibuktikan terlebih dahulu
bahwa kondisi covid-19 di Bali menurun, termasuk penanganan kepada para penderita infeksi Sars-cov-2 dan para orang tanpa gejala (OTG).
“Hal yang sama juga perlu dilakukan masyarakat untuk senantiasa tertib menjaga dan menerapkan protokol kesehatan. Ini harus diyakinkan, karena semua itu merupakan indikator trust,” jelasnya.
Indikator tersebut harus dipenuhi dan dilakukan oleh para stakeholder termasuk masyarakat dan tidak bisa hanya satu indikator saja.
Tanpa diikuti dengan protokol kesehatan dan kesadaran dari seluruh pemangku kepentingan, ia meyakini wisatawan asing tidak akan datang ke Bali.
“Mereka tidak akan berani mengunjungi negara yang kondisinya berbahaya bagi kesehatan mereka. Jadi, kita harus buktikan dulu penanganan covid-19 dan perubahan perilaku semua elemen masyarakat,” katanya.
Selain itu, Badung juga merencanakan memasang GeNose, alat screening Covid-19 ditempat-tempat publik termasuk obyek wisata.
Dengan pemasangan GeNose yang merupakan karya anak bangsa, diharapkan tidak ada lagi pembatasan jam operasional dan pariwisata bisa mulai dibuka secara perlahan.
Saat ini Pemkab Badung sedang melakukan kajian bersama Satgas Covid-19 Kabupaten Badung, terkait rencana penggunaan GeNose pada tempat-tempat publik.
“Alat ini (GeNose) bisa mendeteksi dan men-skrining. Jadi, setiap masyarakat yang datang langsung diskrining, apakah positif atau negatif.
Kalau memang negatif bisa langsung masuk, kalau positif langsung kita ambil tindakan selanjutnya seperti isolasi,”jelas Plh. Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa.
GeNose adalah hasil karya ahli di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Alat ini telah mendapatkan ijin penggunaan dari pemerintah, dan untuk sekali tes hanya memerlukan biaya Rp 20 ribu.
GeNose mendeteksi udara yang dihembuskan pasien, tidak seperti Swab Antigen maupun yang mengambil lendir pada rongga hidung.
Pejabat asal Pecatu ini mencontohkan, jika alat ini dipasang di mall atau pusat perbelanjaan, maka setiap pengunjung yang boleh masuk adalah yang negatif saja.
Dalam tahap awal pihaknya merencanakan memasang alat ini di pusat pelayanan publik seperti Puspem, serta objek wisata.
“Di Mall misalnya, kalau sudah memasang alat ini tidak lagi perlu thermogun. Setiap pengunjung harus diskrining melalui alat ini, kalau negatif boleh masuk.
Semua yang berinteraksi di dalam mall negatif, jadi tidak perlu lagi ada pembatasan jam buka dan sebagainya,” pungkasnya.