25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:16 AM WIB

Vaksinasi di Nusa Dua Kelar, Sertifikasi CHSE Klir, Siap Sambut Turis

NUSA DUA – Seluruh tenant yang beroperasi di kawasan The Nusa Dua, kawasan pariwisata yang dikelola oleh PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)

Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah mengantongi Sertifikat Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf).

Dengan sertifikasi ini, kawasan The Nusa Dua dan 26 tenant yang beroperasi tersebut dinyatakan telah menjalankan standar-standar penerapan CHSE sesuai kriteria dan penilaian

yang ditetapkan Pemerintah, guna mewujudkan kawasan pariwisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan di tengah pandemi COVID-19.

Empat tenant terbaru yang menerima sertifikat CHSE adalah Bali Nusa Dua Convention Center dan Bali Nusa Dua Hotel, Bali Nusa Dua Theater, Manarai Beach House serta BIMC Hospital Siloam Nusa Dua pada bulan Mei 2021 lalu.

“Perolehan sertifikat CHSE bagi seluruh tenant yang beroperasi di kawasan The Nusa Dua saat ini menunjukkan semangat kebersamaan antara ITDC dan para tenant

dalam upaya membangkitkan pariwisata The Nusa Dua melalui penerapan protokol kesehatan secara konsisten dan menyeluruh di seluruh kawasan.

Sertifikasi CHSE ini kami harapkan dapat menjadi daya tarik sekaligus memberi jaminan bagi wisatawan bahwa produk dan layanan yang diberikan oleh kami sebagai pengelola

kawasan maupun oleh masing-masing tenant sudah memenuhi persyaratan berwisata di masa adaptasi baru,” kata Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita kemarin.

Disisi lain, Bali masih optimis pariwisata akan segera di buka. Terlebih, sejalan dengan kondisi perekonomian nasional,

pertumbuhan ekonomi provinsi Bali pada Triwulan I 2021 tumbuh -9.85 (yoy), meningkat dibandingkan dengan Triwulan IV 2020 yakni sebesar -12,21% (yoy).

Dari data tersebut terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi sudah menunjukkan perkembangan kearah yang lebih baik walaupun belum terlalu signifikan.

Untuk itu, dengan berbagai macam kebijakan yang saat ini sedang dibuat oleh Pemerintah seperti Work From Bali,

mendorong industri kecil menengah, mendorong industri pertanian dan lainnya maka diharapkan pariwisata akan tetap tumbuh dengan baik.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati beberapa waktu lalu. 

“Walaupun dengan keadaan pariwisata kita yang masih belum optimal karena penerbangan internasional masih ditutup,

saya harap masyarakat tetap optimis terutama untuk para pengusaha agar tidak melakukan penjualan aset, karena saya yakin ketika nanti pariwisata kita normal

kembali maka iklim pariwisata di Bali akan jauh lebih baik dari sebelumnya, untuk itu mari kita tetap optimis,” ujar Wagub Cok Ace yang juga merupakan Guru Besar di ISI Denpasar. 

Lebih lanjut, Wagub Cok Ace menyampaikan bahwa karakteristik perekonomian Bali yang sangat dominan dipengaruhi oleh sektor industri pariwisata, sangat rentan terdampak terhadap isu lokal/regional maupun internasional seperti saat ini.

Sehingga kedepan Bali harus bertransformasi mengikuti perkembangan ekonomi kreatif berbasis digital dan mengenali potensi ekonomi di daerah masing-masing. 

Selain itu, Wagub Cok Ace juga mengatakan bahwa arah pengembangan ekonomi kreatif berbasis digital di tengah pandemi menjadi kunci transformasi guna membangun ekonomi Bali.

Perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan digital akibat pandemi telah mengubah hidup masyarakat.

Inovasi dan digitalisasi adalah kunci dan tantangan terbesar sebagai strategi transformasi meningkatkan ketahanan perekonomian Bali.

Dan dalam jangka panjang, sebagai prioritas utama pemulihan perekonomian Provinsi Bali kedepan adalah bidang pangan,

sandang dan papan yang berdasarkan pada Tatanan Kehidupan Bali Era Baru, sehingga dapat mendorong sumber pertumbuhan ekonomi selain pariwisata.

NUSA DUA – Seluruh tenant yang beroperasi di kawasan The Nusa Dua, kawasan pariwisata yang dikelola oleh PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)

Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah mengantongi Sertifikat Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf).

Dengan sertifikasi ini, kawasan The Nusa Dua dan 26 tenant yang beroperasi tersebut dinyatakan telah menjalankan standar-standar penerapan CHSE sesuai kriteria dan penilaian

yang ditetapkan Pemerintah, guna mewujudkan kawasan pariwisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan di tengah pandemi COVID-19.

Empat tenant terbaru yang menerima sertifikat CHSE adalah Bali Nusa Dua Convention Center dan Bali Nusa Dua Hotel, Bali Nusa Dua Theater, Manarai Beach House serta BIMC Hospital Siloam Nusa Dua pada bulan Mei 2021 lalu.

“Perolehan sertifikat CHSE bagi seluruh tenant yang beroperasi di kawasan The Nusa Dua saat ini menunjukkan semangat kebersamaan antara ITDC dan para tenant

dalam upaya membangkitkan pariwisata The Nusa Dua melalui penerapan protokol kesehatan secara konsisten dan menyeluruh di seluruh kawasan.

Sertifikasi CHSE ini kami harapkan dapat menjadi daya tarik sekaligus memberi jaminan bagi wisatawan bahwa produk dan layanan yang diberikan oleh kami sebagai pengelola

kawasan maupun oleh masing-masing tenant sudah memenuhi persyaratan berwisata di masa adaptasi baru,” kata Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita kemarin.

Disisi lain, Bali masih optimis pariwisata akan segera di buka. Terlebih, sejalan dengan kondisi perekonomian nasional,

pertumbuhan ekonomi provinsi Bali pada Triwulan I 2021 tumbuh -9.85 (yoy), meningkat dibandingkan dengan Triwulan IV 2020 yakni sebesar -12,21% (yoy).

Dari data tersebut terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi sudah menunjukkan perkembangan kearah yang lebih baik walaupun belum terlalu signifikan.

Untuk itu, dengan berbagai macam kebijakan yang saat ini sedang dibuat oleh Pemerintah seperti Work From Bali,

mendorong industri kecil menengah, mendorong industri pertanian dan lainnya maka diharapkan pariwisata akan tetap tumbuh dengan baik.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati beberapa waktu lalu. 

“Walaupun dengan keadaan pariwisata kita yang masih belum optimal karena penerbangan internasional masih ditutup,

saya harap masyarakat tetap optimis terutama untuk para pengusaha agar tidak melakukan penjualan aset, karena saya yakin ketika nanti pariwisata kita normal

kembali maka iklim pariwisata di Bali akan jauh lebih baik dari sebelumnya, untuk itu mari kita tetap optimis,” ujar Wagub Cok Ace yang juga merupakan Guru Besar di ISI Denpasar. 

Lebih lanjut, Wagub Cok Ace menyampaikan bahwa karakteristik perekonomian Bali yang sangat dominan dipengaruhi oleh sektor industri pariwisata, sangat rentan terdampak terhadap isu lokal/regional maupun internasional seperti saat ini.

Sehingga kedepan Bali harus bertransformasi mengikuti perkembangan ekonomi kreatif berbasis digital dan mengenali potensi ekonomi di daerah masing-masing. 

Selain itu, Wagub Cok Ace juga mengatakan bahwa arah pengembangan ekonomi kreatif berbasis digital di tengah pandemi menjadi kunci transformasi guna membangun ekonomi Bali.

Perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan digital akibat pandemi telah mengubah hidup masyarakat.

Inovasi dan digitalisasi adalah kunci dan tantangan terbesar sebagai strategi transformasi meningkatkan ketahanan perekonomian Bali.

Dan dalam jangka panjang, sebagai prioritas utama pemulihan perekonomian Provinsi Bali kedepan adalah bidang pangan,

sandang dan papan yang berdasarkan pada Tatanan Kehidupan Bali Era Baru, sehingga dapat mendorong sumber pertumbuhan ekonomi selain pariwisata.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/