29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:05 AM WIB

Pariwisata Bali Batal Buka, PHRI Tak Percaya Lagi Janji Pemerintah

AMLAPURA – Rencana pengunduran pembukaan pariwisata Bali akibat melonjaknya kasus positif covid-19 di tanah air membuat sejumlah pengusaha hotel dan restoran di Karangasem, Bali, kecewa.

Padahal, sejak wacana pembukaan pariwisata Bali di bulan Juli digulirkan, sejumlah pelaku pariwisata di Karangasem menyambut baik.

Mereka begitu bergairah untuk memenuhi sejumlah persyaratan sebelum membuka unit usaha wisatanya.
Rencana pengunduran open border pariwisata Bali di triwulan ketiga 2021 membuat pelaku usaha wisata di Gumi Lahar, Karangasem, lesu darah.

“Sertifikasi CHSE di Karangasem untuk hotel dan restoran sudah mencapai 80 persen. Padahal teman-teman semangat bahwa ini akan menjadi awal

kebangkitan pariwisata di Bali khususnya di Karangasem. Tapi, dengan adanya isu diundur kami tambah lesu,” ujar Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa.
Harapan besar untuk membuka kran pariwisata menggeliat pupus lantaran ada isu tersebut. Pihaknya pun hanya bisa pasrah.

Yang membuat kecewa mendalam adalah, ada tenaga dan materi yang dipersiapka kalangan pengusaha pariwisata untuk bisa memenuhi persyaratan dalam mendapatkan sertifikat CHSE ini.

“Tidak sekadar mengurus. Tapi ada biaya yang dikeluarkan,” jelasnya. Disinggung apakah ada kekecewaan dari kalangan pengusaha,

Kariasa menegaskan, bukan saja menyisakan kekecewaan di kalangan pengusaha pariwiata tapi muncul rasa tidak percaya.

“Bukan lagi kecewa, tapi sudah tidak percaya lagi dengan segala hal yang disampaikan (pemerintah),” tegasnya.
Padahal, lanjut Kariasa, di Karangasem sendiri saat ini sudah hampir semua wilayah masuk dalam daftar zona hijau.

Sehingga sangat aman dikunjungi wisatawan. Bahkan dia sangat menyambut baik rencana Work From Bali (WFB) yang digulirkan pemerintah baru-baru ini.

Karena melalui WFB ini Karangasem berpeluang bisa mendatangkan orang-orang kementerian yang ingin bekerja dari Bali.

“Ini seharusnya bisa jadi promosi yang harus digaungkan dari Pemda, ke Pemrov Bali untuk disamapaikan ke pusat bahwa

Karangasem zona hijau dan aman dikunjungi. Karena ini bisa jadi angin segar di tengah pariwisata yang sekarat berkepanjangan,” tandasnya. 

AMLAPURA – Rencana pengunduran pembukaan pariwisata Bali akibat melonjaknya kasus positif covid-19 di tanah air membuat sejumlah pengusaha hotel dan restoran di Karangasem, Bali, kecewa.

Padahal, sejak wacana pembukaan pariwisata Bali di bulan Juli digulirkan, sejumlah pelaku pariwisata di Karangasem menyambut baik.

Mereka begitu bergairah untuk memenuhi sejumlah persyaratan sebelum membuka unit usaha wisatanya.
Rencana pengunduran open border pariwisata Bali di triwulan ketiga 2021 membuat pelaku usaha wisata di Gumi Lahar, Karangasem, lesu darah.

“Sertifikasi CHSE di Karangasem untuk hotel dan restoran sudah mencapai 80 persen. Padahal teman-teman semangat bahwa ini akan menjadi awal

kebangkitan pariwisata di Bali khususnya di Karangasem. Tapi, dengan adanya isu diundur kami tambah lesu,” ujar Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa.
Harapan besar untuk membuka kran pariwisata menggeliat pupus lantaran ada isu tersebut. Pihaknya pun hanya bisa pasrah.

Yang membuat kecewa mendalam adalah, ada tenaga dan materi yang dipersiapka kalangan pengusaha pariwisata untuk bisa memenuhi persyaratan dalam mendapatkan sertifikat CHSE ini.

“Tidak sekadar mengurus. Tapi ada biaya yang dikeluarkan,” jelasnya. Disinggung apakah ada kekecewaan dari kalangan pengusaha,

Kariasa menegaskan, bukan saja menyisakan kekecewaan di kalangan pengusaha pariwiata tapi muncul rasa tidak percaya.

“Bukan lagi kecewa, tapi sudah tidak percaya lagi dengan segala hal yang disampaikan (pemerintah),” tegasnya.
Padahal, lanjut Kariasa, di Karangasem sendiri saat ini sudah hampir semua wilayah masuk dalam daftar zona hijau.

Sehingga sangat aman dikunjungi wisatawan. Bahkan dia sangat menyambut baik rencana Work From Bali (WFB) yang digulirkan pemerintah baru-baru ini.

Karena melalui WFB ini Karangasem berpeluang bisa mendatangkan orang-orang kementerian yang ingin bekerja dari Bali.

“Ini seharusnya bisa jadi promosi yang harus digaungkan dari Pemda, ke Pemrov Bali untuk disamapaikan ke pusat bahwa

Karangasem zona hijau dan aman dikunjungi. Karena ini bisa jadi angin segar di tengah pariwisata yang sekarat berkepanjangan,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/