26.7 C
Jakarta
25 November 2024, 3:12 AM WIB

Usir Gerubuk Covid-19, Warga Tegalalang Gianyar Gelar Tradisi Ngerebeg

GIANYAR – Masyarakat Desa/Kecamatan Tegalalang tetap menggelar tradisi Ngerebeg yang berlangsung 6 bulan sekali.

Kali ini, ritual pengusir gerubuk atau pagebluk itu berlangsung kemarin dalam suasana pandemi Covid-19. Masyarakat berharap, lewat tradisi ini, gerubuk macam Covid-19 bisa dinetralisir.

Bendesa Adat Tegallalang, I Made Jaya Kesuma, menyatakan, saat pandemi Covid ini, peserta Ngerebeg dibatasi. Masing-masing banjar hanya ikut sekitar 55 orang.

“Upacara berjalan seperti biasa, karena kami tidak berani meniadakan tradisi ini. Bedanya prosesi tetap menggunakan protokol kesehatan dan upacara piodalan hanya berlangsung sehari saja,” jelasnya.

Pelaksanaan ngerebeg diikuti oleh anak-anak sampai orang dewasa di desa setempat. Pusat lokasi Ngerebeg ini di Pura Duur Bingin di Desa Tegalalang.

Dari pura, kemudian masyarakat yang sudah menghias diri mirip mahluk halus keliling desa dengan berjalan kaki.

Selama jalan kaki berhias, masyarakat juga membawa penjor dari pohon enau. Juga dihiasi dengan bunga dan janur.

Penjor tersebut diungkapkan sebagai senjata dari rencangan di pura tersebut. “Sementara untuk prosesi ngerebeg sekarang ini kami bertujuan

untuk memohon agar alam kembali normal seperti sedia kala. Dan bebas dari wabah penyakit, khususnya pandemi covid 19,” pintanya.

Sementara itu, salah satu peserta Ngerebeg, I Gede Pasek Manik Pradana, menyatakan, penjaga pura sangat suka dengan anak-anak.

“Konon  sangat menyukai anak-anak. Maka saat anak-anak sudah berkumpul di pura akan ngerebeg semua merasakan kegembiraan dan sorak-sorak dengan keras,” ujar pemuda dari Banjar Penusuan, Desa Tegalalang itu.

Dia bersama pemuda lainnya tampak antusias mengikuti tradisi yang berlangsung turun temurun itu. 

GIANYAR – Masyarakat Desa/Kecamatan Tegalalang tetap menggelar tradisi Ngerebeg yang berlangsung 6 bulan sekali.

Kali ini, ritual pengusir gerubuk atau pagebluk itu berlangsung kemarin dalam suasana pandemi Covid-19. Masyarakat berharap, lewat tradisi ini, gerubuk macam Covid-19 bisa dinetralisir.

Bendesa Adat Tegallalang, I Made Jaya Kesuma, menyatakan, saat pandemi Covid ini, peserta Ngerebeg dibatasi. Masing-masing banjar hanya ikut sekitar 55 orang.

“Upacara berjalan seperti biasa, karena kami tidak berani meniadakan tradisi ini. Bedanya prosesi tetap menggunakan protokol kesehatan dan upacara piodalan hanya berlangsung sehari saja,” jelasnya.

Pelaksanaan ngerebeg diikuti oleh anak-anak sampai orang dewasa di desa setempat. Pusat lokasi Ngerebeg ini di Pura Duur Bingin di Desa Tegalalang.

Dari pura, kemudian masyarakat yang sudah menghias diri mirip mahluk halus keliling desa dengan berjalan kaki.

Selama jalan kaki berhias, masyarakat juga membawa penjor dari pohon enau. Juga dihiasi dengan bunga dan janur.

Penjor tersebut diungkapkan sebagai senjata dari rencangan di pura tersebut. “Sementara untuk prosesi ngerebeg sekarang ini kami bertujuan

untuk memohon agar alam kembali normal seperti sedia kala. Dan bebas dari wabah penyakit, khususnya pandemi covid 19,” pintanya.

Sementara itu, salah satu peserta Ngerebeg, I Gede Pasek Manik Pradana, menyatakan, penjaga pura sangat suka dengan anak-anak.

“Konon  sangat menyukai anak-anak. Maka saat anak-anak sudah berkumpul di pura akan ngerebeg semua merasakan kegembiraan dan sorak-sorak dengan keras,” ujar pemuda dari Banjar Penusuan, Desa Tegalalang itu.

Dia bersama pemuda lainnya tampak antusias mengikuti tradisi yang berlangsung turun temurun itu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/