27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:39 AM WIB

Shortcut 5 – 6 Kelar, Dispar Buleleng Klaim Kunjungan Wisatawan Naik

SINGARAJA – Dinas Pariwisata Buleleng mengklaim terjadi kenaikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Buleleng. Kenaikan jumlah wisatawan itu disebut dampak dari keberadaan jalur shortcut Singaraja-Denpasar.

Hingga pekan ketiga Januari 2020, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Buleleng disebut telah mencapai angka 33.526 orang. Sekitar 60 persen di antaranya merupakan wisatawan domestik.

Tak menutup kemungkinan hingga akhir Januari nanti, jumlah kunjungan bisa tembus di angka 60 ribu orang.

Jumlah itu akan menembus rekor kunjungan wisatawan pada bulan Januari. Biasanya kunjungan pada awal tahun, tak lebih dari 50 ribu wisatawan.

Pada tahun 2019 lalu saja, tingkat kunjungan hanya 58.898 orang wisatawan saja. Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, sejak adanya shortcut, objek wisata di Buleleng lebih ramai dikunjungi.

Terlebih keberadaan jalur tersebut, memperpendek waktu tempuh dari Bandara Ngurah Rai menuju ke Buleleng.

Selain itu keberadaan jalur ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Mengingat pemandangannya yang cukup menarik.

“Sejak shortcut direncanakan, kami sudah lakukan perbaikan terhadap atraksi dan daya tarik wisata yang ada di Buleleng.

Supaya ada peningkatan kualitas. Sejauh ini, dampaknya sudah positif. Ada trend peningkatan kunjungan,” kata Sutrisna.

Menurut Sutrisna, setidaknya ada dua hal yang harus diperbaiki pada atraksi pariwisata. Pertama sumber daya manusia.

Petugas atau pemandu yang ada, harus memberikan hospitality yang prima. Kedua, kualitas atraksi.

“Misalnya kita bicara tracking. Kalau buat jalur tracking, sebisa mungkin jangan dibeton. Semakin alami, semakin menarik,” imbuhnya.

Lebih lanjut Sutrisna mengatakan, kini Dinas Pariwisata Buleleng terus melakukan perbaikan terhadap kualitas daya tarik dan kualitas sumber daya manusia di objek wisata yang ada.

Perbaikan itu, diprediksi memakan waktu yang cukup panjang. Mengingat ada 86 objek wisata yang harus diperhatikan.

Apakah sudah ada dampak positif bagi tingkat hunian wisatawan? Sutrisna mengaku belum bisa memberikan data valid terkait hal itu.

Ia berjanji akan memberikan data tersebut, setelah terkumpul pada akhir bulan mendatang.

SINGARAJA – Dinas Pariwisata Buleleng mengklaim terjadi kenaikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Buleleng. Kenaikan jumlah wisatawan itu disebut dampak dari keberadaan jalur shortcut Singaraja-Denpasar.

Hingga pekan ketiga Januari 2020, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Buleleng disebut telah mencapai angka 33.526 orang. Sekitar 60 persen di antaranya merupakan wisatawan domestik.

Tak menutup kemungkinan hingga akhir Januari nanti, jumlah kunjungan bisa tembus di angka 60 ribu orang.

Jumlah itu akan menembus rekor kunjungan wisatawan pada bulan Januari. Biasanya kunjungan pada awal tahun, tak lebih dari 50 ribu wisatawan.

Pada tahun 2019 lalu saja, tingkat kunjungan hanya 58.898 orang wisatawan saja. Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, sejak adanya shortcut, objek wisata di Buleleng lebih ramai dikunjungi.

Terlebih keberadaan jalur tersebut, memperpendek waktu tempuh dari Bandara Ngurah Rai menuju ke Buleleng.

Selain itu keberadaan jalur ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Mengingat pemandangannya yang cukup menarik.

“Sejak shortcut direncanakan, kami sudah lakukan perbaikan terhadap atraksi dan daya tarik wisata yang ada di Buleleng.

Supaya ada peningkatan kualitas. Sejauh ini, dampaknya sudah positif. Ada trend peningkatan kunjungan,” kata Sutrisna.

Menurut Sutrisna, setidaknya ada dua hal yang harus diperbaiki pada atraksi pariwisata. Pertama sumber daya manusia.

Petugas atau pemandu yang ada, harus memberikan hospitality yang prima. Kedua, kualitas atraksi.

“Misalnya kita bicara tracking. Kalau buat jalur tracking, sebisa mungkin jangan dibeton. Semakin alami, semakin menarik,” imbuhnya.

Lebih lanjut Sutrisna mengatakan, kini Dinas Pariwisata Buleleng terus melakukan perbaikan terhadap kualitas daya tarik dan kualitas sumber daya manusia di objek wisata yang ada.

Perbaikan itu, diprediksi memakan waktu yang cukup panjang. Mengingat ada 86 objek wisata yang harus diperhatikan.

Apakah sudah ada dampak positif bagi tingkat hunian wisatawan? Sutrisna mengaku belum bisa memberikan data valid terkait hal itu.

Ia berjanji akan memberikan data tersebut, setelah terkumpul pada akhir bulan mendatang.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/