32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:16 PM WIB

Di Hungry Chef Cafe Bule Tanya, What is Halal?

AWALNYA ada pilihan nama Hungry Chef Chicken, Hungry Chef Khitchen, hingga akhirnya dipilih nama Hungry Chef Cafe.

 ’’Kami pilih nama dengan akhiran cafe, karena identik tempat makan,’’ kata Tari, owner Hungry Chef Cafe, kepada Jawa Pos Radar Bali. 

Selain nama, hal lain yang ditekankan adalah soal kehalalan menu-menunya. Sebab, membawa branding halal di tengah-tengah wisatawan asing yang nonmuslim, butuh usaha ekstra.

’’Sempat datang sepasang tamu Eropa, di awal kedatangannya, banyak yang ditanyakan,’’ beber Tari.

Apa yang ditanyakan? ’’Awalnya saya ditanya; What is halal?,’’ kenangnya.

Lantas Tari menjelaskan, makanan halal itu dasarnya ajaran agama Islam. Di antaranya, Tari menjelaskan, Hungry Chef Cafe tak menjual minuman beralkohol.

 ’’Saya jelaskan, meski hanya sedikit, kami tak menjual minuman beralkohol atau yang memabukkan. Sebab, sedikit atau banyak, minuman yang memabukkan tetap dilarang agama kami,’’ jelasnya.   

Walau tak menjual minuman beralkohol atau yang memabukkan, tapi Tari tak melarang bule yang datang dengan membawa minuman beralkohol.

 Dengan pasangan tersebut, akhirnya terlibat sharing soal ajaran Islam. Singkatnya, hari kedua, mereka datang lagi. ’’Assalamu’alaikum!,’’ kata Tari, menirukan ucapan bule itu.

Bule yang nginap di salah satu hotel di Kuta ini, akhirnya datang secara berturut-turut selama tiga hari.

’’Sebelum pulang, dia janji akan selalu makan di Hungry Chef Cafe kalau datang ke Bali,’’ aku Tari.

 Kata Tari, tamu tersebut ngaku, senang ke Hungry Chef karena rasa menunya cocok di lidah. Juga menilai dari sisi kebersihan atas cafe yang dinominasi warna putih dengan aneka lukisan ini. (djo)

AWALNYA ada pilihan nama Hungry Chef Chicken, Hungry Chef Khitchen, hingga akhirnya dipilih nama Hungry Chef Cafe.

 ’’Kami pilih nama dengan akhiran cafe, karena identik tempat makan,’’ kata Tari, owner Hungry Chef Cafe, kepada Jawa Pos Radar Bali. 

Selain nama, hal lain yang ditekankan adalah soal kehalalan menu-menunya. Sebab, membawa branding halal di tengah-tengah wisatawan asing yang nonmuslim, butuh usaha ekstra.

’’Sempat datang sepasang tamu Eropa, di awal kedatangannya, banyak yang ditanyakan,’’ beber Tari.

Apa yang ditanyakan? ’’Awalnya saya ditanya; What is halal?,’’ kenangnya.

Lantas Tari menjelaskan, makanan halal itu dasarnya ajaran agama Islam. Di antaranya, Tari menjelaskan, Hungry Chef Cafe tak menjual minuman beralkohol.

 ’’Saya jelaskan, meski hanya sedikit, kami tak menjual minuman beralkohol atau yang memabukkan. Sebab, sedikit atau banyak, minuman yang memabukkan tetap dilarang agama kami,’’ jelasnya.   

Walau tak menjual minuman beralkohol atau yang memabukkan, tapi Tari tak melarang bule yang datang dengan membawa minuman beralkohol.

 Dengan pasangan tersebut, akhirnya terlibat sharing soal ajaran Islam. Singkatnya, hari kedua, mereka datang lagi. ’’Assalamu’alaikum!,’’ kata Tari, menirukan ucapan bule itu.

Bule yang nginap di salah satu hotel di Kuta ini, akhirnya datang secara berturut-turut selama tiga hari.

’’Sebelum pulang, dia janji akan selalu makan di Hungry Chef Cafe kalau datang ke Bali,’’ aku Tari.

 Kata Tari, tamu tersebut ngaku, senang ke Hungry Chef karena rasa menunya cocok di lidah. Juga menilai dari sisi kebersihan atas cafe yang dinominasi warna putih dengan aneka lukisan ini. (djo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/