31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:41 AM WIB

Duh, Air Kolam Kecokelatan, Pesona Air Mancur Kertha Gosa Hilang

SEMARAPURA – Air kolam di kawasan Kertha Gosa, Kabupaten Klungkung atau yang lebih dikenal dengan Taman Gili, tampak, berwarna kuning kecokelatan. Volumenya juga mulai berkurang.

Kondisi ini terjadi lantaran Taman Gili selama ini tidak pernah dikuras. Apalagi, saat ini mulai memasuki musim kemarau.

Air mancur Taman Gili pun hanya dihidupkan di waktu-waktu tertentu. Padahal, air mancur itu seharusnya dihidupkan setiap saat untuk mempercantik tampilan salah satu objek wisata City Tour Klungkung ini.

Kepala Dinas Pariwisata Klungkung I Nengah Sukasta menjelaskan, ada sejumlah air mancur buatan yang menghiasi Taman Gili.

Hanya saja karena memasuki musim kemarau, mesin air mancur tersebut tidak dihidupkan untuk menekan terjadinya penguapan air kolam yang kini volumenya terus berkurang.

“Kalau air mancur kami hidupkan, itu mempercepat penguapan air kolam yang kini terus berkurang karena musim kemarau.

Selama ini air PDAM tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan volume air di Taman Gili. Jadi kami sangat mengandalkan air hujan,” ujarnya.

Tidak hanya volume air Taman Gili turun akibat memasuki musim kemarau, air mancur dihidupkan sewaktu-waktu untuk menekan penyumbatan mesin air mancur.

Sukasta menambahkan, sejak menjabat Kadis Pariwisata tahun 2017 lalu, air Taman Gili tidak pernah dikuras lantaran tidak ada saluran pembuangan air.

Dengan kondisi itu, pengurasan air Taman Gili hanya bisa dilakukan dengan cara menyedot air dari dalam kolam yang tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar.

“Jadi mesin air mancur ini kerap tersumbat olah daun, ikan dan lumpur. Untuk itu air mancur kami hanya hidupkan di waktu-waktu tertentu seperti saat malam hari,” katanya.

Melihat kondisi itu, pihaknya berencana untuk melakukan penataan terhadap Taman Gili ini. Seperti membuat saluran pembuangan air Taman Gili sehingga memudahkan dalam membersihkannya.

Hanya saja karena keterbatasan anggaran, hal itu belum bisa terealisasi tahun ini. “Karena keterbatasan anggaran, kami harus melakukan penganggaran berdasar skala prioritas.

Kondisi anggaran seperti itu membuat kami belum bisa membuat perencanaan penataan Taman Giri,” tandasnya.

SEMARAPURA – Air kolam di kawasan Kertha Gosa, Kabupaten Klungkung atau yang lebih dikenal dengan Taman Gili, tampak, berwarna kuning kecokelatan. Volumenya juga mulai berkurang.

Kondisi ini terjadi lantaran Taman Gili selama ini tidak pernah dikuras. Apalagi, saat ini mulai memasuki musim kemarau.

Air mancur Taman Gili pun hanya dihidupkan di waktu-waktu tertentu. Padahal, air mancur itu seharusnya dihidupkan setiap saat untuk mempercantik tampilan salah satu objek wisata City Tour Klungkung ini.

Kepala Dinas Pariwisata Klungkung I Nengah Sukasta menjelaskan, ada sejumlah air mancur buatan yang menghiasi Taman Gili.

Hanya saja karena memasuki musim kemarau, mesin air mancur tersebut tidak dihidupkan untuk menekan terjadinya penguapan air kolam yang kini volumenya terus berkurang.

“Kalau air mancur kami hidupkan, itu mempercepat penguapan air kolam yang kini terus berkurang karena musim kemarau.

Selama ini air PDAM tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan volume air di Taman Gili. Jadi kami sangat mengandalkan air hujan,” ujarnya.

Tidak hanya volume air Taman Gili turun akibat memasuki musim kemarau, air mancur dihidupkan sewaktu-waktu untuk menekan penyumbatan mesin air mancur.

Sukasta menambahkan, sejak menjabat Kadis Pariwisata tahun 2017 lalu, air Taman Gili tidak pernah dikuras lantaran tidak ada saluran pembuangan air.

Dengan kondisi itu, pengurasan air Taman Gili hanya bisa dilakukan dengan cara menyedot air dari dalam kolam yang tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar.

“Jadi mesin air mancur ini kerap tersumbat olah daun, ikan dan lumpur. Untuk itu air mancur kami hanya hidupkan di waktu-waktu tertentu seperti saat malam hari,” katanya.

Melihat kondisi itu, pihaknya berencana untuk melakukan penataan terhadap Taman Gili ini. Seperti membuat saluran pembuangan air Taman Gili sehingga memudahkan dalam membersihkannya.

Hanya saja karena keterbatasan anggaran, hal itu belum bisa terealisasi tahun ini. “Karena keterbatasan anggaran, kami harus melakukan penganggaran berdasar skala prioritas.

Kondisi anggaran seperti itu membuat kami belum bisa membuat perencanaan penataan Taman Giri,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/