MANGUPURA – Untuk kedua kalinya promosi ke Dubai Uni Emirate Arab (UEA) dilakukan tim promosi pariwisata daerah Kabupaten Badung.
Dubai menjadi pilihan untuk dijadikan tempat promosi karena kota ini adalah kota tempat penyelenggaraan Arabian Travel Market – ATM Dubai 2018.
Dari even tersebut, diharapkan terjadi transaksi dari pembeli (buyer) paket wisata Badung dan Bali secara umum. Promosi dilakukan sejak 18 April hingga Selasa (24/4) kemarin.
Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Made Badra mengatakan, kunjungan wisatawan dari UEA yang datang ke Bali pada tahun 2017 memang tidak masuk daftar 20 besar negara-negara yang berkunjung ke Bali.
Namun, pertumbuhan wisatawan dari UEA ini memberikan dampak bagi tingkat hunian hotel di Badung. Jumlah kunjungan wisatawan UEA tahun 2017 sebesar 1.803 wisatawan.
“Tahun ini kami targetkan bisa meningkat menjadi 2.810 atau dengan kenaikan 64,16 persen dari tahun sebelumnya,” ujar Badra.
Secara keseluruhan jumlah kunjungan wisatawan Timur Tengah adalah sebesar 61.113 wisatawan. Dari segi pengeluaran uang selama melangsungkan liburan di Bali, rata mencapai USD 1.750 dengan rata-rata lama tinggal hingga tujuh hari.
“Pengeluaran mereka (wisman Timur Tengah) lebih tinggi dari pengeluaran wisatawan mancanegara lainnya,” jelas Badra.
Dia menjelaskan, melalui program Sales Mission tersebut, jumlah buyer tour operator yang hadir sebanyak 50 orang.
Dalam promosi itu, Badung menyiapkan atraksi wisata naik unta. Selain wisata naik unta di beberapa pantai di wilayah Badung,
disampaikan juga tempat wisata kuliner halal khusus bagi wisatawan Arab yang dilengkapi dengan informasi wisata hiburan Jahanam Street tempat favorit wisatawan Arab millennial di jalan Legian Kuta.
“Itu direspon sangat antusias dari para buyer di Dubai,” bebernya. Dia menambahkan, wisatawan Arab merupakan wisatawan yang mempunyai karakteristik unik dan perlu diperlakukan berbeda dari konsumen lainnya.
Wisatawan Arab umumnya memilih akomodasi yang mewah, barang yang mewah dan bermerk, menyukai wisata kuliner, serta hiburan termasuk di dalamnya spa dan fashion.
“Terpenting bagi wisatawan Arab adalah yang menangani mampu berbahasa Arab. Hal ini tentunya menjadi perhatian industri pariwisata di Bali,” pungkasnya