32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:20 PM WIB

Erupsi Mereda, Aktivitas Rafting di Sungai Telaga Waja Menggeliat

AMLAPURA – Usaha rafting atau arung jeram di Kabupaten Karangasem perlahan mulai bangkit setelah erupsi Gunung Agung mereda.

Meski tamu yang datang belum seramai sebelum erupsi, namun para pemilik usaha rafting tetap bersyukur.

Seperti yang diungkapkan Komang Nuriarta, pemilik Bali Tubing Rafting di Sungai Telaga Waja, Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen.

Selama erupsi akhir 2017 hingga awal 2018 warga yang menekuni usaha rafting harus tiarap lantaran sungai yang bermuara dari Gunung Agung dipenuhi lumpur.

“Sekarang airnya sudah bersih jadinya sudah tidak ada halangan untuk rafting. Kunjungan tamu mulai normal. Sehari sudah ada 12 tamu,” tutur Nuriarta kepada Jawa Pos Radar Bali, kemarin (24/4).

Nuriarta baru membuka usaha raftingnya 8 April lalu. Tamu yang datang ke tempat Nuriarta berasal dari Denmark, Belanda, Australia hingga Korea.

Menurut dia, sebelum ada erupsi usaha rafting yang ada di wilayah Karangasem bisa menerima tamu hingga 200 orang. Bahkan, ada salah satu tempat rafting yang bisa menerima 400 orang.

Nuriarta menyebut usaha rafting di Karangasem sangat prospektif untuk dikembangkan. Apalagi, rafting di daerah Telaga Waja disebut-sebut salah satu yang terbaik di Bali.

Jalur rafting yang dilalui mencapai 20 kilometer dengan pemandangan alam menawan serta udara sejuk menjadi daya tarik tersendiri.

“Kalau rafting di Telaga Waja ini sekali berangkat tiga jam dengan jarak 20 kilometer. Selama perjalanan bisa menikmati makan dan melihat alam yang indah,” tuturnya.

Kendati sudah mulai menerima tamu, pemilik usaha rafting yang sebagian besar putra daerah Karangasem berharap bantuan dari pemerintah.

Mereka membutuhkan bantuan berupa promosi pariwisata bahwa Karangasem sangat aman dikunjungi.

Bantuan lain yang dbutuhkan adalah bantuan infrastruktur seperti pembuatan tangga menuruni sungai di beberapa titik.

“Dampak erupsi orang masih takut datang ke Karangasem. Kalau bisa pemerintah membantu promosi lebih gencar lagi, Karangasem sudah normal dan aman,” tukas pria 50 tahun itu.

AMLAPURA – Usaha rafting atau arung jeram di Kabupaten Karangasem perlahan mulai bangkit setelah erupsi Gunung Agung mereda.

Meski tamu yang datang belum seramai sebelum erupsi, namun para pemilik usaha rafting tetap bersyukur.

Seperti yang diungkapkan Komang Nuriarta, pemilik Bali Tubing Rafting di Sungai Telaga Waja, Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen.

Selama erupsi akhir 2017 hingga awal 2018 warga yang menekuni usaha rafting harus tiarap lantaran sungai yang bermuara dari Gunung Agung dipenuhi lumpur.

“Sekarang airnya sudah bersih jadinya sudah tidak ada halangan untuk rafting. Kunjungan tamu mulai normal. Sehari sudah ada 12 tamu,” tutur Nuriarta kepada Jawa Pos Radar Bali, kemarin (24/4).

Nuriarta baru membuka usaha raftingnya 8 April lalu. Tamu yang datang ke tempat Nuriarta berasal dari Denmark, Belanda, Australia hingga Korea.

Menurut dia, sebelum ada erupsi usaha rafting yang ada di wilayah Karangasem bisa menerima tamu hingga 200 orang. Bahkan, ada salah satu tempat rafting yang bisa menerima 400 orang.

Nuriarta menyebut usaha rafting di Karangasem sangat prospektif untuk dikembangkan. Apalagi, rafting di daerah Telaga Waja disebut-sebut salah satu yang terbaik di Bali.

Jalur rafting yang dilalui mencapai 20 kilometer dengan pemandangan alam menawan serta udara sejuk menjadi daya tarik tersendiri.

“Kalau rafting di Telaga Waja ini sekali berangkat tiga jam dengan jarak 20 kilometer. Selama perjalanan bisa menikmati makan dan melihat alam yang indah,” tuturnya.

Kendati sudah mulai menerima tamu, pemilik usaha rafting yang sebagian besar putra daerah Karangasem berharap bantuan dari pemerintah.

Mereka membutuhkan bantuan berupa promosi pariwisata bahwa Karangasem sangat aman dikunjungi.

Bantuan lain yang dbutuhkan adalah bantuan infrastruktur seperti pembuatan tangga menuruni sungai di beberapa titik.

“Dampak erupsi orang masih takut datang ke Karangasem. Kalau bisa pemerintah membantu promosi lebih gencar lagi, Karangasem sudah normal dan aman,” tukas pria 50 tahun itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/