25.4 C
Jakarta
25 November 2024, 8:03 AM WIB

Sensasi Rasa Kopi Arabika Dukung Aktivitas Pariwisata di Bali

DENPASAR – Sensasi rasa kopi arabika yang menawarkan rasa asam dan manis di lidah, membuat jenis kopi yang hidup di dataran tinggi ini lebih gampang diolah  dengan varian rasa, seperti late, cappuccino dan sebagainya.

Hal ini membuat kopi ini banyak diminati oleh sektor pariwisata, mulai cafe, restoran hingga perhotelan dan villa di Bali. 

Salah seorang pengusaha kopi kemasan sekaligus distributor kopi Kintamani, I Komang Sukarsana,  mengatakan, kopi arabika banyak digunakan sebagai bahan dasar cappuccino dan late.

Hal ini karena jenis kopi ini memiliki cita rasa yang beragam, sehingga mudah untuk diolah.  Tidak heran jika para pebisnis kafe kopi banyak menggunakan jenis kopi ini.

Dia mengakui, produk kopi arabika khas Kintamani yang dijual saat ini sudah men-yuplay kebutuhan restoran, villa di Bali, disamping memenuhi kebutuhan ekspor.

“Paling jauh kami pernah ekspor produk kopi Kintamani itu ke Swedia,” ungkapnya. Terlebih lagi saat ini tren penikmat kopi sudah makin bertambah, yang tidak hanya orang dewasa, namun anak muda sudah fasih dengan kopi.

Menurutnya, tren kopi makin hari makin meningkat. Banyak kafe-kafe saat ini menyediakan kopi sebagai teman nongkrong.

Selain itu, kopi tidak hanya disukai oleh masyarakat lokal, produk kopi kemasan yang dijual juga cukup diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali dengan menggunakan kopi sebagai oleh-oleh.

Hal ini tentu memberi pengaruh positif terhadap penjualan kopi hasil dari petani lokal. Dia yang sudah 10 tahun bergelut dengan dunia kopi,

menceritakan, kopi yang dihasilkan petani memiliki cita rasa yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.

Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, tanah, suhu, jenis tanaman yang ditanam di sekitarnya hingga perlakuan yang diberikan oleh petani pun mempengaruhi rasa kopi.

“Ini yang membuat kopi, khususnya kopi Kintamani memiliki bermacam-macam rasa,” bebernya.

DENPASAR – Sensasi rasa kopi arabika yang menawarkan rasa asam dan manis di lidah, membuat jenis kopi yang hidup di dataran tinggi ini lebih gampang diolah  dengan varian rasa, seperti late, cappuccino dan sebagainya.

Hal ini membuat kopi ini banyak diminati oleh sektor pariwisata, mulai cafe, restoran hingga perhotelan dan villa di Bali. 

Salah seorang pengusaha kopi kemasan sekaligus distributor kopi Kintamani, I Komang Sukarsana,  mengatakan, kopi arabika banyak digunakan sebagai bahan dasar cappuccino dan late.

Hal ini karena jenis kopi ini memiliki cita rasa yang beragam, sehingga mudah untuk diolah.  Tidak heran jika para pebisnis kafe kopi banyak menggunakan jenis kopi ini.

Dia mengakui, produk kopi arabika khas Kintamani yang dijual saat ini sudah men-yuplay kebutuhan restoran, villa di Bali, disamping memenuhi kebutuhan ekspor.

“Paling jauh kami pernah ekspor produk kopi Kintamani itu ke Swedia,” ungkapnya. Terlebih lagi saat ini tren penikmat kopi sudah makin bertambah, yang tidak hanya orang dewasa, namun anak muda sudah fasih dengan kopi.

Menurutnya, tren kopi makin hari makin meningkat. Banyak kafe-kafe saat ini menyediakan kopi sebagai teman nongkrong.

Selain itu, kopi tidak hanya disukai oleh masyarakat lokal, produk kopi kemasan yang dijual juga cukup diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali dengan menggunakan kopi sebagai oleh-oleh.

Hal ini tentu memberi pengaruh positif terhadap penjualan kopi hasil dari petani lokal. Dia yang sudah 10 tahun bergelut dengan dunia kopi,

menceritakan, kopi yang dihasilkan petani memiliki cita rasa yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.

Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, tanah, suhu, jenis tanaman yang ditanam di sekitarnya hingga perlakuan yang diberikan oleh petani pun mempengaruhi rasa kopi.

“Ini yang membuat kopi, khususnya kopi Kintamani memiliki bermacam-macam rasa,” bebernya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/