26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 2:56 AM WIB

Garap Wisata Arung Jeram, Ini yang Dilakukan Desa Paksebali

SEMARAPURA – Desa Paksebali, Kecamatan Dawan merupakan salah satu desa di Kabupaten Klungkung yang terus menggali potensi dimilikinya.

Berbagai kerja sama pun menjadi hasilnya. Seperti yang teranyar, Desa Paksebali menjalin kerja sama dengan sejumlah provider arung jeram.

Meski baru sekitar dua bulan kerja sama itu dijalin, tapi cukup membantu pendapatan BUMDes Paksebali di tengah menurunnya pendapatan dari sektor foto prewedding.

Perbekel Paksebali Putu Ariadi, Kamis (29/3) mengungkapkan, kerja sama dengan provider arung jeram sebenarnya pernah terjalin puluhan tahun lalu.

Namun karena satu dan lain hal, kerja sama itu pun tidak berjalan dengan baik. Dan pada tahun ini, kerja sama itu kembali dijalin. “Sekarang finisnya di utara dam Sungai Kali Unda,” ujarnya.

Dengan kerja sama itu, seusai wisatawan itu menikmati wisata arum jeram, kemudian akan dilanjutkan dengan makan di restoran milik BUMDes Paksebali yang letaknya tidak jauh dari sana.

Sehingga membuat pemasukan restoran tersebut mengalami meningkat. “Peningkatan sekitar Rp 10-15 juta per bulan,” katanya.

Tidak saja memberikan peningkatan pemasukan, menurutnya kerja sama itu juga memberikan keuntungan dari segi promosi.

Dengan kerjasama ini tentunya ada banyak wisatawan yang akhirnya melihat objek wisata yang dimiliki Desa Paksebali.

“Yang mana mereka tidak jarang mengambil foto dan mengunggahnya di media sosial milik mereka. Jadi sangat menguntungkan dari segi promosi juga,” terang Ariadi.

Sehingga tidak heran dengan berbagai upaya dan usaha yang dikelola Desa Paksebali, pendapatan asli desa (PAD) setiap tahunnya rata-rata mengalami peningkatan.

Jika PAD Paksebali pada tahun 2013 mencapai Rp 7.574.000, di tahun 2014 menjadi Rp 14.290.7450, dan di tahun 2015 menjadi 18.226.351,

kemudian di tahun 2016 mengalami sedikit penurunan menjadi Rp 17.716.428 dan peningkatan paling signifikan pada 2017 yakni Rp 60.672.000.

Usaha yang dikelola desa, di antaranya pengelolaan objek, pengelolaan air minum, pengelolaan sampah, simpan pinjam keuangan, pasar desa dan lainnya.

“Pemasukan PAD paling tinggi dari sektor pariwisata mencapai 20 persen. Sementara untuk aset BUMDes dikelola

hingga akhir tahun 2017 mencapai Rp 5 miliar. Jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 61 orang,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Desa Paksebali, Kecamatan Dawan merupakan salah satu desa di Kabupaten Klungkung yang terus menggali potensi dimilikinya.

Berbagai kerja sama pun menjadi hasilnya. Seperti yang teranyar, Desa Paksebali menjalin kerja sama dengan sejumlah provider arung jeram.

Meski baru sekitar dua bulan kerja sama itu dijalin, tapi cukup membantu pendapatan BUMDes Paksebali di tengah menurunnya pendapatan dari sektor foto prewedding.

Perbekel Paksebali Putu Ariadi, Kamis (29/3) mengungkapkan, kerja sama dengan provider arung jeram sebenarnya pernah terjalin puluhan tahun lalu.

Namun karena satu dan lain hal, kerja sama itu pun tidak berjalan dengan baik. Dan pada tahun ini, kerja sama itu kembali dijalin. “Sekarang finisnya di utara dam Sungai Kali Unda,” ujarnya.

Dengan kerja sama itu, seusai wisatawan itu menikmati wisata arum jeram, kemudian akan dilanjutkan dengan makan di restoran milik BUMDes Paksebali yang letaknya tidak jauh dari sana.

Sehingga membuat pemasukan restoran tersebut mengalami meningkat. “Peningkatan sekitar Rp 10-15 juta per bulan,” katanya.

Tidak saja memberikan peningkatan pemasukan, menurutnya kerja sama itu juga memberikan keuntungan dari segi promosi.

Dengan kerjasama ini tentunya ada banyak wisatawan yang akhirnya melihat objek wisata yang dimiliki Desa Paksebali.

“Yang mana mereka tidak jarang mengambil foto dan mengunggahnya di media sosial milik mereka. Jadi sangat menguntungkan dari segi promosi juga,” terang Ariadi.

Sehingga tidak heran dengan berbagai upaya dan usaha yang dikelola Desa Paksebali, pendapatan asli desa (PAD) setiap tahunnya rata-rata mengalami peningkatan.

Jika PAD Paksebali pada tahun 2013 mencapai Rp 7.574.000, di tahun 2014 menjadi Rp 14.290.7450, dan di tahun 2015 menjadi 18.226.351,

kemudian di tahun 2016 mengalami sedikit penurunan menjadi Rp 17.716.428 dan peningkatan paling signifikan pada 2017 yakni Rp 60.672.000.

Usaha yang dikelola desa, di antaranya pengelolaan objek, pengelolaan air minum, pengelolaan sampah, simpan pinjam keuangan, pasar desa dan lainnya.

“Pemasukan PAD paling tinggi dari sektor pariwisata mencapai 20 persen. Sementara untuk aset BUMDes dikelola

hingga akhir tahun 2017 mencapai Rp 5 miliar. Jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 61 orang,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/