25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:33 AM WIB

Jamin Sistem Pemasaran, Bali Perlu Pasar Induk Buah Tropis

DENPASAR – Untuk mempermudah sistem distribusi hasil pertanian terutama bagi petani lokal di Bali,

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali mengusulkan agar di Bali ada salah satu pasar induk yang menjual semua hasil pertanian buah lokal.

Melalui pasar induk buah ini diharapkan mampu mempermudah rantai distribusi produk buah dengan konsumen.

Ketua HKTI Bali I Nyoman Suparta mengatakan, Bali memiliki kondisi yang lebih spesifik ketimbang daerah lainnya.

Di mana kalangan konsumennya tidak hanya dari warga lokal saja, melainkan juga wisatawan asing karena Bali merupakan daerah wisata.

“Sekarang konsumen cukup meningkat. Persaingan pedagang dan produk cukup banyak. Antara buah impor dan lokal,” tuturnya.

Permasalahan yang dihadapi petani buah lokal, kata dia, ada pada kontinuitas serta kualitas produksi buah.

Kondisi ini terjadi lantaran petani tidak memiliki gairah untuk memproduksi lebih banyak buah lokal. Kurangnya gairah petani lokal lantaran tidak adanya kepastian harga serta distribusi yang pasti.

Sehingga petani lokal akan berfikir ulang ketika akan meningkatkan produksinya. “Jadi, petani di Bali masih bingung pasar distribusinya.

Takutnya ketika produksi meningkat, tapi pasarnya tidak jelas kan akan rugi. Kalau sudah koneksi jelas, petani kita akan lebih semangat,” jelasnya.

Untuk itu HKTI Bali memberikan usulan untuk membuat pasar induk buah di Bali. Dengan begitu, sistem pemasaran produk akan lebih pasti dan menjanjikan.

“Saya sudah lama usulkan ini (pasar induk buah). Jadi pembeli dalam skala besar atau kecil gampang mencari,” bebernya.

Ada beberapa rancangan yang ditawarkan ketika pasar induk buah tersebut bisa terwujud. Di antaranya, satu lokasi pendistribusian produk

dari petani lokal, dengan demikian akan ada kepastian produk tersebut dibeli oleh masing-masing konsumen maupun grosiran.

Selanjutnya akan diadakan hubungan kontrak antar petani dengan pihak hotel dan restoran dalam pendistribusian lebih cepat.

“Kalau ini disetujui otomatis akan meningkatkan kesejahteraan petani lokal dari segi pendapatan,” kata Suparta.

Dia menambahkan, ketika pasar induk buah ini tersedia, akan memberikan pemahaman masyarakat Bali, ketika ingin mendapatkan buah datang ke Pasar induk tersebut.

“Jadi dimudahkan. Karena pembentukan suatu citra atau kesan dalam bisnis pemasaran sangat penting. Ini membuat harga buah stabil,” tandasnya.

DENPASAR – Untuk mempermudah sistem distribusi hasil pertanian terutama bagi petani lokal di Bali,

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali mengusulkan agar di Bali ada salah satu pasar induk yang menjual semua hasil pertanian buah lokal.

Melalui pasar induk buah ini diharapkan mampu mempermudah rantai distribusi produk buah dengan konsumen.

Ketua HKTI Bali I Nyoman Suparta mengatakan, Bali memiliki kondisi yang lebih spesifik ketimbang daerah lainnya.

Di mana kalangan konsumennya tidak hanya dari warga lokal saja, melainkan juga wisatawan asing karena Bali merupakan daerah wisata.

“Sekarang konsumen cukup meningkat. Persaingan pedagang dan produk cukup banyak. Antara buah impor dan lokal,” tuturnya.

Permasalahan yang dihadapi petani buah lokal, kata dia, ada pada kontinuitas serta kualitas produksi buah.

Kondisi ini terjadi lantaran petani tidak memiliki gairah untuk memproduksi lebih banyak buah lokal. Kurangnya gairah petani lokal lantaran tidak adanya kepastian harga serta distribusi yang pasti.

Sehingga petani lokal akan berfikir ulang ketika akan meningkatkan produksinya. “Jadi, petani di Bali masih bingung pasar distribusinya.

Takutnya ketika produksi meningkat, tapi pasarnya tidak jelas kan akan rugi. Kalau sudah koneksi jelas, petani kita akan lebih semangat,” jelasnya.

Untuk itu HKTI Bali memberikan usulan untuk membuat pasar induk buah di Bali. Dengan begitu, sistem pemasaran produk akan lebih pasti dan menjanjikan.

“Saya sudah lama usulkan ini (pasar induk buah). Jadi pembeli dalam skala besar atau kecil gampang mencari,” bebernya.

Ada beberapa rancangan yang ditawarkan ketika pasar induk buah tersebut bisa terwujud. Di antaranya, satu lokasi pendistribusian produk

dari petani lokal, dengan demikian akan ada kepastian produk tersebut dibeli oleh masing-masing konsumen maupun grosiran.

Selanjutnya akan diadakan hubungan kontrak antar petani dengan pihak hotel dan restoran dalam pendistribusian lebih cepat.

“Kalau ini disetujui otomatis akan meningkatkan kesejahteraan petani lokal dari segi pendapatan,” kata Suparta.

Dia menambahkan, ketika pasar induk buah ini tersedia, akan memberikan pemahaman masyarakat Bali, ketika ingin mendapatkan buah datang ke Pasar induk tersebut.

“Jadi dimudahkan. Karena pembentukan suatu citra atau kesan dalam bisnis pemasaran sangat penting. Ini membuat harga buah stabil,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/