TABANAN – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga menyentuh angka Rp 14.895 menyebabkan harga pakan ternak mengalami kenaikan cukup signifikan.
Kenaikan pakan ternak bukan hanya pada pakan konsentrat, tapi juga dedak dan pakan jagung. Salah seorang peternak ayam petelur
di Senganan, Penebel, Tabanan, I Gusti Ngurah Kertanegara mengungkapkan, naiknya harga pakan ternak ayam terjadi sejak 4 bulan lalu. Ironisnya, tahun ini sudah empat kali mengalami kenaikan.
“Sebelumnya harga pakan konsentrat Rp 360 ribu, kini mengalami kenaikan Rp 30 ribu. Jadi, harga pakan konsentrat per satu sak yang berisi 50 kilogram menjadi Rp 390 ribu,” kata Ngurah.
Sedangkan untuk pakan jagung awalnya berharga Rp 4.000 kemudian naik menjadi Rp 5.500. Pakan dedak juga mengalami kenaikan dari Rp 2.300 per kilogram menjadi Rp 3.100.
Naiknya harga pakan ternak ini jika dibanding dengan biaya operasional pengeluaran peternak telur tak sebanding. Peternak ayam petelur lebih banyak biaya pengeluaran ketimbang pemasukan.
“Untungnya tipis sekali. Itu belum termasuk biaya gaji dari pekerja. Mau tidak mau kami harus merugi,” katanya.
Menurutnya, kenaikan harga pakan ayam diakibatkan karena naiknya dolar Amerika belakangan ini. Peternak ayam petelur tak dapat berbuat apa dengan kenaikan harga pakan.
Yang jelas, harga pakan cukup memberatkan. “Kami berharap pemerintah turun tangan terkait kenaikan harga pakan ayam. Agar harga pakan kembali normal,” ujarnya.
Masalahnya lagi, kenaikan harga pakan tidak sebanding dengan harga telur ayam. Per butir telur ayam seharga Rp 1.120 tak mengalami kenaikan.