SINGARAJA – Aktivitas menggadaikan barang di Kabupaten Buleleng, menunjukkan trend peningkatan. Aksi gadai meningkat, menyusul kebutuhan uang tunai di masyarakat semakin tinggi.
Pantuan Jawa Pos Radar Bali, suasana di Pegadaian Cabang Singaraja sejak pagi kemarin (6/4) sudah padat. Warga juga sudah meluber hingga ke halaman kantor pegadaian.
Sebuah tenda juga telah dipasang di halaman. Kepala Pegadaian Cabang Singaraja Gede Anom mengakui aktifitas gadai sejak sepekan terakhir mulai menunjukkan trend peningkatan.
Kebanyakan warga memilih “mencairkan” aset mereka, untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.
“Sekarang pariwisata kan nggak jalan. Sedangkan di Bali pariwisata itu tonggak (ekonomi). Akhirnya orang datang menggadai. Mudah-mudahan kondisi ini segera berakhir,” kata Gede Anom kemarin.
Lebih lanjut Gede Anom mengatakan, pihaknya kini tengah mempersiapkan alternatif restrukturisasi kredit dan gadai bagi nasabah.
Untuk masyarakat yang mengambil kredit mikro non gadai, diberikan waktu penundaan pelunasan selama sebulan.
Sedangkan untuk nasabah gadai, diberikan kemudahan untuk menunda kewajiban mereka selama 15 hari.
Ia pun berharap agar kondisi perekonomian yang lesu bisa segera pulih.
Apabila pandemi Covid-19 berakhir, ia optimistis kondisi laporan keuangan bisa stabil. Namun, bila kondisi ini berkepanjangan, tak menutup kemungkinan laporan keuangan menjadi sedikit terganggu.
Terutamanya dari laporan cash flow. “Kalau tidak ditebus, dampaknya kan barang menumpuk dan harus kami lelang. Padahal lelang itu kan alternatif terakhir. Idealnya kan orang datang
ke pegadaian, menggadaikan barang, uangnya digunakan modal kerja, ketika ada pendapatan akhirnya ditebus. Kalau sekarang kan ada kemungkinan itu hanya digunakan untuk konsumsi saja,” imbuhnya.
Sekadar diketahui, dari aktifitas bisnis yang berjalan di Pegadaian, sebesar 82 persen merupakan bisnis gadai.
Sisanya merupakan bisnis pinjaman non gadai yang bergerak di bidang jaminan fidusia (kredit kendaraan atau kredit dengan jaminan BPKB), serta jaminan sertifikat tanah.
Khusus di bidang bisnis gadai, sebagian besar nasabah menyerahkan logam mulia sebagai barang gadai.
Besar logam mulia yang masuk dalam gadai, mencapai 98 persen dari total bisnis gadai di Pegadaian Singaraja. Sementara sisanya, gadai berupa kendaraan dan elektronik.