AMLAPURA — Pasebaya Agung yang merupakan relawan di Lingkar Gunung Agung membuat jalur trekking di lingkar Lereng Gunung Agung. Jalur trekking ini dibuat sebagai jalur pendakian sekaligus menelusuri Gunung Agung dari lingkar aman. Pengerjaan jalur tersebut dilakukan Relawan Pasebaya Agung bersama dengan pemandu lokal yang selama ini banyak mengantar wisatawan melakukan pendakian di Gunung Agung.
Sementara itu menurut Ketua Pasebaya Agung I Gede Pawana, jalur ini dibuat beberapa bagian. Sehingga wisatawan yang akan berkeliling di lingkar Gunung Agung bisa menggunakan beberapa rute.
Pengerjaan rute dilakukan dengan melibatkan 27 orang relawan. Ini merupakan rute baru yang baru dibuat tim Relawan Pasebaya Agung. Rute kali ini jika susuri secara penuh akan membutuhkan waktu tiga hari tiga malam.
Rute tersebut adalah dari Pura Pengubengan, Besakih menuju Pura Pasar Agung, Selat. Kemudian ada rute lainnya dari Pura Pasar Agung, Selat menuju Yeh Kori, Jungutan, Babandem. Dari Yeh Kori nantinya akan ada jalur menuju Pura Nangka, Bebandem. Kemudian dari Pura Nangka menuju Dukuh, Abang dan dari Dukuh kembali ke Pura Pengubengan.
Pawana berharap dengan jalur ini para wisatawan yang akan menikmati Gunung Agung bisa datang ke Gunung Agung untuk berkeliling. Zona ini menurut Pawana tetap berada di zona aman dengan radius lebih dari 2 kilometer. Hal ini sesuai dengan rekomendasi PVMBG yakni zona aman Gunung Agung pada 2 kilometer, sehingga pendaki tidak boleh naik mendekati zona 2 kilometer. Sementara di bawah zona tersebut masih aman.
Pawana berharap dengan adanya rute ini nantinya wisatawan kembali datang ke Karangasem. Dengan demikian mata pencaharian para guide lokal di lereng Gunung Agung yang sudah tiga tahun sejak Gunung Agung erupsi tidak bekerja bisa kembali bekerja. Terlebih saat pandemi corona baru sekarang ini mereka juga sulit mencari mata pencaharian.
Rute ini sendiri nantinya akan diserahkan ke guide lokal di lereng Gunung Agung yang selama ini kerap mengantarkan para pendaki. Hanya saja penyusuran jalur ini jika ada tamu tetap mengedepankan protokol Covid-19. Yakni maksimal 15 orang. Jika ada rombongan lebih dari itu maka akan dibagi dua regu dengan pelepasan regu akan diatur sedemikian rupa sehingga bisa menjaga jarak.
“Kami Pasebaya hanya memfasilitasi saja,” ujar Pawana Jumat (14/8/2020).
Sementara setiap rute nanti akan ada pos dan dilengkapi dengan guide yang siap mengantar para pandaki. Jalur yang dibuat ini khusus pejalan kaki, tidak bisa dilalui kendaraan.
Sementara kemarin dibuat jalur tembus dari Pasar Agung menuju Yeh Kori. Jalur ini bisa ditempuh dengan tiga jam. Awalnya bisa ditembus lima jam. Namun bisa dipersingkat dengan membuat beberapa jalur tembus.
Pembuatan jalur ini sendiri sudah direncanakan Pasebaya Agung begitu penurunan status Gunung Agung. Pawana menambahkan kalau guide lokal yang selama ini mengantar pendaki juga merupakan relawan Pasebaya Agung. Mereka juga telah banyak membantu dengan memberikan laporan terkait kondisi Gunung Agung.
Dengan jalur ini bisa menghubungkan beberapa obyek yang ada di lereng Gunung Agung. Di antaranya edelwis dan beberapa spot yang ada di lereng Gunung Agung. Sehingga para pendaki nantinya bisa menikmati pemandangan yang indah di lereng Gunung Agung.
Hadir dalam pembuatan jalur kemarin Sekretaris Pasebaya Agung I Wayan Suara Arsana. Tambah suara jalur ini juga bisa di nikmati para pendaki dan juga bagi mereka yang suka berkemah. Rute pendakian ini sendiri untuk sementara di fokuskan untuk wisatawan lokal dan nusantara. Karena saat Covid-19 saat ini belum ada wisatawan asing yang datang ke Gunung Agung.
Sementara untuk wisatawan yang ingin melakukan trekking di lingkar Gunung Agung bisa menghubungi Pasebaya Agung, selaian lewat HP juga bisa dengan Radio Komunikasi (HT). Para wisatawan akan diregister sehingga gampang malakukan monitoring dan juga pertolongan jika terjadi sesuatu.