25.4 C
Jakarta
25 November 2024, 7:13 AM WIB

Badung Berlakukan PSBB, Ini Fakta Kasus Covid-19 Versi Kadiskes

MANGUPURA – Kepala Dinas Kesehatan Badung dr. Nyoman Gunarta mengakui belum berani memastikan bagaimana

skema Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)/Pembatasan Pemberlakuan Kesehatan Masyarakat (PPKM) yang diinstruksikan pemerintah pusat.

Pihaknya juga masih menunggu arahan dari pimpinan. Menurut dr. Gunarta, kalau mengacu kepada empat kriteria provinsi, kabupaten,

atau kota yang diarahkan melaksanakan pembatasan kegiatan masyarakat, yakni tingkat kematian di atas rata-rata tingkat kematian nasional atau 3 persen.

Kemudian tingkat kesembuhan di bawah rata-rata nasional yakni 82 persen. Kasus aktif di atas kasus aktif rata-rata nasional, yaitu 14 persen.

Serta tingkat keterisian rumah sakit untuk ICU dan isolasi di atas 70 persen.” Kalau untuk kasus  aktif sampai tadi malam (Rabu, malam) di angka 10,73 persen.

Itu artinya kita masih di bawah nasional yakni 14 persen. Namun, data terakhir tingkat keterisian ruang isolasi dan ICU diatas 70 persen. Makanya satu kriteria itu bisa membuat Badung kena PSBB,” terang Gunarta.

Dokter asal Sibang Gede itu mengatakan, untuk angka kematian covid-19 di Kabupaten Badung masih di angka 1,9 persen. Hal itu pun lebih kecil dari angka nasional yang mencapai 3 persen. Sementara angka kesembuhannya malah tinggi.

“Angka kematian di Badung cuma 1,9 persen. Kalua angka kesembuhan pasien covid-19 di Badung malah lebih tinggi dari yang ditetapkan nasional. Kami di Badung angka kesembuhan mencapai 89,27 persen,” beber mantan Dirut RSD Mangusada ini.

Sementara grafik kasus di Badung sejatinya naik turun. Disebutkan pada bulan November kasus positif covid-19 mulai mengalami penurunan.

Namun, di Bulan Desember 2019 pada minggu pertama kasus positif covid-19 mulai mengalami peningkatan. Hingga minggu kedua pada bulan Desember terjadi peningkatan drastis.

“Pada saat itu kan ada perayaan Natal dan Tahun Baru. Nah pada awal bulan itu, aktivitas masyarakat mulai meningkat.

Apalagi data BNPB pusat  kepatuhan terkait prokes itu mengalami penurunan, itu yang kami perkirakan potensi penyebaran,” bebernya.

Sementara  untuk di Badung cluster keluarga masih mendominasi. Ia mengaku kasus positif  di cluster keluarga sangat tinggi yakni di angka 20 persen. 

“Ini yang menurut kami perlu antisipasi. Termasuk kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Karena itu potensial yang menurut kami adanya penambahan kasus,” jelasnya. 

MANGUPURA – Kepala Dinas Kesehatan Badung dr. Nyoman Gunarta mengakui belum berani memastikan bagaimana

skema Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)/Pembatasan Pemberlakuan Kesehatan Masyarakat (PPKM) yang diinstruksikan pemerintah pusat.

Pihaknya juga masih menunggu arahan dari pimpinan. Menurut dr. Gunarta, kalau mengacu kepada empat kriteria provinsi, kabupaten,

atau kota yang diarahkan melaksanakan pembatasan kegiatan masyarakat, yakni tingkat kematian di atas rata-rata tingkat kematian nasional atau 3 persen.

Kemudian tingkat kesembuhan di bawah rata-rata nasional yakni 82 persen. Kasus aktif di atas kasus aktif rata-rata nasional, yaitu 14 persen.

Serta tingkat keterisian rumah sakit untuk ICU dan isolasi di atas 70 persen.” Kalau untuk kasus  aktif sampai tadi malam (Rabu, malam) di angka 10,73 persen.

Itu artinya kita masih di bawah nasional yakni 14 persen. Namun, data terakhir tingkat keterisian ruang isolasi dan ICU diatas 70 persen. Makanya satu kriteria itu bisa membuat Badung kena PSBB,” terang Gunarta.

Dokter asal Sibang Gede itu mengatakan, untuk angka kematian covid-19 di Kabupaten Badung masih di angka 1,9 persen. Hal itu pun lebih kecil dari angka nasional yang mencapai 3 persen. Sementara angka kesembuhannya malah tinggi.

“Angka kematian di Badung cuma 1,9 persen. Kalua angka kesembuhan pasien covid-19 di Badung malah lebih tinggi dari yang ditetapkan nasional. Kami di Badung angka kesembuhan mencapai 89,27 persen,” beber mantan Dirut RSD Mangusada ini.

Sementara grafik kasus di Badung sejatinya naik turun. Disebutkan pada bulan November kasus positif covid-19 mulai mengalami penurunan.

Namun, di Bulan Desember 2019 pada minggu pertama kasus positif covid-19 mulai mengalami peningkatan. Hingga minggu kedua pada bulan Desember terjadi peningkatan drastis.

“Pada saat itu kan ada perayaan Natal dan Tahun Baru. Nah pada awal bulan itu, aktivitas masyarakat mulai meningkat.

Apalagi data BNPB pusat  kepatuhan terkait prokes itu mengalami penurunan, itu yang kami perkirakan potensi penyebaran,” bebernya.

Sementara  untuk di Badung cluster keluarga masih mendominasi. Ia mengaku kasus positif  di cluster keluarga sangat tinggi yakni di angka 20 persen. 

“Ini yang menurut kami perlu antisipasi. Termasuk kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Karena itu potensial yang menurut kami adanya penambahan kasus,” jelasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/