25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:21 AM WIB

Kekurangan Siswa, Kasek SMP Nasional Protes Sistem Zonasi

NEGARA – Kondisi SMP Nasional benar-benar memprihatinkan. Selain minim siswa, gedung sekolah banyak yang rusak.

Yang menjadi persoalan, tiap penerimaan siswa baru, minim sekali yang berminat di SMP Nasional, Jembrana.

Kepala SMP Nasional 1 Negara I Nengah Kalem khawatir, pada penerimaan siswa berikutnya sekolahnya semakin tertinggal lagi, tidak ada siswa yang mau mendaftar.

“Tahun ajaran 2016 lalu hanya satu siswa yang mendaftar. Siswa yang sekarang kelas VIII ini sebagian besar pindahan dari sekolah lain,” ujar Kalem.

Minimnya siswa di sekolah swasta ini, menurut pensiunan guru ini menduga akibat sistem zonasi yang tidak dijalankan dengan baik.

Terbukti dari sejumlah sekolah negeri masih menerima siswa dari luar zona. Siswa yang tidak diterima di sekolah di zona semestinya, memilih sekolah negeri lain yang di luar zona.

“Sekolah negeri jadi tujuan utama, akibatnya sekolah swasta tidak ada siswa. Kalau sistem zona ini ketat, pasti sekolah swasta kebagian siswa juga,” tambahnya. 

Menyinggung sarana dan prasarana sekolah, dari sekitar 10 ruang kelas yang ada hanya 3 kelas yang dipakai untuk kegiatan belajar mengajar.

Sebagian besar ruang kelas tidak digunakan karena tidak ada siswa. Bahkan, salah satu gedung sekolah rusak parah pada bagian atap dan tidak kunjung diperbaiki.

Gedung sekolah tersebut bantuan dari pemerintah pusat digunakan untuk perpustakaan. Karena sejak setahun terakhir bagian atap jebol, tidak digunakan lagi.

Meski rusak parah dan membahayakan, siswa masih sering beraktivitas di sekitar gedung karena sekitar gedung lebih teduh.

“Nanti akan kami rapatkan dengan komite untuk perbaikan,” pungkasnya.

NEGARA – Kondisi SMP Nasional benar-benar memprihatinkan. Selain minim siswa, gedung sekolah banyak yang rusak.

Yang menjadi persoalan, tiap penerimaan siswa baru, minim sekali yang berminat di SMP Nasional, Jembrana.

Kepala SMP Nasional 1 Negara I Nengah Kalem khawatir, pada penerimaan siswa berikutnya sekolahnya semakin tertinggal lagi, tidak ada siswa yang mau mendaftar.

“Tahun ajaran 2016 lalu hanya satu siswa yang mendaftar. Siswa yang sekarang kelas VIII ini sebagian besar pindahan dari sekolah lain,” ujar Kalem.

Minimnya siswa di sekolah swasta ini, menurut pensiunan guru ini menduga akibat sistem zonasi yang tidak dijalankan dengan baik.

Terbukti dari sejumlah sekolah negeri masih menerima siswa dari luar zona. Siswa yang tidak diterima di sekolah di zona semestinya, memilih sekolah negeri lain yang di luar zona.

“Sekolah negeri jadi tujuan utama, akibatnya sekolah swasta tidak ada siswa. Kalau sistem zona ini ketat, pasti sekolah swasta kebagian siswa juga,” tambahnya. 

Menyinggung sarana dan prasarana sekolah, dari sekitar 10 ruang kelas yang ada hanya 3 kelas yang dipakai untuk kegiatan belajar mengajar.

Sebagian besar ruang kelas tidak digunakan karena tidak ada siswa. Bahkan, salah satu gedung sekolah rusak parah pada bagian atap dan tidak kunjung diperbaiki.

Gedung sekolah tersebut bantuan dari pemerintah pusat digunakan untuk perpustakaan. Karena sejak setahun terakhir bagian atap jebol, tidak digunakan lagi.

Meski rusak parah dan membahayakan, siswa masih sering beraktivitas di sekitar gedung karena sekitar gedung lebih teduh.

“Nanti akan kami rapatkan dengan komite untuk perbaikan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/