GIANYAR – Hari ini bertepatan dengan rahinan Tumpek Wayang. Pihak keluarga Ni Putu Septyan Parmadani di Banjar Palak, Desa Sukawati, disebut-sebut bersedia melangsungkan upacara Manca Warna.
Kelian Banjar Palak Made Sanggra mengaku pihak keluarga bersedia menanggung sendiri biaya upacara Rsi Gana Alit itu.
“Dari pihak keluarga sudah mengikhlaskan dan bersedia menanggung biaya upacaranya,” ujar Made Sanggra.
Menurut Sanggra, dari segi ekonomi, pihak keluarga merasa mampu menanggung upacara sehingga tidak dibantu oleh banjar. “Disamping itu keluarga tidak mau merepotkan masyarakat,” jelasnya.
Upacara rencananya berlangsung pukul 11.00 itu akan dipuput oleh Jro Mangku Dalem Sukawati. “Upacara dan banten ini atas arahan dari Ida Pedanda Mas di Banjar Gelumpang,” terangnya.
Upacara hari ini hanya akan dihadiri oleh prajuru banjar dan bendesa saja. “Tidak melibatkan krama, pihak kerabat dan keluarga saja. Tapi ada upasaksi (yang menyaksian dari prajuru desa, red),” tukasnya.
Upacara mecaru Manca Warna ini sendiri merupakan hasil paruman desa bersama bendesa. Disepakati untuk menggelar upacara dengan maksud menetralisir pengaruh buruk akibat aksi ibu terhadap tiga anaknya tersebut.
GIANYAR – Hari ini bertepatan dengan rahinan Tumpek Wayang. Pihak keluarga Ni Putu Septyan Parmadani di Banjar Palak, Desa Sukawati, disebut-sebut bersedia melangsungkan upacara Manca Warna.
Kelian Banjar Palak Made Sanggra mengaku pihak keluarga bersedia menanggung sendiri biaya upacara Rsi Gana Alit itu.
“Dari pihak keluarga sudah mengikhlaskan dan bersedia menanggung biaya upacaranya,” ujar Made Sanggra.
Menurut Sanggra, dari segi ekonomi, pihak keluarga merasa mampu menanggung upacara sehingga tidak dibantu oleh banjar. “Disamping itu keluarga tidak mau merepotkan masyarakat,” jelasnya.
Upacara rencananya berlangsung pukul 11.00 itu akan dipuput oleh Jro Mangku Dalem Sukawati. “Upacara dan banten ini atas arahan dari Ida Pedanda Mas di Banjar Gelumpang,” terangnya.
Upacara hari ini hanya akan dihadiri oleh prajuru banjar dan bendesa saja. “Tidak melibatkan krama, pihak kerabat dan keluarga saja. Tapi ada upasaksi (yang menyaksian dari prajuru desa, red),” tukasnya.
Upacara mecaru Manca Warna ini sendiri merupakan hasil paruman desa bersama bendesa. Disepakati untuk menggelar upacara dengan maksud menetralisir pengaruh buruk akibat aksi ibu terhadap tiga anaknya tersebut.
