DENPASAR – Menuju kompetisi safety riding tingkat regional yang akan dilaksanakan pada akhir Maret ini, Astra Motor Bali mengajak komunitas Honda yang tergabung dalam Honda Community Bali (HCB) untuk mengasah kemampuan dalam pelatihan safety riding.
Komunitas yang terlibat dalam pelatihan ini CCI Bali Dewata, HVIC, VIBER, HMPC,HSFCI,HCST,HCRC dengan total peserta 20 orang melakukan latihan di halaman gudang Megati Tabanan, 11 Maret 2018.
“Pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan fisik dan mental peserta yang akan mengikuti kompetisi di tingkat regional,” ungkap Ngurah Iswahyudi selaku PIC Honda Community Astra Motor Bali.
Gambaran mengenai penilaian kompetisi Safety riding ini, memiliki 3 kriteria penilaian. Pertama Akurasi.
Seberapa akurat pengendalian kontestan tanpa melakukan kesalahan. Kedua, teknik Berkendara. Seberapa tinggi tingkat kemampuan berkendara peserta, yang diukur dengan kuantitatif terhadap waktu, jarak dan sebagainya.
Ketiga, kriteria kemampuan untuk implementasi, dimana seseorang dapat menjadi model atau contoh dalam berkendara dengan cara yang benar seperti ketenangan, kebiasaan melakukan safety check, postur berkendara yang benar dan pelaksanaan seluruh prosedur pemeriksaan keselamatan tanpa kesalahan.
DENPASAR – Menuju kompetisi safety riding tingkat regional yang akan dilaksanakan pada akhir Maret ini, Astra Motor Bali mengajak komunitas Honda yang tergabung dalam Honda Community Bali (HCB) untuk mengasah kemampuan dalam pelatihan safety riding.
Komunitas yang terlibat dalam pelatihan ini CCI Bali Dewata, HVIC, VIBER, HMPC,HSFCI,HCST,HCRC dengan total peserta 20 orang melakukan latihan di halaman gudang Megati Tabanan, 11 Maret 2018.
“Pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan fisik dan mental peserta yang akan mengikuti kompetisi di tingkat regional,” ungkap Ngurah Iswahyudi selaku PIC Honda Community Astra Motor Bali.
Gambaran mengenai penilaian kompetisi Safety riding ini, memiliki 3 kriteria penilaian. Pertama Akurasi.
Seberapa akurat pengendalian kontestan tanpa melakukan kesalahan. Kedua, teknik Berkendara. Seberapa tinggi tingkat kemampuan berkendara peserta, yang diukur dengan kuantitatif terhadap waktu, jarak dan sebagainya.
Ketiga, kriteria kemampuan untuk implementasi, dimana seseorang dapat menjadi model atau contoh dalam berkendara dengan cara yang benar seperti ketenangan, kebiasaan melakukan safety check, postur berkendara yang benar dan pelaksanaan seluruh prosedur pemeriksaan keselamatan tanpa kesalahan.
