AMLAPURA – Sempat tenang, bahkan didaki warga Temukus, Rendang, yang ingin memastikan kondisi terbaru puncak kawah, Gunung Agung kembali meletus pukul 22.45, Senin (30/4) malam.
Letusan kali ini menghasilkan kolom abu warna putih setinggi kurang lebih 1.500 meter dari puncak dengan arah condong ke barat.
Berdasar laporan petugas PVMBG, Anwar Sidiq, pada saat meletus, suasana sedang cerah, cenderung berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang dan condong mengarah ke barat.
Letusan terjadi selama 172 detik dengan amplitude 23 mm, dan embusan selama 34 – 35 detik dengan amplitude 4 – 13 mm.
Pada saat meletus terjadi gempa vulkanik dalam selama 13 detik dan gempa tektonik jauh kurang lebih 114 detik.
PVMBG merekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung, dan wisatawan tidak berada di zona perkiraan bahaya di dalam radius 4 km dari puncak gunung.
PVMBG juga menghimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan
AMLAPURA – Sempat tenang, bahkan didaki warga Temukus, Rendang, yang ingin memastikan kondisi terbaru puncak kawah, Gunung Agung kembali meletus pukul 22.45, Senin (30/4) malam.
Letusan kali ini menghasilkan kolom abu warna putih setinggi kurang lebih 1.500 meter dari puncak dengan arah condong ke barat.
Berdasar laporan petugas PVMBG, Anwar Sidiq, pada saat meletus, suasana sedang cerah, cenderung berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang dan condong mengarah ke barat.
Letusan terjadi selama 172 detik dengan amplitude 23 mm, dan embusan selama 34 – 35 detik dengan amplitude 4 – 13 mm.
Pada saat meletus terjadi gempa vulkanik dalam selama 13 detik dan gempa tektonik jauh kurang lebih 114 detik.
PVMBG merekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung, dan wisatawan tidak berada di zona perkiraan bahaya di dalam radius 4 km dari puncak gunung.
PVMBG juga menghimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan
