DENPASAR – Berdasar hasil pantauan harga pada bulan September 2018, Kota Denpasar tercatat mengalami deflasi sebesar 0,52 persen.
Deflasi ini berdasar Indeks Harga Konsumen (IHK 2012=100) sebesar 130,18. Deflasi yang terjadi disebabkan penurunan harga-harga dari kelompok komoditas tertentu.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat bahwa deflasi pada bulan September 2018 tercatat disumbangkan oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,5470 persen;
kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,0738 persen, serta kelompok sandang sebesar 0,0403 persen.
Kepala BPS Bali Adi Nugroho mengatakan, kelompok pengeluaran yang tercatat memberikan andil inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,0613 persen.
Selanjutnya dari kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,0479 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,0245 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,0110 persen.
“Dari segi komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau memberikan sumbangan deflasi di Bulan September seperti daging ayam ras,
cabai rawit, bawang merah, cabai merah, ikan tongkol/ambu-ambu, buncis, beras, dan tarif angkutan udara,” tuturnya.
Sementara untuk komoditas yang tercatat mengalami peningkatan harga atau memberikan sumbangan inflasi antara lain, tarif pendidikan akademi/perguruan tinggi, semen, pasta gigi, dan pisang.