29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:57 AM WIB

Diguyur Hujan, Rumah Pengusaha Minyak Urut di BCA Land Kediri Ambrol

TABANAN – Salah satu unit rumah milik pengusaha minyak urut yang berlokasi di perumahan BCA Land, Banjar Koripan Kaja, Abiantuwung, Kediri, mendadak longsor.

Beruntung dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, namun minyak urut untuk kebutuhan ekspor tersebut ikut menjadi korban hingga mengakibatkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

Rumah milik Syarifuddin yang dijadikan loaksi pengemasan minyak urut tersebut berada di pinggiran tebing.

Akibat hujan deras dan berlangsung cukup lama Kamis lalu itu mengakibatkan senderan tebing setinggi kurang lebih 17 meter itu amblas.

Syarifuddin, pemilik rumah sekaligus pemilik usaha ditemui kemarin menuturkan, kejadian longsor mulai terjadi sekitar pukul 18.00 sore hari.

Saat itu di dalam rumah terdapat lima sampai enam orang pekerja yang berasal dari Bima, NTB. Mereka tengah beristirahat usai mengemas minyak urut yang akan diekspor ke beberapa negara seperti Australia dan beberapa negara di Eropa.

 “Para pekerja lagi berisitarahat, ada juga yang sedang memasak,” tuturnya. Tepat pukul 18.00 itu, para pekerja merasakan ada getaran.

Saat dilihat keluar ternyata bagian tanah pinggiran rumah sudah dalam kondisi amblas. Karena kejadian longsor itu tidak berlangsung instan,

para pekerja sempat menyelamatkan beberapa barang-barang dan satu unit mobil ambulance milik persatuan warga Bima Bali itu.

Akhirnya, dua ruangan yakni dapur dan satu unit kamar tidur roboh diterjang longsor. “Di rumah ini hanya untuk pengemasan saja.

Beruntung kejadian ini tidak ada korban jiwa, kalau kejadian pas jam tidur mungkin tidak tahu lagi,” terang pengusaha asal Kecamatan Palibelo, Bima ini.

Syarifuddin yang tinggal di Denpasar baru mengetahui  kejadian tersebut setelah ada laporan dari pekerjanya. Akibat kejadian itu, pihaknya menderita kerugian hingga Rp700 juta.

Karena ribuan botol minyak urut siap ekspor dalam kondisi rusak. Perkiraan kerugian ratusan juta itu dari hitung-hitungan biaya perproduksi yang mencapai Rp 150 ribu per botol.

“Kalau dihitung berdasar nilai jual bisa sampai miliaran,” sambungnya. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pihak perumahan untuk mencari solusi atas musibah ini. “Rumah ini ditempati sekitar dua tahunan,” tandasnya. 

TABANAN – Salah satu unit rumah milik pengusaha minyak urut yang berlokasi di perumahan BCA Land, Banjar Koripan Kaja, Abiantuwung, Kediri, mendadak longsor.

Beruntung dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, namun minyak urut untuk kebutuhan ekspor tersebut ikut menjadi korban hingga mengakibatkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

Rumah milik Syarifuddin yang dijadikan loaksi pengemasan minyak urut tersebut berada di pinggiran tebing.

Akibat hujan deras dan berlangsung cukup lama Kamis lalu itu mengakibatkan senderan tebing setinggi kurang lebih 17 meter itu amblas.

Syarifuddin, pemilik rumah sekaligus pemilik usaha ditemui kemarin menuturkan, kejadian longsor mulai terjadi sekitar pukul 18.00 sore hari.

Saat itu di dalam rumah terdapat lima sampai enam orang pekerja yang berasal dari Bima, NTB. Mereka tengah beristirahat usai mengemas minyak urut yang akan diekspor ke beberapa negara seperti Australia dan beberapa negara di Eropa.

 “Para pekerja lagi berisitarahat, ada juga yang sedang memasak,” tuturnya. Tepat pukul 18.00 itu, para pekerja merasakan ada getaran.

Saat dilihat keluar ternyata bagian tanah pinggiran rumah sudah dalam kondisi amblas. Karena kejadian longsor itu tidak berlangsung instan,

para pekerja sempat menyelamatkan beberapa barang-barang dan satu unit mobil ambulance milik persatuan warga Bima Bali itu.

Akhirnya, dua ruangan yakni dapur dan satu unit kamar tidur roboh diterjang longsor. “Di rumah ini hanya untuk pengemasan saja.

Beruntung kejadian ini tidak ada korban jiwa, kalau kejadian pas jam tidur mungkin tidak tahu lagi,” terang pengusaha asal Kecamatan Palibelo, Bima ini.

Syarifuddin yang tinggal di Denpasar baru mengetahui  kejadian tersebut setelah ada laporan dari pekerjanya. Akibat kejadian itu, pihaknya menderita kerugian hingga Rp700 juta.

Karena ribuan botol minyak urut siap ekspor dalam kondisi rusak. Perkiraan kerugian ratusan juta itu dari hitung-hitungan biaya perproduksi yang mencapai Rp 150 ribu per botol.

“Kalau dihitung berdasar nilai jual bisa sampai miliaran,” sambungnya. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pihak perumahan untuk mencari solusi atas musibah ini. “Rumah ini ditempati sekitar dua tahunan,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/